Kontroversi ujian nasional atau UN yang muncul sejak
tahun 2003 sampai kini masih belum tuntas. Setiap menjelang pelaksanaan UN
selalu terjadi tarik ulur antara Kemendiknas dan DPR (dulu Komisi VI, sekarang
Komisi X), tapi ending-nya kemenangan selalu ada pada pemerintah.
Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan, antara
lain, dengan menerapkan sistem ujian yang baik pada setiap akhir tahun
pelajaran untuk kenaikan kelas dan pada akhir setiap satuan pendidikan. Ujian
merupakan strategi yang umum digunakan oleh lembaga-lembaga pendidikan (mulai
dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA maupun Perguruan Tinggi). Dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan, ujian sangat diperlukan karena merupakan cara yang efektif dan
murah sebagai upaya mengevaluasi apa yang diajarkan guru dan apa yang telah dipelajari
peserta didik. Penggunaan tes dan ujian dalam dunia pendidikan, walaupun dengan
misi dan tujuan yang beragam, terus berkembang di negara kita.
Menurut Badan Nasional Standar
Pendidikan (BSNP), untuk Ujian Nasional (UN) tahun 2011 penilaian kelulusan tidak
lagi terpaku kepada nilai UN akan tetapi di tambah dengan nilai sekolah. Antara
UN dan hasil belajar di sekolah tidak lagi saling memveto, namun bisa saling
membantu. Untuk itu, penilaian UN
digabung dengan nilai dari sekolah. Kelulusan siswa dari
sekolah dengan melihat nilai gabungan rencananya dipatok minimal 5,5. Nilai
gabungan merupakan perpaduan nilai UN dan nilai sekolah untuk setiap mata
pelajaran UN.
Rumus yang ditawarkan pemerintah untuk nilai gabungan = (0,6 x nilai UN) + (0,4 x nilai sekolah). Nilai sekolah dihitung dari nilai rata-rata ujian sekolah dan nilai rapor semester 3-5 untuk tiap mata pelajaran UN. Mendiknas mengatakan bobot UN mesti lebih besar dari nilai sekolah untuk mengontrol hasil kelulusan. Pasalnya, dari data-data yang ada masih banyak sekolah yang me-mark up nilai siswa.
Dengan formula baru ini, rencananya akan dipatok nilai tiap mata pelajaran minimal 4,00. Integrasi nilai UN dan nilai sekolah ini diharapkan jadi pendorong untuk menganggap penting semua proses belajar sejak kelas 1 hingga kelas 3.
Dengan sistem baru yang diterapkan pemerintah tentang UN
tersebut, diharapkan mutu pendidikan di negara kita ini dapat berkembang. Karena
dengan dihargainya nilai sekolah berarti nilai-nilai lokal disetiap satuan
pendidikan menjadi berharga dan dapat memacu motivasi guru agar terus meningkatkan
mutu pembelajaran dan juga dapat memotivasi siswa agar lebih menghargai guru
yang mengajar.
Terlepas dari kontroversi perlu ataukah tidak UN
dilaksanakan. Kita sebagai warga negara yang baik harus mentaati setiap
keputusan pemerintah selama itu tidak bertentangan dengan Undang-Undang yang
berlaku di negara kita. Kita semua harus sadar, UN telah dijadikan pemerintah
untuk menstandarkan pendidikan di negara kita, karena itu, setuju atau pun
tidak UN akan jalan terus, kecuali nantinya ada Undang-undang yang melarangnya.
Dengan UN diharapkan mutu pendidikan kita menjadi baik dan berkualitas sehingga
bisa disejajarkan dengan negara-negara lain.
Dan yang lebih penting dari kontroversi ujian nasional
tersebut adalah bagaimana mendidik anak-anak agar memiliki etos belajar dan etos
kerja yang baik. Hal ini penting bagi setiap satuan pendidikan, karena
perkembangan IPTEK sekarang ini membuat persaingan kerja sangat kompetitif.
Sehingga diperlukan SDM yang berkualitas dan memiliki integritas yang tinggi
agar bisa menjawab perkembangan zaman kedepan. Semoga itu bisa!!!
26 April 2011, 13:25:32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar