MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Senin, 23 April 2018

Bisa Menjawab Perkembangan Zaman

Kontroversi ujian nasional atau UN yang muncul sejak tahun 2003 sampai kini masih belum tuntas. Setiap menjelang pelaksanaan UN selalu terjadi tarik ulur antara Kemendiknas dan DPR (dulu Komisi VI, sekarang Komisi X), tapi ending-nya kemenangan selalu ada pada pemerintah.

Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan, antara lain, dengan menerapkan sistem ujian yang baik pada setiap akhir tahun pelajaran untuk kenaikan kelas dan pada akhir setiap satuan pendidikan. Ujian merupakan strategi yang umum digunakan oleh lembaga-lembaga pendidikan (mulai dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA maupun Perguruan Tinggi). Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, ujian sangat diperlukan karena merupakan cara yang efektif dan murah sebagai upaya mengevaluasi apa yang diajarkan guru dan apa yang telah dipelajari peserta didik. Penggunaan tes dan ujian dalam dunia pendidikan, walaupun dengan misi dan tujuan yang beragam, terus berkembang di negara kita.

Menurut Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP), untuk Ujian Nasional (UN) tahun 2011 penilaian kelulusan tidak lagi terpaku kepada nilai UN akan tetapi di tambah dengan nilai sekolah. Antara UN dan hasil belajar di sekolah tidak lagi saling memveto, namun bisa saling membantu. Untuk itu, penilaian UN digabung dengan nilai dari sekolah. Kelulusan siswa dari sekolah dengan melihat nilai gabungan rencananya dipatok minimal 5,5. Nilai gabungan merupakan perpaduan nilai UN dan nilai sekolah untuk setiap mata pelajaran UN.

Rumus yang ditawarkan pemerintah untuk nilai gabungan = (0,6 x nilai UN) + (0,4 x nilai sekolah). Nilai sekolah dihitung dari nilai rata-rata ujian sekolah dan nilai rapor semester 3-5 untuk tiap mata pelajaran UN. 
Mendiknas mengatakan bobot UN mesti lebih besar dari nilai sekolah untuk mengontrol hasil kelulusan. Pasalnya, dari data-data yang ada masih banyak sekolah yang me-mark up nilai siswa. 

Dengan formula baru ini, rencananya akan dipatok nilai tiap mata pelajaran minimal 4,00. Integrasi nilai UN dan nilai sekolah ini diharapkan jadi pendorong untuk menganggap penting semua proses belajar sejak kelas 1 hingga kelas 3.

Dengan sistem baru yang diterapkan pemerintah tentang UN tersebut, diharapkan mutu pendidikan di negara kita ini dapat berkembang. Karena dengan dihargainya nilai sekolah berarti nilai-nilai lokal disetiap satuan pendidikan menjadi berharga dan dapat memacu motivasi guru agar terus meningkatkan mutu pembelajaran dan juga dapat memotivasi siswa agar lebih menghargai guru yang mengajar.

Terlepas dari kontroversi perlu ataukah tidak UN dilaksanakan. Kita sebagai warga negara yang baik harus mentaati setiap keputusan pemerintah selama itu tidak bertentangan dengan Undang-Undang yang berlaku di negara kita. Kita semua harus sadar, UN telah dijadikan pemerintah untuk menstandarkan pendidikan di negara kita, karena itu, setuju atau pun tidak UN akan jalan terus, kecuali nantinya ada Undang-undang yang melarangnya. Dengan UN diharapkan mutu pendidikan kita menjadi baik dan berkualitas sehingga bisa disejajarkan dengan negara-negara lain.

Dan yang lebih penting dari kontroversi ujian nasional tersebut adalah bagaimana mendidik anak-anak agar memiliki etos belajar dan etos kerja yang baik. Hal ini penting bagi setiap satuan pendidikan, karena perkembangan IPTEK sekarang ini membuat persaingan kerja sangat kompetitif. Sehingga diperlukan SDM yang berkualitas dan memiliki integritas yang tinggi agar bisa menjawab perkembangan zaman kedepan. Semoga itu bisa!!!

26 April 2011, 13:25:32

Tidak ada komentar:

Popular