Kritik adalah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Kritik merupakan upaya untuk mengecam dan bisa juga untuk memperbaiki suatu pendapat, hasil karya, kebijakan, penampilan dan sebagainya. Dalam kritik tersimpan maksud yang jelas dan tersembunyi. Ada pengkritik yang menggunakan kata-kata yang tegas dan jelas, sehingga orang dikritik langsung memahaminya. Dan, ada juga pengkritik yang menggunakan bahasa sindiran, sehingga orang yang dikritik kadang tidak paham atau kurang memahaminya. Kritik yang disampaikan kadang baik dan kadang pula tidak baik. Ada yang bertujuan untuk membangun dan memperbaiki sesuatu. Akan tetapi ada juga yang bertujuan untuk menjatuhkan serta menghancurkan orang lain.
Kritik itu sebenarnya sesuatu yang sederhana. Ia bisa dibutuhkan dan bisa juga ditiadakan. Tergantung orangnya, mau atau tidak membuka dirinya. Dan juga mau apa tidak menerima kritik itu. Bagi orang mau membuka dirinya, demi kemajuan dan kesuksesannya, maka kritik itu perlu. Sebab, kalau tidak ada yang mengkritik dan memberi masukan, maka dia tidak mengetahui tindakan yang dilakukannya selama ini benar atau tidak. Ketika orang mengatakan tindakannya benar, maka dia akan terus berusaha untuk meningkatkan agar lebih baik lagi tindakannya itu. Dan jika dikatakan salah, maka ia akan berusaha untuk memperbaiki segalanya agar kedepan bisa lebih baik juga. Begitulah, cara menangggapi kritik itu. Bagi mereka yang tertutup, maka kritik itu dianggap merupakan upaya untuk menjatuhkan bahkan menghancurkan dirinya. Orang seperti itu akan sangat anti terhadap kritik. Siapapun yang memberikan masukan dan kritikan dia akan marah. Bahkan bisa berbuat lebih dari pada itu, yakni berbuat zhalim kepada orang yang mengkritiknya.
Dalam kehidupan ini, hal-hal diatas mungkin akan ditemui disekitar kita. Tergantung kita, mau pilih yang mana?, karena setiap pilihan itu pasti ada resiko yang akan ditanggungnya. Allah Swt menyatakan bahwa manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran (Qs.103:2-3). Allah Swt mengajarkan bahwa salah satu yang bisa menghindari kerugian dalam hidup ini adalah bisa saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Kritik itu merupakan nasihat. Karena itu dengarkanlah nasihat itu dengan baik. Sebab walaupun kritik yang disampaikan kepada kita itu tidak benar atau kurang pas maka abaikan saja. Anggap itu sebagai masukan untuk tindak lanjut pekerjaan yang akan datang. Dan, jika kritik yang disampaikan itu benar, maka itu sebagai nasihat yang sangat bagus dan bermanfaat. Kita perlu meyakini didalam diri bahwa ketika kita dikritik maka kita adalah pilihan. Artinya si pengkritik itu memang memilih kita sebagai objek kritikannya. Maka kita adalah orang yang dipilihnya sebagai bahan nasihat yang terbaik. Karena itu, dengarkanlah kritik itu sebagai nasihat, agar kita bisa lebih baik lagi kedepannya.
Allah Swt menyatakan bahwa Aku menasihatimu agar engkau tidak termasuk orang-orang yang bodoh (Qs.11:46). Begitulah Allah menyuruh hamba-Nya untuk saling memberi nasihat yang baik agar kita tidak menjadi bodoh. Semakin banyak kritik dan nasihat yang diberikan kepada kita, selama itu baik maka dengarkanlah dan kerjakan untuk kebaikan nanti. Sebab, kritik yang membangun dan menjadikan seseorang berhasil merupakan sebuah kebaikan. Allah Swt menyatakan mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan (Qs.3:148). Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizhalimi) (Qs.6:160). Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar (Qs.4:114). Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) disisi Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (Qs.2:110).

#Mari Sebarkan Kebaikan#
Martapura, 24 Maret 2018