MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Selasa, 17 April 2018

Khusyuk 1

Khusyuk menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penuh penyerahan dan kebulatan hati; sunguh-sungguh; penuh kerendahan hati. Secara bahasa kata khusyuk memiliki beberapa arti yang sama, Pertama, tunduk, pasrah, merendah atau diam, Kedua, rendah perlahan, biasanya digunakan untuk suara, dan Ketiga, diam, tak bergerak. Sedangkan menurut istilah adalah kelembutan hati, ketenangan sanubari yang berfungsi menghindari keinginan keji yang berpangkal dari memperturutkan hawa nafsu hewani, serta kepasrahan dihadapan ilahi yang dapat melenyapkan keangkuhan, kesombongan dan sikap tinggi hati.

Khusyuk merupakan sebuah keharusan didalam menjalankan ibadah kepada Allah Swt dan juga dalam kehidupan sehari-hari selama 24 jam. Allah Swt menyatakan bahwa khusyuk merupakan salah satu dari ciri orang yang beriman. Allah menyatakan bahwa ‘Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, yaitu orang yang khusyuk dalam sholatnya’ (Qs.23:1-2). Dalam ayat itu, Allah Swt sangat jelas menyatakan bahwa orang yang beriman itu harus khusyuk sholatnya. Khusyuk merupakan sebuah keharusan didalam mengerjakan sholat. Sebab, sholat yang tidak khusyuk berarti sholatnya bisa tidak diterima oleh Allah Swt. Firman-Nya, ‘Peliharalah semua sholat dan sholat wusta. Dan laksanakanlah (sholat) karena Allah dengan khusyuk’ (Qs.2:238). Di ayat lain Allah menyatakan ‘Mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat. Dan sholat itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, yaitu mereka yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya’ (Qs.2:45-46).

Dalam (Qs.2:46), disebutkan bahwa syarat untuk mencapai kekhusyukan didalam menjalankan sholat dan ibadah lainnya didalam hidup ini adalah dengan meyakini bahwa kita akan berjumpa dengan-Nya dan kita juga akan kembali kepada-Nya. Dua hal ini merupakan sebuah syarat mutlak bagi siapapun yang menginginkan kekhusyukan didalam menjalankan ibadah apapun didunia ini. Setiap manusia harus bisa menyadari posisinya didunia ini. Tidak ada manusia yang bisa hidup abadi didunia ini. Semua manusia akan merasakan kematian dalam hidupnya. Allah Swt menyatakan bahwa ‘Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke adalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya (Qs.3:185).

Manusia yang sadar bahwa dia akan mengalami kematian, dan kelak akan dibangkitkan kembali untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatannya sewaktu didunia, maka ketika beribadah dia akan merasakan kekhusyukan yang luar biasa. Selain itu, Allah Swt menyatakan kemanapun kita menghadap, maka kita akan ketemu dengan 'Wajah' Allah. Firman-Nya, 'Dan milik Allah Timur dan Barat. Ke mana pun kamu menghadap, disanalah wajah Allah. Sungguh, Allah Maha Luas, Maha Mengetahui' (Qs.2:115). Ini berarti bahwa kehidupan kita didunia ini selalu dalam pengawasan-Nya. Allah Swt selalu mengawasi seluruh makhluk ciptaan-Nya. Tidak ada seorangpun didunia ini yang luput dari pengawasan-Nya. Dimanapun kita berada, pasti akan berjumpa dengan Allah Swt. Karena itu, Allah Swt menyatakan bahwa khusyuk dalam beribadah itu salah satunya adalah meyakini bahwa dia akan berjumpa dengan-Nya. Perjumpaan dengan Allah Swt tersebut tidak harus menunggu kita mati, atau sampai kiamat nanti. Perjumpaan dengan Allah Swt tersebut harus kita lakukan selama 24 jam. Kalau sudah meninggal dunia dan dibangkitkan kelak diakhirat nanti merupakan hari pertanggungjawaban segala amal ibadah didunia. Jangan sampai, ketika didua alam itu justru kita menderita akibat perbuatan didunia. Baik didunia dan diakhirat kelak kita harus berjumpa dengan Allah Swt. Alam dan isinya diciptakan untuk manusia. Semuanya itu merupakan tanda yang harus dibaca dan dipahami oleh manusia untuk bisa lebih dekat kepada-Nya.

Agar jiwa kita selalu ‘merasa’ berjumpa dengan Allah Swt, maka jiwa kita harus selalu berzikir. Zikir merupakan proses untuk selalu ingat kepada-Nya. Dimanapun kita berada, dan bagaimanapun posisi kita, ketika jiwa sudah terbiasa zikir, maka hidupnya akan penuh kebaikan dan kebahagiaan, karena dia akan merasa selalu diawasi oleh Allah Swt. Firman-Nya ‘Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan kepada mereka dan janganlah mereka berlaku seperti orang-orang yang telah menerima Kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak diantara mereka menjadi orang-orang fasik’ (Qs.57:16). Di dalam ayat itu, Allah Swt menyatakan bahwa khusyuk itu dengan mengingat-Nya. Karena itu, orang yang selalu mengingat-Nya didalam kesempatan apapun, maka hidupnya akan selalu khusyuk. Khusyuk itu kita dapatkan tidak harus melakukan sholat. Sebab sholat yang kita lakukan setiap hari, baik yang wajib maupun yang sunnah merupakan bagian dari aktivitas rutin yang kita kerjakan sehari-hari. Kalau, khusyuk hanya diukur dengan menggunakan waktu sholat saja, maka banyak waktu tersisa lainnya yang terbuang untuk ingat kepada Allah Swt. Sehingga wajar, kalau banyak orang yang mengerjakan sholat, tapi kerjaannya masih korupsi, mencuri, sombong, iri dengki, bohong, caci maki, fitnah, riba, zhalim dan sebagainya.

Untuk itu, Allah Swt menyatakan bahwa ‘Katakanlah (Muhammad), Berimanlah kamu kepadanya (Al-Qur'an) atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang yang telah diberi pengetahuan sebelumnya, apabila (Al-Qur'an) dibacakan kepada mereka, mereka menyungkurkan wajah, bersujud, Dan mereka berkata, Maha Suci Tuhan Kami; sungguh, janji Tuhan Kami pasti dipenuhi, Dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk’ (Qs.17:107-109). Didalam ayat itu, Allah Swt telah menyatakan bahwa orang yang diberi ilmu pengetahuan apabila dibacakan Al-qur’an, maka dia akan menyungkurkan wajahnya seraya bersujud kepada-Nya. Dalam sujudnya dia menangis sehingga bertambahlah kekhusyukannya. Sujud, merupakan bentuk penghambaan manusia kepada-Nya. Dalam sujud, seseorang akan merasa sangat dekat dengan-Nya. Karena itu, berlama-lamalah ketika sujud, baik dalam sholat maupun diluar itu. Al qur’an merupakan ‘Kalamullah’ yang diturunkan kepada kekaksih-Nya, Nabi Muhammad Saw. Kitab Suci itu merupakan Kitab induk sebagai pedoman hidup didunia ini. Siapapun yang membaca dan memahami isinya, maka hidupnya akan penuh dengan kebahagiaan, kedamaian, dan ketenangan. Artinya, dalam hidupnya dia akan merasakan kekhusyukan yang tiada taranya. Semua itu harus bisa kita raih. Sebab, dengan meraih kekhusyukan itu, maka tujuan hidup didunia dan akhirat kelak akan bisa kita dapatkan. Surga didunia dan tentunya surga kelak diakhirat juga bisa kita raih tentunya...semoga...

#Menyebarluaskan Kebaikan#
Paringin, 17 April 2018


Tidak ada komentar:

Popular