MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Selasa, 20 Maret 2018

Sekolah Sebagai Pendidikan Akhlak

Pada suatu hari saya berbincang dengan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Balangan. Beliau baru saja ditugaskan untuk memimpin sekolah tersebut untuk sementara waktu, karena sekolah itu baru saja didirikan dan juga terletak jauh diperdesaan di daerah Juai Balangan. Siswanya pun baru satu kelas dan jumlahnya sekitar 15 orang saja. Akan tetapi Plt Kepala Sekolah muda itu mempunyai semangat yang bagus untuk memajukan sekolah itu. Beliau memiliki suatu program yang cukup bagus untuk membina akhlak siswanya. Dia berkata bahwa sekarang ini pendidikan semakin sulit, bukan karena adanya pelaksanaan Kurikulum 2013 atau pun materi pembelajarannya. Akan tetapi karena majunya perkembangan Ilmu dan Teknologi yang tiada batas ini menyebabkan kemerosotan akhlak bagi para siswa. Karena itu, Dia berkata bahwa pendidikan dewasa ini tidak boleh lepas dari pembinaan akhlak di sekolah, terlepas dari sekolah itu berbasis agama ataupun umum. Materi dalam pembicaraan itu terlihat sederhana saja, akan tetapi dibalik itu sebenarnya tersimpan sebuah kecemasan dari seorang guru akan keberhasilan anak didiknya. Dan saya kira ini merupakan masalah bagi semua guru dimanapun mereka mengajar. Dan juga merupakan masalah bagi dunia pendidikan di Indonesia.

Beberapa tahun terakhir ini, pendidikan kita diingatkan kembali akan pentingnya menanamkan karakter dalam semua proses pembelajaran. Pendidikan karakter telah menjadi gaung yang menggetarkan pendidikan kita. Betapa tidak? Karena selama ini, kita dininabobokan dan hanya berkonsentrasi pada “pengetahuan/kognitif” semata, sehingga melupakan aspek lain yang lebih penting, yaitu karakter. Hal ini dapat terlihat dengan gencarnya pemerintah menaikkan standar pendidikan dengan memberlakukan Ujian Nasional, bukan hanya dikalangan sekolah lanjutan pertama dan lanjutan atas (SMP/Mts, SMA/MA) saja. Pemerintah juga memberlakukannya kepada tingkat sekolah dasar dan sederajat. Walaupun mulai Ujian Nasional tahun 2013 sudah tidak diberlakukan lagi.

Menurut Prof. Dr. Ahmad Tafsir, MA (2011) karakter itu sama dengan akhlak dalam pandangan Islam. Akhlak dalam pandangan Islam adalah kepribadian. Akhak itu sangat penting, ia menjadi penanda bagi manusia. Bila akhlaknya baik maka ia adalah manusia, bila tidak, maka tentunya bukan?. Rasulullah Saw diutus Tuhan untuk menyempurnakan akhlak manusia. Tugas pendidikan adalah membantu manusia menjadi manusia. Hal ini relevan dengan tugas yag diemban oleh Rasulullah Saw, yakni menyempurnakan akhlak manusia, supaya manusia dapat melaksanakan tugasnya. Tugas manusia ialah menjadi manusia. Inilah takdir bagi manusia : manusia harus menjadi manusia. Inilah tugas dari pendidikan, yaitu membantu manusia menjadi manusia.

Pendidikan akhlak atau karakter itu merupakan tugas semua orang. Jangan hanya dibebankan kepada guru-guru agama atau para ustadz saja, akan tetapi semua elemen di sekolah, masyarakat ataupun pemerintah harus terlibat. Karena kebutuhan pendidikan akhlak ini sudah sangat urgen. Sekarang ini kita bisa lihat, bagaimana tingkah polah anak-anak sekolah. Tidak sedikit para remaja yang tersangkut kasus narkoba, pergaulan bebas, merokok di depan umum, mencuri, berkelahi, berbohong dan sebagainya. Saat ini, sering kita dengar dan lihat di media cetak dan elektronik kasus-kasus video porno yang diperankan oleh remaja yang mereka itu masih berstatus siswa disekolahnya. Bahkan beberapa waktu yang lalu, ada seorang siswi yang menjadi germo teman-temannya untuk dijual kepada pelanggannya. Selain itu, ada juga germo yang anak-anak asuhnya dari kalangan pelajar setingkat SMP dan SMA. Ini merupakan sebuah keprihatinan kita terhadap masa depan bangsa ini.

Menurut data dari Departemen Kesehatan pada tahun 2004 diperkirakan epidemi HIV/AIDS akan terus mengalami peningkatan, ada 12-19 juta orang rawan untuk terkena HIV dan diperkirakan ada 95.000-130.000 penduduk yang tertular HIV. Faktor yang sangat berpengaruh pada penularan HIV/AIDS adalah perilaku seks berisiko tinggi. Semakin maraknya industri seks, kian banyak pengguna narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA) suntik. Di Jakarta, kasus baru infeksi HIV mencapai lebih dari 100 pasien per bulannya. Selain itu, Indonesia berada di urutan kedua setelah Rusia sebagai surga bagi pornografi (Associated Press/Republika, 17/07/2003). Bisnis prostitusi, yg melibatkan anak-anak di bawah umur 16 tahun lebih 1 juta anak di Asia, terbanyak di Thailand dan China. Jumlah pengunduh situs porno di Indonesia menduduki ranking ke-7 dunia (Data ECPAT/End Child Prostitution and Trafficking, 2010). Estimasi pengguna narkoba adalah 1,3-2 juta orang dan estimasi pengguna narkoba suntik lebih dari 1 juta orang (Reid G, 2002). Dari 30-93% pemakai narkotika terinfeksi HIV, terutama pengguna narkotika suntik. (Reid & Costigan, January 2002).

Akhak Rasulullah Saw

Rasulullah Saw diutus ke muka bumi untuk menyempurnakan akhlak (innama bu’istu liutammima makarima al akhlaq). Dalam sejarah awal Beliau ditugaskan menjadi Nabi dan Rasul terakhir. Masyarakat Arab pada waktu itu terkenal dengan kejahiliyahannya. Kata Jahil dalam Bahasa arab diterjemahkan dengan bodoh. Sehingga banyak dikalangan umat Islam yang salah kaprah dalam memahami makna jahiliyahnya orang Arab pada waktu itu. Sebagian kita mengatakan bahwa masyarakat Arab pada waktu itu bodoh dalam arti tidak memiliki ilmu pengetahuan atau peradabannya buruk. Padahal menurut para ahli sejarah masyarakat Arab pada waktu itu memiliki kecerdasan yang hebat. Mereka sudah memahami ilmu astronomi, sehingga mereka mampu memprediksi musim, arah angin, badai yang melanda daerah gurun. Hal ini sangat memudahkan mereka untuk bepergian berdagang ke daerah atau negara lain baik melalui darat maupun laut. Selain itu, sebagian mereka sudah ada yang bisa membaca dan menulis. Ini terbukti dengan adanya sayembara pembuatan dan pembacaan syair-syair tertentu untuk diperlombakan dan yang memang akan mendapat hadiah dan dihormati kafilah lain. Semua ini menandakan bahwa masyarakat sebelum datangnya Islam itu bukanlah orang-orang yang bodoh dalam artian ilmu pengetahuan. Akan tetapi makna jahiliyah yang disimbolkan kepada masyarakat pra Islam adalah karena akhlak atau budi pekerti mereka yang sangat buruk.

Sebelum Islam datang, masyarakat Arab suka berperang antar suku mereka. Hanya karena persoalan yang sepeli saja bisa terjadi pertumpahan darah. Para wanita waktu itu dipandang sebelah mata, sehingga apabila isteri-isteri mereka melahirkan seorang perempuan maka muka mereka akan masam karena menganggap anak perempuan sebagai sebuah aib bagi keluarganya. Bahkan, yang lebih sadis ada yang rela mengubur bayi perempuannya hidup-hidup untuk menghilangkan aib tersebut.

Perjudian, prostitusi marak pada waktu itu. Minum arak merupakan sebuah hal yang biasa. Bahkan kalau minum arak tidak sampai mabuk bukan hal yang jantan. Wanita dijadikan sebagai barang taruhan dalam perjudian.

Kebobrokan akhlak inilah yang dikatakan al qur`an sebagai bentuk kejahiliyahan masyarakat Arab pada waktu itu. Dari sanalah Rasulullah Saw diutus untuk bisa memperbaiki akhlak atau perilaku mayarakat arab agar lebih baik sesuai dengan tuntunan Al qur`an dan sunnah.

Selama 13 tahun berdakwah di Mekkah kemudian dilanjutkan sekitar 10 tahun di Madinah, Rasulullah Saw sukses merubah kekbobrokan akhlak (jahiliyah) masyarakat arab sehingga mata kepala dan mata hati mereka terbawa kepada kejayaan Islam yang terang benderang (minazd zhulamati ilannur).

Keberhasilan Rasullah Saw di atas, merupakan contoh nyata bagi dunia pendidikan sekarang dan yang akan datang. Akhlak merupakan pondasi utama dalam mendidik anak. Bagaimanapun hebatnya kemampuan otak (IQ) anak apabila tidak dibarengi dengan akhlak yang baik maka kedepan anak itu bisa gagal meraih kesuksesannya. Begitu juga sebaliknya, walaupun secara IQ anak itu tidak terlalu menonjol di kelasnya tapi memiliki akhlak yang bagus, maka kemungkinan besar dia akan berhasil nantinya. Hal ini sudah disampaikan oleh pakar Emotional Quetion (EQ) Daniel Goleman yang menyatakan bahwa keberhasilan seseorang itu ditentukan oleh 80% akhlaknya dan hanya 20% kemampuan otak.

Mulai Dari Yang Kecil, Diri Sendiri, dan Sekarang

KH. Abdullah Gymnastiar atau biasa dipanggail Aa Gym menyatakan rumus untuk meraih kesuksesan dalam hidup ini. Beliau menyingkatnya dengan 3M, yakni Mulailah dari diri sendiri, Mulailah dari yang kecil, dan Mulailah saat ini.

Dunia pendidikan kita sekarang ini sudah sangat memprihatinkan. Seperti apa yang dikemukakan diatas, bahwa akhlak generasi muda kita mulai bobrok, dan ini harus segera diselesaikan. Sekolah sebagai pusat pendidikan bagi generasi penerus bangsa ini merupakan ujung tombak untuk perbaikan akhlak. Sesuai dengan rumus dari Aa Gym, maka sekolah harus memulai pendidikan akhlak mulai dari yang diri mereka masing-masing. Setiap sekolah hendaknya mulai membenahi manajemennya untuk meningkatkan karakter/akhlkak anak didiknya. Buatlah pembiasaan kepada murid untuk selalu berbuat baik kepada guru, teman, masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Mulailah dari hal yang kecil-kecil dulu, sehingga apabila sudah terbiasa maka hal yang besar akan mudah diterapkan. Diantaranya adalah, satu, Setiap hari sekolah hendaklah selalu menjaga kebersihan lingkungannya, jangan dibiarkan anak membuang sampah sembarangan, biasakanlah mereka membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. Dua, biasakan selalu menyapa dan mengucapkan salam kalau ketemu dengan teman dan guru. Dengan salam, hubungan keakraban dan rasa bakti anak didik akan terpupuk dengan dengan baik. Ketiga, biasakan siswa membaca amaliah setiap pagi sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara rutin dengan dipimpin atau diawasi oleh gurunya, misalnya membaca surah yasin setiap harinya atau setiap harinya dibedakan seperti senin baca surah as sajadah, selasa surah al waqiah, rabu surah al mulk, kamis asmaul husna, jumat surah yasin dan sabtu baca shalawat kamilah 11x. Atau bacaan lain yang bisa disesuaikan dengan kondisi sekolahnya masing-masing. Keempat, biasakan shalat dzuhur berjamaah setiap harinya. Kalau bisa ditambah dengan membiasakan shalat dhuha berjamaah itu lebih baik lagi. Kelima, membiasakan salaman dengan mencium tangan guru-guru disekolah baik ketika bertemu maupun ketika akan pulang sekolah, dan lainya.

Hal kecil tersebut apabila rutin dilaksanakan setiap harinya akan membuat anak terbiasa sehingga diharapkan akhlak pada diri anak didik akan tertanam dengan baik. Dan tentunya bisa terus membekas sampai mereka berhasil menyelesaikan pendidikan di sekolah itu dan bisa berguna di masyarakat nantinya. Dan apabila, akhlakul karimah itu sudah terbentuk pada anak didik, maka pembelajaran di sekolah akan mudah dan berjalan dengan baik. Sekolah akan aman, tentram jauh dari tawuran antar pelajar. Siswa akan terkontrol dengan baik di sekolah. Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan akan bisa dimenimalisir bahkan siswa yang merokok pun akan bisa berhenti.

Untuk itu mulailah dari lingkungan sekolah kita masing-masing untuk bisa memperbaiki akhlak anak didik kita. Kalau semua itu sudah bisa kita laksanakan maka jangan sampai ditunda sampai besok apalagi tahun depan untuk melaksanakannya. Masa depan anak didik terletak pada guru dan manajemen yang baik di sekolah. Apabila guru-guru di sekolah bisa mengajarkan akhlak yang baik serta bisa menjadi teladan bagi siswanya maka sekolah itu akan menjadi sekolah yang baik apalagi ditambah dengan manejemen yang bagus bisa jadi sekolah akan menjadi favorit bagi orang tua untuk memasukkan anaknya. Dan terlebih lagi sekolah akan menjadi basis pencetak generesai bangsa yang berkahlak baik agar bisa menjadi pemimpin-pemimpin bangsa yang amanah, anti korupsi di kemudian hari nanti. Semoga!

Tidak ada komentar:

Popular