MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Sabtu, 07 April 2018

Mimpi

Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan atau indera lainnya dalam tidur, terutama saat tidur yang disertai gerakan mata yang cepat. Mimpi adalah sesuatu yang terlihat atau dialami dalam tidur. Ketika seseorang tidur maka dia seolah-olah mengalami sebuah peristiwa yang terjadi dalam tidurnya. Kejadian yang terjadi itu seolah-olah benar terjadi. Itulah mimpi. Setiap orang pasti pernah mengalami mimpi dalam tidurnya. Mimpi itu ada yang baik dan ada juga yang buruk. Ada yang menyenangkan dan ada juga yang menyeramkan. Terkadang peristiwa hidup yang dialami dialam nyata/sadar bisa terbawa kealam mimpi. Ketika dialam sadar merasakan suatu kebahagiaan atau pun kesengsaraan bisa terbawa kedalam mimpi. Biasanya, kalau dia merasa bahagia, maka mimpinya juga bahagia, atau jika dia sengsara maka mimpinya juga sengsara. Begitupula sebaliknya, bisa juga perasaan bahagia dialam nyata ketika terbawa ke alam mimpi justru terlihat sengsara, atau perasaan sengsara dialam nyata ketika terbawa ke alam mimpi justru terlihat bahagia.

Mimpi itu sebenarnya bukanlah sesuatu yang dikehendaki. Mimpi tidak bisa direkayasa, karena kejadiannya dibawah alam sadar kita. Mimpi berbeda dengan khayalan. Setiap orang bisa saja berkhayal yang indah dan baik. Akan tetapi khayalan itu merupakan sesuatu yang dikehendaki atau direkayasa. Dalam khayalan tidak ada yang mau berkhayal kesusahan dan kesulitan. Semua orang yang berkhayal pasti maunya yang baik-baik dan indah-indah. Hal itu berbeda dengan mimpi, ia bisa hanya sebagai kembang tidur saja, artinya tidak nyata. Dan, ada juga mimpi itu adalah sebuah kenyataan yang akan dialaminya nanti. Sangat sedikit orang yang mampu menafsirkan mimpi itu. Hanya orang-orang yang diberi kelebihan oleh Allah Swt sajalah yang mampu menafsirkannya. Mimpi yang berupa kembang tidur biasanya hanya dialami sekali saja, sedangkan mimpi yang nyata terjadinya bisa berulang-ulang dengan tema dan objek yang sama. Walaupun itu relatif, akan tetapi hal itu lah yang banyak terjadi pada diri seseorang.

Didalam Al qur'an diceritakan bahwa mimpi yang nyata pernah dialami oleh Nabi Ibrahim sebagai perintah Allah Swt. Firman-Nya "Maka ketika anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersamanya, Ibrahim berkata, Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu! Dia (Ismail) menjawab, Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar" (Qs.37:102). Di ayat lain disebutkan bahwa "Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu. Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata" (Qs.37:105-106). Dalam ayat ini disebutkan bahwa mimpi yang dialami Nabi Ibrahim adalah sebuah kebenaran dan juga sekaligus sebagai suatu ujian yang nyata. Allah Swt memberikan wahyu berupa perintah kepada Nabi Ibrahim untuk bisa menyembelih putra kesayangannya. Ini merupakan sebuah perintah yang sangat sulit baginya. Ini merupakan ujian berat yang diberikan Allah Swt kepada Beliau. Akan tetapi dengan keimanan yang kuat, akhirnya Nabi Ibrahim melaksanakannya dan kelak Allah Swt akan mengganti Nabi Ismail dengan seekor kambing untuk disembelih Ibrahim. Dan peristiwa itu bisa kita kenang sampai sekarang pada Hari Raya Idul Adha (Hari Raya Kurban).

Selain cerita kebenaran Nabi Ibrahim, Al qur'an juga menceritakan tentang kebenaran mimpi yang dialami Nabi Yusuf. Firmannya "(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, Wahai Ayahku! Sungguh, aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku. Dia (ayahnya) berkata, Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu daya untuk membinasakanmu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia. Dan demikianlah, Tuhan memilih engkau untuk menjadi Nabi dan mengajarkan kepadamu sebagian dari takwil mimpi dan menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya'qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kedua orang kakekmu sebelum itu, Ibrahim dan Ishaq. Sungguh Tuhanmu Maha Mengetahui, Maha Bijaksana" (Qs.12:4-6).

Dalam ayat itu, diceritakan bahwa Nabi Yusuf bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, semuanya sujud kepadanya. Mimpi ini sebagai petunjuk pengangkatan Beliau sebagai Nabi. Sebab, petunjuk serupa juga pernah dialami oleh Ya'qub, Ibrahim, dan Ishaq sebelum diangkat menjadi Nabi. Mimpi tersebut merupakan sebuah kebenaran dari Allah Swt yang disampaikan kepada orang-orang pilihan-Nya. Selain itu, pada masa Nabi Yusuf juga ada dua orang pemuda yang masuk penjara, kemudian keduanya bermimpi hal yang berbeda. Seorang bermimpi memeras anggur dan yang satunya lagi bermimpi membawa roti diatas kepalanya dan sebagian rotinya dimakan burung. Nabi Yusuf memberikan takwil terhadap dua penghuni penjara itu, yaitu salah seorang diantaranya akan bertugas menyediakan minuman khamar bagi tuannya. Dan seorang lagi akan disalib (dibunuh) dan burung akan memakan sebagian kepalanya (Qs.12:36-41).

Diayat lain juga diceritakan bahwa seorang raja bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus; tujuh tangkai gandum yang hijau dan tujuh tangkai lainnya yang kering. Hal itu ditakwilkan oleh Nabi Yusuf dengan menyuruh kepada raja itu untuk bercocok tanam tujuh tahun berturut-turut sebagaimana biasa; kemudian apa yang dituai hendaklah dibiarkan ditangkainya kecuali sedikit untuk makan saja. Setelah itu akan datang lagi tahun, dimana manusia akan diberi hujan yang cukup dan pada masa itu mereka akan memeras anggur (Qs.12:43-49). Dan sekali lagi Allah Swt menyatakan bahwa mimpi yang diperlihatkan itu merupakan sebagai ujian bagi manusia yang menerimanya (Qs.17:60).

Demikianlah, Allah Swt menunjukkan bahwa mimpi yang terjadi didalam tidur itu ada yang merupakan kenyataan. Hal ini bisa dialami siapa saja oleh semua orang. Dalam cerita diatas, mimpi dialami oleh para Nabi, raja, dan juga orang yang didalam penjara. Tentunya, kita mengetahui bahwa dua orang penghuni penjara itu bukanlah orang yang baik. Artinya, mimpi yang mengandung kebenaran itu bisa dialami oleh orang baik (shaleh) dan bisa juga dialami oleh orang yang jahat. Baik dan jahat itu hanya sifat seseorang, bukan mimpinya. Karena orang yang baik bisa saja bermimpi hal yang buruk, begitu juga orang yang jahat bisa saja bermimpi yang baik. Sehingga dengan diberikan mimpi yang jahat untuk orang baik agar memberi pelajaran untuk bisa berbuatlebih baik lagi kedepannya. Dan juga, diberikannya mimpi yang baik kepada orang jahat supaya bisa menyadarkannya untuk bisa kembali kepada kebenaran dan kebaikan. Dengan begitu, kita hanya bisa berharap, semoga selalu mendapatkan mimpi yang baik dan berbuah kenyataan dengan kebaikan pula. Untuk mendapatkan mimpi yang baik, maka serahkanlah segala urusan didunia ini kepada Allah Swt. Sebab, hanya kepada Allah lah segala urusan itu dikembalikan (Qs.8:44). Gunakan apa yang diperintah Nabi Saw, yakni ketika mau tidur hendaklah berwudhu, membaca Al Qur'an, Shalawat dan dzikir kepada-Nya. Dengan begitu, mudah-mudahan kita mendapatkan mimpi yang baik dan indah. Dan juga, mudahan mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan kita terima didunia ini dan juga diakhirat kelak...semoga...🙏🙏🙏

#Menyebarluaskan Kebaikan#

Paringin, 6 April 2018

Tidak ada komentar:

Popular