Untuk menggambarkan judul di atas, ada sebuah ilustrasi menarik
yang bisa kita ambil hikmahnya. Kupu-kupu
adalah serangga yang sangat menarik untuk kita perhatikan sebagai sebuah
pelajaran. Sayap-sayapnya begitu cantik. Kadang-kadang kupu-kupu mengepakkan
sayapnya, terbang dari satu tangkai ke tangkai lainnya. Sungguh sangat indah dan menarik.
Akan tetapi, kalau kita perhatikan, sebelum mencapai kesempurnaan
itu, kupu-kupu hanyalah makhluk yang menjijikkan. Berawal dari telur, ulat,
kepompong, baru kemudian menjadi kupu-kupu yang cantik jelita. Semua itu butuh
perjuangan keras, butuh pengorbanan, bahkan mereka harus siap mati untuk
mencapai kesempurnaan itu.
Bermula dari telur. Inilah masa-masa penentu kelahiran kupu-kupu.,
karena selalu ada kemungkinan telur itu tidak dapat bertahan lama, lenyap
sebelum berkembang menjadi ulat. Banyaknya hewan pemangsa telur akan selalu
mencari saat-saat yang tepat untuk melahapnya. Bukan saja hewan pemangsa, alam
sekitar seperti angin, dan hujan juga menjadi ancaman naginya. Boleh jadi,
telur-telur itu beterbangan kesegala penjuru ditiup oleh angin dan mendarat
disungai sehingga menjadi makanan bagi ikan. Dan banyak lagi kemungkinan yang
terjadi. Setelah telur
menetas, wujud kupu-kupu belum tampak. Yang kita saksikan hanyalah seekor ulat
pohon. Jika melihatnya, mungkin kita tidak akan percaya kalau ulat itu nantinya
berubah menjadi kupu-kupu yang cantik.
Proses metamorfosis belum berhenti. Ulat pun terus berjuang
mempertahankan hidup. Hewan-hewan pemangsa tidak pernah lepas memburu mereka.
Mereka ini akan terus melanjutkan kehidupannya, sampai tahap menjadi kepompong.
Untuk sampai kepada tahap ini, seekor ulat harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Karena, selama tahap itu
mereka wajib berpuasa penuh.
Selama menjadi kepompong mereka harus menahan rasa sakit. Mereka
tidak dapat begerak sebebas-bebasnya, terhimpit dalam ruangan yang sangat
sempit. Mereka harus sabar menjalaninya. Apabila mereka tidak sabar, dapat
dipastikan nyawa menjadi taruhannya. Hari demi hari berganti, akhirnya mereka
berubah menjadi seekor kupu-kupu dan dapat terbang sebebas-bebasnya. Rasa sakit
yang dia derita selama dalam proses metamorfosis terbayar sudah.
Dari cuplikan peristiwa diatas, manusia harus selalu berjuang
memperbaiki diri. Kita tidak boleh terus-menerus menjadi ulat. Hidup kita yang
terpuruk harus diubah. Namun, proses itu seringkali tidak mudah. Kita harus
bisa mengalami masa ‘kepompong” sebelum menjadi kupu-kupu yang cantik.
Dibutuhkan keteguhan jiwa dan kesabaran , di mana kita akan banyak belajar arti
kehidupan yang sebenarnya di dunia ini.
Bulan Ramadhan sudah di depan kita. Bulan yang penuh dengan hikmah bagi mereka yang
berusaha untuk mendapatkannya. Di bulan Ramadhan ini kita dituntut untuk
berpuasa, menahan diri dari makan dan minum mulai terbit fajar sampai tenggalam
matahari. Disinilah metamorfosis manusia akan diterapkan. Bagi mereka yang
berjuang dengan sekuat tenaga dibarengi dengan tulus ikhlas menjalankannya,
maka dia akan bisa ‘terbang” seperti kupu-kupu, yakni derajatnya akan dinaikkan
oleh Allah Swt menjadi
orang yang bertakwa.
Ramadhan merupakan bulan penuh
berkah. Sebab itu, umat Islam hendaklah mengambil keberkahan Ramadhan dari
berbagai aktifitas positip yang dapat memajukan Islam dan pemeluknya. Seperti
perbanyak membaca
al Qur`an, Dzikrullah, sedekah,
shalat sunnah, mencari nafkah yang halal, aktivitas sosial kemasyarakatan dan
lainnya. Rasulullah Saw. menjadikan bulan puasa ramadhan sebagai bulan yang penuh aktivitas
dan amaliah positif.
Dalam menyambut bulan Ramadhan
tahun ini ada beberapa persiapan yang harus kita lakukan untuk mendapatkan jati
diri yang sesungguhnya, menjadi orang yang bertakwa, diantaranya adalah :
Pertama, Persiapan
Fisik dan Materi. Seorang muslim tidak akan mampu atau berbuat maksimal dalam berpuasa
jika fisiknya sakit. Oleh karena itu mereka dituntut untuk menjaga kesehatan
fisik, kebersihan rumah, masjid dan lingkungan. Rasulullah mencontohkan kepada
umat agar selama berpuasa tetap memperhatikan kesehatan. Hal ini terlihat dari
beberapa kegiatan yang dilakukan
Rasulullah Saw, diataranya menyikat gigi dengan siwak
(HR. Bukhori dan Abu Daud), Memperhatikan
penampilan, seperti pernah diwasiatkan Rasulullah Saw kepada sahabat Abdullah
ibnu Mas’ud Ra, agar memulai puasa dengan penampilan baik dan tidak dengan
wajah yang cemberut. (HR. Al-Haitsami). Sarana
penunjang yang lain yang harus disiapkan adalah materi yang halal untuk bekal
ibadah Ramadhan. Idealnya seorang muslim telah menabung selama 11 bulan sebagai
bekal ibadah Ramadhan. Sehingga ketika datang Ramadhan, dia dapat beribadah
secara khusu’ dan tidak berlebihan dalam mencari harta atau kegiatan lain yang
mengganggu kekhusu’an ibadah Ramadhan.
Kedua, Persiapan Mental.
Persiapan ini sangat penting untuk bisa menjalankan ibadah puasa dan ibadah
terkait lainnya agar bisa lebih serius dan bersemangat. Mental yang kuat dan
bagus akan memberikan motivasi yang baik untuk menjalankan ibadah puasa supaya
kuat dan tunai menjalankannya selama se bulan penuh. Apalagi pada menjelang 10
hari hari terakhir Ramadhan. Fisik kadang mulai melemah. Motivasi beribadah
mulai berkurang. Di tambah lagi dengan godaan dari ajakan teman dan keluarga
yang menginginkan belanja mempersiapkan hari raya Idul Fitri, pulang kampung,
beli pakaian dll, sangat mempengaruhi umat Islam dalam menunaikan kekhusuan
ibadah puasa Ramadhan. Kesuksesan ibadah bulan Ramadhan
seorang muslim bisa dilihat dari akhirnya. Jika akhir bulan Ramadhan diisi
dengan i’tikaf dan taqarrub yang lainnya, maka insya Allah dia termasuk yg
berhasil dan sukses dalam menjalankan ibadah Ramadhan. Dengan persiapan mental yang kuat, semua godaan
dan halangan yang merintangi dalam menjalankan badah puasa akan bisa teratasi
dengan baik.
Ketiga, Persiapan
fikriyah atau akal dilakukan dengan mendalami ilmu, khususnya ilmu yang terkait
dengan ibadah Ramadhan. Sekarangnya
ini banyak tulisan-tulisan yang berkaitan dengan keutamaan ibadah puasa. Dengan
kemajuan teknologi, dewasa ini semua orang dengan mudah mendapatkan informasi.
Tergantung kemauan dan kemampuan masing-masing untuk memperdalam dan mengasah
akalnya untuk mendapatkan ilmu se banyak-banyaknya. Rasulullah Saw mengatakan
bahwa banyak orang yang berpuasa tidak menghasilkan kecuali lapar dan dahaga. Hal ini dilakukan karena puasanya tidak dilandasi dengan ilmu yang
cukup. Seorang yang beramal tanpa ilmu, maka tidak menghasilkan kecuali
kesia-siaan belaka. Dengan begitu,
maka ibadah, khususnya puasa yang didasari dengan ilmu yang kuat akan
mendapatkan kemudahan dan keberkahan dalam menjalaninya. Semakin baik dan bagus
pemahaman keagamaan terkait dengan ibadah puasa, maka semakin meningkat
kualitas puasa dan ibadah terkait lainnya selama Ramadhan.
Keempat, Persiapan Ruhiyah (spiritual) juga harus dimantapkan. Persiapan ruhiyah dapat dilaksanakan dengan meningkatkan ibadah,
seperti memperbanyak membaca Al-Quran saum sunnah, berdzikir, berdo’a dll.
Dalam hal mempersiapkan ruhiyah, Rasulullah SAW. memberi contoh kepada umatnya
yaitu dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, sebagaimana yang diriwayatkan
oleh ‘Aisyah RA. berkata:”Saya tidak melihat Rasulullah SAW. menyempurnakan
puasanya, kecuali pada bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan
yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya’ban” (HR Muslim).
Apabila
keempat hal itu bisa dipersiapkan dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan bisa
meraih derajat takwa. Bulan ramadhan adalah bulan penuh hikmah, maghfirah dan terbukanya
pintu surga dan tertutupnya pintu neraka. Dan itu harus
dilakukan dengan penuh pengorbanan demi mencapai hasil yang maksimal, sesuai
dengan janji Allah Swt sebagai orang yang bertakwa. Ketakwaan
yang di raih merupakan hasil dari usaha yang dilakukan masing-masing orang. Di akhir
ramadhan, seorang muslim diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah. Dan pada tanggal
1 Syawal merayakan hari raya yang disebut hari raya fitrah. Pada waktu itu
seorang muslim yang selama se bulan penuh melaksanakan ibadah puasa dan amaliah
lainnya akan menjadi fitrah. Artinya, terlahir suci seperti bayi yang baru
lahir. Tanpa ada dosa yang dibawanya. Berpuasa selama se bulan penuh merupakan
penempaan diri yang diibaratkan seekor ulat yang menjadi kepompong. Ketika
berhasil menjalani penempaan diri itu, maka kepompong akan menjadi seekor kupu-kupu
indah yang bisa terbang kemanapun dia mau. Begitu juga manusia, setelah
mengalami penempaan dan latihan yang bagus selama ramadhan, maka dia akan
menjadi orang yang fitrah. Semoga!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar