MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Senin, 23 April 2018

Rakyat Sudah Pintar

Tahun 2013 kemungkinan besar negara kita akan memiliki pesawat kepresidenan. Kalau tidak ada aral yang menghambat, pesawat itu dipastikan akan selesai pada bulan Agustus 2013. Pesawat tersebut dibandrol dengan harga Rp. 820 miliar. Sungguh! Bukan harga yang murah, apalagi ditengah krisis ekonomi dan banyaknya kemiskinan dan pengangguran di negara kita ini.

Wajar saja kebijakan pembelian pesawat kepresidenan itu menuai kontroversi di tengah masyarakat. Ada yang mendukung kebijakan tersebut dan tidak sedikit pula yang menentangnya. Anggota DPR RI telah menyetujui rencana pembelian pesawat tersebut. Mereka menyatakan bahwa hal ini dilakukan untuk menghemat biaya sewa pesawat yang selama ini dinilai sangat mahal, sehingga dengan perhitungan dan pertimbangan ini disetujui rencana pembelian pesawat kepresidenan. Selain itu, anggota DPR juga menambahkan bahwa dengan adanya pesawat kepresidenan ini nantinya diharapkan kerja presiden menjadi lebih cepat, efektif dan efisien dalam melakukan kunjungan kerja yang membutuhkan pesawat sebagai kendaraannya.

Sedangkan dari kubu yang kurang sependapat menilai bahwa rencana pembelian pesawat khusus kepresidenan ini dikarenakan waktunya yang belum tepat karena keadaan Indonesia saat ini belum seperti negara-negara yang saat ini sudah memiliki pesawat khusus untuk presiden, Negeri ini masih begitu banyak memiliki masalah-masalah sosial yang berbanding berbalik dengan keadaan para pejabat. Kemiskinan, pengangguran dan masalah sosial yang lain masih banyak di negeri ini sehingga dikhawatirkan mengundang emosi masyarakat bawah. Terlebih baru-baru ini rakyat juga masih banyak kecewa dengan beberapa kebijakan pemerintah terkait pengadaan mobil mewah untuk para menteri dan beberapa waktu yang lalu terkait pembiayaan pagar Istana yang begitu mewah ditambah lagi soal terkait biaya renovasi ruangan banggar yang mewah, rehab WC dan kamar mandi ruangan anggota DPR, renovasi rumah mewah untuk anggota DPR dan lain-lain yang semua itu membutuhkan biaya lebih besar lagi yang secara otomastis itu merupakan pemborosan uang rakyat juga.

Terkait kontroversi tersebut, pihak pemerintah, DPR dan semua yang terkait dalam mengeluarkan kebijakan pembelian pesawat khusus kepresidenan ini harus benar-benar dipertimbangankan dengan baik dan matang supaya tidak merugikan rakyat. Terkait tentang hitung menghitung antara lebih boros dan lebih hemat biaya ketika pesawat kepresidenan sewa dengan pesawat yang diimiliki secara khusus, hal ini juga harus dilakukan penghitungan yang cermat dan matang dan bukan penghitungan asal-asalan sehingga nantinya bukan menjadikan lebih hemat, akan tetapi justru jauh lebih boros dibandingkan dengan sewa.

Sebenarnya kalau kita cermati, hitung-hitungan perbandingan kepemilikan dan sewa pesawat yang dikemukakan pemerintah untuk menepis kontroversi tentang pembelian pesawat kepresidenan ini bisa ‘menyesatkan’. Karena, pertama, dengan perbandingan itu seolah-olah tak akan terjadi apa-apa dengan pesawat kepresidenan. Padahal, selama lima tahun selain segala kemungkinan bisa terjadi, pesawat pasti akan membutuhkan biaya perawatan yang tidak sedikit, belum lagi jika ditambah kemungkinan penggantian spare part, ongkos pembelian avtur yang kalau pun tak digunakan mesin harus tetap dipanaskan, dan yang tidak sedikit adalah biaya untuk menggaji pilot dan para kru pilihan. Bahkan kalau dalam keadaan diam, tetap saja harus mengeluarkan biaya parkir.

Kedua, selama presiden menyewa pesawat milik maskapai Garuda Indonesia maka sudah pasti sebagian uang sewanya akan kembali lagi ke kantong sendiri karena sebagian saham PT Garuda Indonesia adalah milik negara. Tapi, pada saat kita membeli pesawat milik Boeing, tentu tak akan ada yang kembali. Saya kira, rakyat sudah pintar. Pejabat negara tak bisa lagi mengambil kebijakan dengan cara-cara yang menyesatkan. Pembelian pesawat kepresidenan jelas akan menjadi beban baru bagi anggaran negara. Program pengentasan kemiskinan, perbaikan infrastruktur yang menjadi modal utama untuk menarik investasi seharusnya lebih dikedepankan ketimbang memenuhi kebutuhan transportasi kepala negara yang pada praktiknya bisa dilakukan dengan menggunakan pesawat komersial biasa. Semoga kedepannya pemimpin-pemimpin kita lebih peka terhadap penderitaan rakyatnya sehingga setiap kebijakan yang diambil dapat menyejahterakan rakyat. Amin!


18 Februari 2012, 6:43:41

Tidak ada komentar:

Popular