Irfan Bachdim Resmi Dicoret dari
Timnas. Irfan Bachdim tidak bisa lagi mengenakan seragam timnas. Pelatih timnas
Alfred Riedl menegaskan tidak akan memanggil penyerang yang mencetak dua gol di Piala AFF, Desember tahun lalu. Hal tersebut disampaikan Alfred Riedl disela-sela
sesi latihan hari ketiga gelombang kedua seleksi timnas U-23 di lapangan PSSI, Senayan, Jakarta pada hari Kamis, 13 Januari 2011 pagi.
Alfred Riedl menyatakan, sudah mengantongi kerangka tim yang bakal terjun di
pra-Olimpiade 2012.
Alfred Riedl tidak mau
berspekulasi menurunkan pemain yang berkompetisi di Liga Premier Indonesia (LPI) yang statusnya tidak diakui FIFA. Riedl sebelumnya menyatakan, setiap
keputusan yang dikeluarkannya atau tim pelatih bukan atas paksaan pihak lain.
Nasib Irfan sempat menjadi
polemik antara Persema, yang ikut kompetisi LPI dan PSSI. Persema mengatakan Irfan akan membayar kontrak dua kali lipat jika
meninggalkan Persema, dan PSSI mengungkapkan Irfan bebas memilih meninggalkan
Persema atau tidak. Sebab, bunyi kontraknya bersama Persema hanya untuk
memperkuat tim di liga ISL maupun kompetisi yang digelar AFC. Hal yang sama
juga diungkapkan Kim Jeffrey Kurniawan. Pemain keturuan Indonesia-Jerman yang
dinaturalisasi itu juga memutuskan menetap bersama Persema Malang walau ada
ancaman sanksi dari PSSI.
Kendati demikian, PSSI tidak seharusnya melarang
klub atau pemain yang berkreasi demi kepentingan kemajuan sepakbola nasional.
PSSI itu merupakan lembaga formal yang harus bertanggung jawab pada pemerintah
lewat KONI. PSSI bukan merupakan lembaga milik perorangan atau kelompok. Namun,
merupakan lembaga milik negara. Sehingga, dalam membuat keputusan tidak bersifat
emosional dan merugikan klub dan pemain yang potensial. Hanya karena memilih
jadi peserta kompetisi di Liga Primer Indonesia (LPI) tidak di ISL, pemain dari
klub bersangkutan yang layak memperkuat Timnas lantas dicoret.
PSSI sebagai sebuah organisasi yang menaungi sepak bola
di Indonesia seharusnya bisa bertindak profesional. Pemilihan pemain untuk
memperkuat Timnas Indonesia harus melihat skill dan kemampuan pemain. Siapapun
dia, apakah itu pemain lokal asli Indonesia atau pun pemain naturalisasi kalau
dia bermain baik harus diikutkan dalam timnas.
Dengan terbentuknya kepengurusan PSSI yang baru hasil
dari kongres luar Biasa (KLB) di Solo Jawa Tengah kita sangat berharap agar
kepengurusan PSSI yang baru dapat memperbaiki mekanisme pemilihan pemain untuk
memperkuat Timnas Indonesia agar betul-betul terpilih para peman yang
berkualitas, profesional, memiliki dedikasi tinggi terhadap bangsa, dan
tentunya juga memiliki jiwa patriotisme sesuai dengan semboyan pemain timnas
kita waktu membela fiala AFF, yaitu garuda di dadaku. Karena dengan permainan
yang bagus ditambah jiwa patriotisme (garuda di dadaku) Insya Allah timnas kita
akan bisa bangkit dan berjaya dikompetesi internasional. Semoga!
10 Juli 2011, 10:57:32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar