Khusyuk menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah penuh penyerahan dan kebulatan hati;
sunguh-sungguh; penuh kerendahan hati. Secara bahasa kata khusyuk memiliki
beberapa arti yang sama, Pertama, tunduk, pasrah, merendah atau diam, Kedua,
rendah perlahan, biasanya digunakan untuk suara, dan Ketiga, diam, tak
bergerak. Sedangkan menurut istilah adalah kelembutan hati, ketenangan sanubari
yang berfungsi menghindari keinginan keji yang berpangkal dari memperturutkan
hawa nafsu hewani, serta kepasrahan dihadapan ilahi yang dapat melenyapkan
keangkuhan, kesombongan dan sikap tinggi hati.
Khusyuk merupakan
sebuah keharusan didalam menjalankan ibadah kepada Allah Swt dan juga dalam
kehidupan sehari-hari selama 24 jam. Allah Swt menyatakan bahwa khusyuk
merupakan salah satu dari ciri orang yang beriman. Allah menyatakan bahwa
‘Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, yaitu orang yang khusyuk dalam
sholatnya’ (Qs.23:1-2). Dalam ayat itu, Allah Swt sangat jelas
menyatakan bahwa orang yang beriman itu harus khusyuk sholatnya. Khusyuk
merupakan sebuah keharusan didalam mengerjakan sholat. Sebab, sholat yang tidak
khusyuk berarti sholatnya bisa tidak diterima oleh Allah Swt. Firman-Nya,
‘Peliharalah semua sholat dan sholat wusta. Dan laksanakanlah (sholat) karena Allah
dengan khusyuk’ (Qs.2:238). Di ayat lain Allah menyatakan ‘Mohonlah
pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat. Dan sholat itu sungguh berat
kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, yaitu mereka yang yakin bahwa mereka
akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya’ (Qs.2:45-46).
Dalam (Qs.2:46),
disebutkan bahwa syarat untuk mencapai kekhusyukan didalam menjalankan sholat
dan ibadah lainnya didalam hidup ini adalah dengan meyakini bahwa kita akan
berjumpa dengan-Nya dan kita juga akan kembali kepada-Nya. Dua hal ini
merupakan sebuah syarat mutlak bagi siapapun yang menginginkan kekhusyukan
didalam menjalankan ibadah apapun didunia ini. Setiap manusia harus bisa
menyadari posisinya didunia ini. Tidak ada manusia yang bisa hidup abadi
didunia ini. Semua manusia akan merasakan kematian dalam hidupnya. Allah Swt
menyatakan bahwa ‘Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari
Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari
neraka dan dimasukkan ke adalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan.
Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya (Qs.3:185).
Manusia yang sadar
bahwa dia akan mengalami kematian, dan kelak akan dibangkitkan kembali untuk
mempertanggungjawabkan semua perbuatannya sewaktu didunia, maka ketika
beribadah dia akan merasakan kekhusyukan yang luar biasa. Selain itu, Allah Swt
menyatakan kemanapun kita menghadap, maka kita akan ketemu dengan 'Wajah'
Allah. Firman-Nya, 'Dan milik Allah Timur dan Barat. Ke mana pun kamu
menghadap, disanalah wajah Allah. Sungguh, Allah Maha Luas, Maha Mengetahui' (Qs.2:115).
Ini berarti bahwa kehidupan kita didunia ini selalu dalam pengawasan-Nya. Allah
Swt selalu mengawasi seluruh makhluk ciptaan-Nya. Tidak ada seorangpun didunia
ini yang luput dari pengawasan-Nya. Dimanapun kita berada, pasti akan berjumpa
dengan Allah Swt. Karena itu, Allah Swt menyatakan bahwa khusyuk dalam
beribadah itu salah satunya adalah meyakini bahwa dia akan berjumpa dengan-Nya.
Perjumpaan dengan Allah Swt tersebut tidak harus menunggu kita mati, atau sampai
kiamat nanti. Perjumpaan dengan Allah Swt tersebut harus kita lakukan selama 24
jam. Kalau sudah meninggal dunia dan dibangkitkan kelak diakhirat nanti
merupakan hari pertanggungjawaban segala amal ibadah didunia. Jangan sampai,
ketika didua alam itu justru kita menderita akibat perbuatan didunia. Baik
didunia dan diakhirat kelak kita harus berjumpa dengan Allah Swt. Alam dan
isinya diciptakan untuk manusia. Semuanya itu merupakan tanda yang harus dibaca
dan dipahami oleh manusia untuk bisa lebih dekat kepada-Nya.
Agar jiwa kita selalu
‘merasa’ berjumpa dengan Allah Swt, maka jiwa kita harus selalu berzikir. Zikir
merupakan proses untuk selalu ingat kepada-Nya. Dimanapun kita berada, dan
bagaimanapun posisi kita, ketika jiwa sudah terbiasa zikir, maka hidupnya akan
penuh kebaikan dan kebahagiaan, karena dia akan merasa selalu diawasi oleh
Allah Swt. Firman-Nya ‘Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman,
untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah
diwahyukan kepada mereka dan janganlah mereka berlaku seperti orang-orang yang
telah menerima Kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang
sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak diantara mereka menjadi
orang-orang fasik’ (Qs.57:16). Di dalam ayat itu, Allah Swt menyatakan
bahwa khusyuk itu dengan mengingat-Nya. Karena itu, orang yang selalu
mengingat-Nya didalam kesempatan apapun, maka hidupnya akan selalu khusyuk.
Khusyuk itu kita dapatkan tidak harus melakukan sholat. Sebab sholat yang kita
lakukan setiap hari, baik yang wajib maupun yang sunnah merupakan bagian dari
aktivitas rutin yang kita kerjakan sehari-hari. Kalau, khusyuk hanya diukur
dengan menggunakan waktu sholat saja, maka banyak waktu tersisa lainnya yang
terbuang untuk ingat kepada Allah Swt. Sehingga wajar, kalau banyak orang yang
mengerjakan sholat, tapi kerjaannya masih korupsi, mencuri, sombong, iri
dengki, bohong, caci maki, fitnah, riba, zhalim dan sebagainya.
Untuk itu, Allah Swt
menyatakan bahwa ‘Katakanlah (Muhammad), Berimanlah kamu kepadanya (Al-Qur'an)
atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang yang telah
diberi pengetahuan sebelumnya, apabila (Al-Qur'an) dibacakan kepada mereka,
mereka menyungkurkan wajah, bersujud, Dan mereka berkata, Maha Suci Tuhan Kami;
sungguh, janji Tuhan Kami pasti dipenuhi, Dan mereka menyungkurkan wajah sambil
menangis dan mereka bertambah khusyuk’ (Qs.17:107-109). Didalam ayat
itu, Allah Swt telah menyatakan bahwa orang yang diberi ilmu pengetahuan
apabila dibacakan Al-qur’an, maka dia akan menyungkurkan wajahnya seraya
bersujud kepada-Nya. Dalam sujudnya dia menangis sehingga bertambahlah
kekhusyukannya. Sujud, merupakan bentuk penghambaan manusia kepada-Nya. Dalam
sujud, seseorang akan merasa sangat dekat dengan-Nya. Karena itu,
berlama-lamalah ketika sujud, baik dalam sholat maupun diluar itu. Al qur’an
merupakan ‘Kalamullah’ yang diturunkan kepada kekaksih-Nya, Nabi Muhammad Saw.
Kitab Suci itu merupakan Kitab induk sebagai pedoman hidup didunia ini.
Siapapun yang membaca dan memahami isinya, maka hidupnya akan penuh dengan
kebahagiaan, kedamaian, dan ketenangan. Artinya, dalam hidupnya dia akan
merasakan kekhusyukan yang tiada taranya. Semua itu harus bisa kita raih.
Sebab, dengan meraih kekhusyukan itu, maka tujuan hidup didunia dan akhirat
kelak akan bisa kita dapatkan. Surga didunia dan tentunya surga kelak diakhirat
juga bisa kita raih tentunya...semoga...
#Menyebarluaskan Kebaikan#
Paringin, 17 April 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar