Beberapa hari yang lalu, kepolisian Republik Indonesia kembali membongkar kelompok yang menyebarkan ujaran kebencian dan konten sentimen SARA di media sosial. Kali ini yang dibongkar adalah Muslim Cyber Army (MCA). Ada beberapa orang yang ditangkap dan sudah memberi kesaksian terkait dengan aksinya itu. Sebelumnya, kepolisian sudah membongkar dan menangkap sebagian anggota dari kelompok Saracen. Dari anggota MCA yang sudah ditangkap, ada yang mengaku bahwa dirinya pernah bergabung dengan Saracen. Kepolisian sudah menemukan adanya keterkaitan MCA dengan kelompok Saracen. Keduanya sama-sama menyebarkan informasi hoaks, ujaran kebencian, dan menyinggung sentimen suku, ras, dan antargolongan (SARA). Salah satu berita hoaks yang disebarkan kelompok ini adalah penyerangan ulama diberbagai daerah. Ada yang mengatakan bahwa berita penyerangan ulama itu bermuatan politik. Tujuannya adalah untuk menjegal pemerintah yang sah melalui media sosial. Apalagi penyebaran hoaks ini dilakukan memasuki tahun politik menjelang Pilkada Serentak tahun 2018 dan pemilihan presiden tahun 2019 nanti. Dengan memanfaatkan keresahan masyarakat dan ulama mereka hendak memicu konflik sosial yang lebih besar. Menurut Satgas Nusantara Irjen Pol. Gatot Eddy Pramono, isu hoaks itu disebarkan supaya menimbulkan keresahan masyarakat, ulama, dan ketakutan serta timbulnya konflik sosial yang besar. Dengan menyebarkankan berita hoaks tersebut, kelompok ini menginginkan agar tercipta dalam pemikiran masyarakat bahwa pemerintah tidak mampu mengelola negara, sehingga menimbulkan konflik yang besar dimana-mana. Hal ini sangat membahayakan, karena bisa mengakibatkan disintegrasi bangsa.
Berita Bohong
Berita bohong merupakan sesuatu yang tidak benar, isinya cenderung fitnah, palsu, dan tidak jelas sumbernya. Akhir-akhir ini dimedia sosial banyak sekali berseliweran berita-berita hoaks. Berita itu, ada yang berkaitan dengan kelompok Saracen, MCA dan sebagainya. Dan ada juga yang tidak ada kaitannya dengan dengan kelompok tersebut. Topik atau tema dari berita di medsos itu bermacam-macam. Mulai dari persoalan sosial dimasyarakat, politik, ekonomi, budaya, kebijakan pemerintah, bahkan berkaitan dengan isu-isu agama. Banyak tulisan-tulisan yang dishare dimedsos itu tidak memiliki dasar yang jelas. Tujuannya adalah untuk memecah belah masyarakat dan umat. Hoaks yang sering tersebar dimedsos adalah berkaitan dengan ras, suku, dan antargolongan. Berita hoaks yang menyebutkan hal itu akan cepat menyebar dan menimbulkan keresahan dimasyarakat. Dibutuhkan ketelitian untuk bisa menyaring kebenaran dari berita-berita itu. Apalagi berkaitan dengan agama. Kadang penyebar hoaks itu mengutip ayat al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Bagi orang awam yang minim pengetahuan agama cenderung menerima dan membenarkan tulisan itu. Sehingga dengan cepat dia akan menshare tulisan itu kepada orang lain. Dia tidak memikirkan dampak sosial yang ditimbulkan dari tulisan itu, benar atau salah dia tidak mengetahuinya. Yang ada dalam pikirannya adalah secepatnya orang lain tahu dengan isi dari tulisan tersebut. Hal inilah yang menyebabkan berita hoaks itu tumbuh dengan subur di media sosial.
Tabayyun
Dalam agama Islam, Allah mengajarkan kepada umat manusia, ketika mendapatkan berita dari orang Fasik maka Tabayyunlah. Artinya setiap berita yang diterima dari orang yang tidak jelas kapasitas dan keilmuannya, maka teliti dan pelajarilah terlebih dahulu. Dalam Al Qur’an disebutkan ‘Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu (Qs.49:6). Dalam ayat diatas, disebutkan apabila orang fasik memberikan sebuah berita apapun itu, maka bertabayyunlah. Fasik adalah orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah Swt. Dia seorang muslim yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya, akan tetapi dalam kehidupannya selalu menentang perintah-Nya dan jutru apa yang dilarang Allah dikerjakannya. Untuk itu, setiap kemaksiatan dan kejahatan yang dilakukannya merupakan perbuatan fasik. Dari situlah, Allah menyatakan setiap datang berita dari mereka maka bertabayyunlah. Tabayyun adalah mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas dan benar keadaan sesungguhnya. Dia meneliti dan menyeleksi suatu berita, tidak secara tergesa-gesa dalam memutuskan suatu permasalahan baik dalam perkara agama, sosial, hukum, kebijakan pemerintah pusat dan daerah, dan sebagainya hingga sampai jelas benar duduk permasalahannya, sehingga tidak ada pihak yang merasa terzhalimi atau tersakiti terkait dengan tindakannya. Setiap orang yang mendapatkan sebuah berita, dari siapa dan mana pun memperolehnya, maka teliti dulu, pelajari sebaik mungkin berita itu, kalau perlu tanyakan dengan orang yang lebih tahu dan paham tentang masalah itu. Kalau sudah jelas dan terang benderang bahwa berita itu benar, maka dipersilahkan untuk disebarkan kepada orang lain. Dengan begitu, maka kebaikan akan tersebar sehingga menimbulkan kedamaian, ketenangan dan ketentraman. Hal seperti itu yang kita harapkan agar dimasyarakat tidak ada merasa resah, takut dan gelisah akibat berita-berita hoaks. Allah memberikan ancaman bagi orang yang suka menyebarkan berita bohong dengan azab yang pedih didunia dan akhirat. Firman-Nya ‘Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu (berita bohong) tersiar dikalangan orang-orang yang beriman, mereka akan mendapat azab yang pedih didunia dan diakhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (Qs.24:19). Dengan demikian, berhati-hatilah terhadap berita-berita bohong yang datang kepada kita, telitilah dulu sebelum disebarkan. Dan juga, bagi yang suka menyebarkankan berita-berita bohong itu, segeralah bertobat sebelum datangnya azab yang pedih dari Allah Swt. Karena kalau sudah datang, dia tidak akan bisa lari dan sembunyi dari-Nya. Semua akan menerima balasan sesuai dengan perbuatannya, perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan, dan perbuatan jahat akan dibalas dengan azab yang besar. Hal itu tidak akan tertukar. Semuanya akan kita terima didunia ini dan akhirat kelak.
#Mari Sebarkan Kebaikan#
Paringin, 8 Maret 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar