Guna meningkatkan kesadaran dan penghargaan manusia
terhadap alam sekitar, Hari Bumi pun dicetuskan dan digelar sebagai selebrasi
wajib setiap tahunnya, tak terkecuali di Indonesia. Namun, sangat disayangkan
selebrasi hari bumi yang seyogianya wajib diinterpretasikan dilingkungan
sekitar kita, justru sering dipandang sebelah mata bahkan hingga sampai
terlupakan. Makanya jangan heran jika dikalangan anak muda pun, hari istimewa
ini dianggap biasa saja.
Diketahui, hari bumi yang pertama merupakan perintis
terbentuknya Badan Perlindungan Lingkungan di Amerika Serikat, yang selanjutnya
meningkatkan perjuangan aktivis lingkungan dalam mempertahankan serta
melestarikan alam sekitar. Dengan jumlah aktivisnya yang terus mengalami
peningkatan yang signifikan setiap tahunnya, hari bumi pun digelar setiap
tanggal 22 April. Sekaligus sebagai tonggak ulang tahun kelahiran gerakan alam
sekitar moden (1970).
Setelah itu, sejak tahun 1990, peringatan Hari
Bumi-pun mulai berkembang secara global. Bahkan, sebagai langkah awal, sekitar
200 juta orang dari 141 negara yang tersebar dari berbagai belahan dunia pun
tergerak untuk mengangkat isu Bumi dalam skala global. Berbeda dengan di negeri sendiri, diluar negeri hari
Bumi selalu disambut bak selebrasi akbar yang paling ditunggu. Sebaliknya,
respon bangsa Indonesia justru kurang memberikan apresiasi positifnya untuk
hari besar ini.
Dengan berkaca dari apa saja yang kita temui, mari
kita mulai dari hal-hal kecil disekitar kita. Seperti "rokok"
misalnya. Pasti orang bertanya-tanya bahwa apa hubungannya? Jelas ini berkaitan
erat dengan lingkungan dan kesehatan kita juga bukan?.
Dari segi ekonomi, sadar atau tidak, perokok aktif
sering tidak pernah sadar bahwa uang yg di habiskan untuk membeli rokok secara
kontinue bila dihitung-hitung, jumlah yang dikalkulasi akan lebih berarti
dan berguna jika itu dapat dimanfaatkan untuk hal positif yang berkaitan dengan
lingkungan. Seperti untuk dana program penghijauan lingkungan sekitar kita
misalnya.
Mari kita renungkan, meskipun bentuknya kecil, tapi
efek yang ditimbulkan sebatang rokok yang dihisap oleh perokok aktif dalam
sehari, sangat berdampak pada pengurangan kadar oksigen di bumi, dan secara
langsung juga berpengaruh pada makin tipisnya lapisan ozon plus peningkatan
radikal bebas di udara sebagai penyebab kanker. Bayangkan, jika ini terus
berlanjut, dampak yang terparah yang belum pernah kita alami, kita juga yang
akan merasakannya.
Maka dari itu, janganlah jemu-jemu merawat bumi ini.
Karena bumi kita adalah rumah kita juga. Jika bumi telah terabai, jangan pernah
ada kata menyesal dikemudian hari. Jika kita telah dengan entengnya mengabaikan
bumi (rumah) kita, maka jangan mengeluh jika alam telah mulai memegang
kendali untuk menyeimbangkan segalanya.
28 April 2012, 13:31:14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar