
Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan,
pendengaran, pikiran, perasaan atau indera lainnya dalam tidur, terutama saat
tidur yang disertai gerakan mata yang cepat. Mimpi adalah sesuatu yang terlihat
atau dialami dalam tidur. Ketika seseorang tidur maka dia seolah-olah mengalami
sebuah peristiwa yang terjadi dalam tidurnya. Kejadian yang terjadi itu
seolah-olah benar terjadi. Itulah mimpi. Setiap orang pasti pernah mengalami
mimpi dalam tidurnya. Mimpi itu ada yang baik dan ada juga yang buruk. Ada yang
menyenangkan dan ada juga yang menyeramkan. Terkadang peristiwa hidup yang
dialami dialam nyata/sadar bisa terbawa kealam mimpi. Ketika dialam sadar
merasakan suatu kebahagiaan atau pun kesengsaraan bisa terbawa kedalam mimpi.
Biasanya, kalau dia merasa bahagia, maka mimpinya juga bahagia, atau jika dia
sengsara maka mimpinya juga sengsara. Begitupula sebaliknya, bisa juga perasaan
bahagia dialam nyata ketika terbawa ke alam mimpi justru terlihat sengsara,
atau perasaan sengsara dialam nyata ketika terbawa ke alam mimpi justru
terlihat bahagia.
Mimpi itu sebenarnya bukanlah sesuatu yang dikehendaki. Mimpi
tidak bisa direkayasa, karena kejadiannya dibawah alam sadar kita. Mimpi
berbeda dengan khayalan. Setiap orang bisa saja berkhayal yang indah dan baik.
Akan tetapi khayalan itu merupakan sesuatu yang dikehendaki atau direkayasa.
Dalam khayalan tidak ada yang mau berkhayal kesusahan dan kesulitan. Semua
orang yang berkhayal pasti maunya yang baik-baik dan indah-indah. Hal itu
berbeda dengan mimpi, ia bisa hanya sebagai kembang tidur saja, artinya tidak
nyata. Dan, ada juga mimpi itu adalah sebuah kenyataan yang akan dialaminya
nanti. Sangat sedikit orang yang mampu menafsirkan mimpi itu. Hanya orang-orang
yang diberi kelebihan oleh Allah Swt sajalah yang mampu menafsirkannya. Mimpi
yang berupa kembang tidur biasanya hanya dialami sekali saja, sedangkan mimpi
yang nyata terjadinya bisa berulang-ulang dengan tema dan objek yang sama.
Walaupun itu relatif, akan tetapi hal itu lah yang banyak terjadi pada diri
seseorang.
Didalam Al qur'an diceritakan bahwa mimpi yang nyata pernah
dialami oleh Nabi Ibrahim sebagai perintah Allah Swt. Firman-Nya "Maka
ketika anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersamanya, Ibrahim berkata,
Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
pikirkanlah bagaimana pendapatmu! Dia (Ismail) menjawab, Wahai ayahku!
Lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu; insya Allah engkau akan
mendapatiku termasuk orang yang sabar" (Qs.37:102). Di ayat lain
disebutkan bahwa "Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu. Sungguh,
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata" (Qs.37:105-106).
Dalam ayat ini disebutkan bahwa mimpi yang dialami Nabi Ibrahim adalah sebuah
kebenaran dan juga sekaligus sebagai suatu ujian yang nyata. Allah Swt
memberikan wahyu berupa perintah kepada Nabi Ibrahim untuk bisa menyembelih
putra kesayangannya. Ini merupakan sebuah perintah yang sangat sulit baginya.
Ini merupakan ujian berat yang diberikan Allah Swt kepada Beliau. Akan tetapi
dengan keimanan yang kuat, akhirnya Nabi Ibrahim melaksanakannya dan kelak
Allah Swt akan mengganti Nabi Ismail dengan seekor kambing untuk disembelih
Ibrahim. Dan peristiwa itu bisa kita kenang sampai sekarang pada Hari Raya Idul
Adha (Hari Raya Kurban).
Selain cerita kebenaran Nabi Ibrahim, Al qur'an juga
menceritakan tentang kebenaran mimpi yang dialami Nabi Yusuf. Firmannya
"(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, Wahai Ayahku! Sungguh,
aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan; kulihat semuanya
sujud kepadaku. Dia (ayahnya) berkata, Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan
mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu daya untuk
membinasakanmu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia. Dan
demikianlah, Tuhan memilih engkau untuk menjadi Nabi dan mengajarkan kepadamu
sebagian dari takwil mimpi dan menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu dan kepada
keluarga Ya'qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kedua
orang kakekmu sebelum itu, Ibrahim dan Ishaq. Sungguh Tuhanmu Maha Mengetahui,
Maha Bijaksana" (Qs.12:4-6).
Dalam ayat itu, diceritakan bahwa Nabi Yusuf bermimpi melihat
sebelas bintang, matahari dan bulan, semuanya sujud kepadanya. Mimpi ini
sebagai petunjuk pengangkatan Beliau sebagai Nabi. Sebab, petunjuk serupa juga
pernah dialami oleh Ya'qub, Ibrahim, dan Ishaq sebelum diangkat menjadi Nabi.
Mimpi tersebut merupakan sebuah kebenaran dari Allah Swt yang disampaikan
kepada orang-orang pilihan-Nya. Selain itu, pada masa Nabi Yusuf juga ada dua
orang pemuda yang masuk penjara, kemudian keduanya bermimpi hal yang berbeda.
Seorang bermimpi memeras anggur dan yang satunya lagi bermimpi membawa roti
diatas kepalanya dan sebagian rotinya dimakan burung. Nabi Yusuf memberikan
takwil terhadap dua penghuni penjara itu, yaitu salah seorang diantaranya akan
bertugas menyediakan minuman khamar bagi tuannya. Dan seorang lagi akan disalib
(dibunuh) dan burung akan memakan sebagian kepalanya (Qs.12:36-41).
Diayat lain juga diceritakan bahwa seorang raja bermimpi
melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina
yang kurus; tujuh tangkai gandum yang hijau dan tujuh tangkai lainnya yang kering.
Hal itu ditakwilkan oleh Nabi Yusuf dengan menyuruh kepada raja itu untuk
bercocok tanam tujuh tahun berturut-turut sebagaimana biasa; kemudian apa yang
dituai hendaklah dibiarkan ditangkainya kecuali sedikit untuk makan saja.
Setelah itu akan datang lagi tahun, dimana manusia akan diberi hujan yang cukup
dan pada masa itu mereka akan memeras anggur (Qs.12:43-49). Dan sekali
lagi Allah Swt menyatakan bahwa mimpi yang diperlihatkan itu merupakan sebagai
ujian bagi manusia yang menerimanya (Qs.17:60).
Demikianlah, Allah Swt menunjukkan bahwa mimpi yang terjadi
didalam tidur itu ada yang merupakan kenyataan. Hal ini bisa dialami siapa saja
oleh semua orang. Dalam cerita diatas, mimpi dialami oleh para Nabi, raja, dan
juga orang yang didalam penjara. Tentunya, kita mengetahui bahwa dua orang
penghuni penjara itu bukanlah orang yang baik. Artinya, mimpi yang mengandung
kebenaran itu bisa dialami oleh orang baik (shaleh) dan bisa juga dialami oleh
orang yang jahat. Baik dan jahat itu hanya sifat seseorang, bukan mimpinya.
Karena orang yang baik bisa saja bermimpi hal yang buruk, begitu juga orang
yang jahat bisa saja bermimpi yang baik. Sehingga dengan diberikan mimpi yang
jahat untuk orang baik agar memberi pelajaran untuk bisa berbuatlebih baik lagi
kedepannya. Dan juga, diberikannya mimpi yang baik kepada orang jahat supaya
bisa menyadarkannya untuk bisa kembali kepada kebenaran dan kebaikan. Dengan
begitu, kita hanya bisa berharap, semoga selalu mendapatkan mimpi yang baik dan
berbuah kenyataan dengan kebaikan pula. Untuk mendapatkan mimpi yang baik, maka
serahkanlah segala urusan didunia ini kepada Allah Swt. Sebab, hanya kepada
Allah lah segala urusan itu dikembalikan (Qs.8:44). Gunakan apa yang
diperintah Nabi Saw, yakni ketika mau tidur hendaklah berwudhu, membaca Al
Qur'an, Shalawat dan dzikir kepada-Nya. Dengan begitu, mudah-mudahan kita
mendapatkan mimpi yang baik dan indah. Dan juga, mudahan mimpi-mimpi itu
menjadi kenyataan kita terima didunia ini dan juga diakhirat kelak...semoga...🙏🙏🙏
#Menyebarluaskan Kebaikan#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar