Lomba panjat pinang sepertinya sudah menjadi sebuah tradisi di
masyarakat Indonesia apabila memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia
yang jatuh pada tanggal 17 Agustus. Mulai dari tingkat desa, kecamatan,
kabupaten, propinsi atau bahkan tingkat nasional acara lomba panjat pinang selalu
dilaksanakan setiap tahunnya pada tanggal 17 Agustus. Beragam hadiah yang
ditawarkan dalam lomba panjat pinang tersebut, mulai dari yang kecil sampai
yang besar seperti makanan ringan, mie baik perbungkus sampai per dus, pasta dan
sikat gigi, ikan kaleng, makanan kaleng, kaos, handuk, uang ribuan sampai ratus
ribuan, dan bahkan ada sepeda anak-anak dan dewasa dan berbagai macam hadiah
menarik lainnya. semuanya tergantung di atas pohon pinang yang telah di desain dan
dilumuri dengan minyak atau oli.
Peserta dalam lomba panjat pinang tersebut juga sangat beragam,
mulai dari anak kecil, remaja bahkan sampai orang dewasa pun juga mengikutinya.
Akan tetapi lomba ini hanya diikuti oleh kalangan laki-laki dan tidak pernah
ada lomba panjat pinang yang diikuti oleh wanita. Ini dilakukan untuk menjaga
etika dan martabat perempuan agar terhindar dari fitnah.
Entah siapa yang memulai pelaksanaan lomba panjat pinang ini di
Indonesia. Seolah-olah sudah menjadi sebuah agenda rutin di Indonesia, apabila peringatan
hari kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus selalu ada saja
yang menyelenggarakan lomba panjat pinang. Bahkan dulu pernah diiklankan di
media televisi tentang lomba panjat pinang tersebut. Dalam lomba panjat pinang
tersebut, ada pesan moral yang ingin disampaikan kepada masyarakat tentang
perlunya kerjasama saling bahu-membahu untuk mencapai sebuah tujuan. Yakni menuju
puncak untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Hal ini dikiaskan kepada makna
hari kemerdekaan kita. Bahwa untuk mencapai kemerdekaan, rakyat Indonesia harus
bersatu, tidak membeda-bedakan suku, warna kulit dan agama.
Begitu juga untuk mengisi kemerdekaan dewasa ini, kita juga harus bisa
bekerjasama bahu-membahu membangun bangsa ini tanpa mengenal suku, warna kulit dan
agama. Semuanya harus bersatu untuk membangun bangsa ini agar bisa menjadi
bangsa yang sejahtera, aman dan damai.
Akan tetapi yang menjadi pertanyaan bagi kita adalah, benarkah filosofi
dari lomba panjat pinang seperti yang digambarkan diatas bisa mengejawantah di
dalam diri pribadi masyarakat kita. Jangan-jangan lomba panjat pinang tersebut
hanya sebuah acara seremonial biasa tanpa ada makna didalamnya. Bukannya
bertambah semangat nasionalisme masyarakat kita dengan lomba panjat pinang
tersebut, malah sebaliknya hanya mengejar hadiahnya saja.
Hal ini terbukti dengan semakin lonturnya semangat nasionalisme dan
patriotesme di kalangan masyarakat, terlebih lagi dikalangan generasi muda
kita. Mereka saat ini larut dengan kemajuan iptek, mereka lebih suka
bersenang-senang, hidup glamor, mementingkan diri sendiri, bahkan menjerumuskan
diri kepada dunia narkoba. Banyak kalangan muda kita yang lupa akan perjuangan
para pahlawan kita yang dengan gigih berjuang mengorbankan harta benda,
keluarga dan nyawa.
Untuk itu ada atau pun tidak adanya lomba panjat pinang dalam
menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-66 tahun ini bukanlah
sebuah persoalan besar. Akan tetapi, yang perlu kita pikirkan bersama adalah
bagaimana semangat juang dan patriotesme para pejuang kita dulu bisa kembali
tumbuh dikalangan masyarakat kita terlebih kepada generasi muda. Karena dengan
munculnya semangat perjuangan dan patriotesme akan memunculkan rasa
nasionalisme. Hal ini sangat kita butuhkan untuk membangun bangsa ini agar
menjadi sebuah bangsa yang besar dan memiliki peradaban yang tinggi. Semoga
saja ini bisa!. Amin!.
20 Agustus 2011, 14:16:32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar