Kesempitan adalah kurangnya ruang untuk bergerak. Lawan sempit adalah lapang. Setiap orang menginginkan kelapangan dalam hidupnya, dan tidak ada yang mau menerima kesempitan. Kelapangan akan memudahkan seseorang untuk bergerak, bekerja, berkreasi danl sebagainya. Begitu sebaliknya, ketika sempit, maka susah untuk bergerak dan bekerja. Tenaga, kreativitas, kecerdasan, akan susah untuk dikembangkan ketika dalam kesempitan. Apalagi, kalau kesempitan itu berkaitan dengan agama. Maka ruang ibadah, rezeki, ampunan, dan Rahmat Allah akan susah didapat. Ketika Allah menyempitkan hidupnya, maka kesusahan dan penderitaan hidup akan diterimanya selama didunia. Dan, jika selama itu dia tidak menyadari dan bertaubat kepada Allah, maka azab yang pedih akan diterimanya kelak diakhirat...nauzdubillah...
Kadang, kesempitan itu dikaitkan dengan kurangnya rezeki dari Allah Swt. Sehingga, ketika kehidupan seseorang itu susah secara ekonomi, maka hidupnya terasa sempit. Begitu juga, dengan pengangguran dan kebodohan. Ketika seseorang belum mendapat pekerjaan (menganggur), hidupnya juga terasa sempit. Kebodohan juga dianggap mempersempit hidup. Begitu sebaliknya, ketika ada orang yang kaya raya, maka dianggap hidupnya lapang. Punya kerjaan mapan, juga dianggap hidupnya lapang. Memiliki kecerdasan juga lapang hidupnya. Begitulah, sebagian tanggapan orang terhadap kehidupan didunia ini. Harta benda, jabatan, pekerjaan, dan kecerdasan merupakan simbol dari kelapangan hidup. Semakin banyak hartanya, tinggi jabatannya, mapan pekerjaannya dan cerdas otaknya, maka anggapanya akan semakin lapang hidupnya...
Allah Swt menyatakan bahwa yang disempitkan-Nya itu adalah dada manusia karena apa yang mereka ucapkan (Qs.15:97). Dan barangsiapa dikehendaki-Nya sesat. Maka Dia jadikan Dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia sedang mendaki ke langit. Karena dia tidak beriman kepada Allah Swt (Qs.6:125). Dadaku terasa sempit dan lidahku tidak lancar, disebabkan karena dosanya (Qs.26:13-14). Kemudian, Allah menyatakan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa. Maka, janganlah bersedih hati dan janganlah dadamu merasa sempit terhadap tipu daya mereka (Qs.27:69-70). Karena itu, barangsiapa berpaling dari peringatan Allah, maka sungguh dia akan menjalani kehidupan yang sempit dan akan dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan buta (Qs.20:124). Karenanya, bersabarlah dan kesabaran itu semata-mata dengan pertolongan Allah dan janganlah engkau bersedih hati terhadap mereka dan jangan pula bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan (Qs.16:127).
Jadi, kesempitan yang kita terima itu berada didalam dada. Ketika tidak bisa menerima suatu kejadian dan segala ketentuan dari Allah, serta tidak mensyukuri nikmat yang diberikan-Nya maka kesempitan hidup akan dialaminya, walaupun hidupnya berkecukupan. Karenanya, supaya kehidupan didunia ini menjadi tidak sempit, walaupun mempunyai keterbatasan, maka Allah Swt menyatakan bahwa berimanlah dan bertaqwa kepada-Nya serta bersama-sama dengan orang yang benar (Qs.9:119). Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan (Qs.16:128). Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah engkau diantara orang yang bersujud (sholat) (Qs.15:98).kemudian bertobat kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat (Qs.9:118).
Selain itu, Allah akan memberikan kelapangan setelah kesempitan, yaitu bagi yang mempunyai keluasan dengan memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Sebab Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan apa yang diberikan Allah kepadanya (Qs.65:7). Yaitu, Orang-orang yang berinfak, baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan (Qs.3:134). Dengan demikian, maka segala kesempitan hidup yang kita terima akan berbuah menjadi kelapangan...semoga...🙏🙏🙏
#Mari Sebarkan Kebaikan#
Paringin, 23 Februari 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar