MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Selasa, 15 Mei 2018

Menyambut Ramadhan : Proses Ulat Menjadi Kupu-Kupu

Untuk menggambarkan judul di atas, ada sebuah ilustrasi menarik yang bisa kita ambil hikmahnya. Kupu-kupu  adalah serangga yang sangat menarik untuk kita perhatikan sebagai sebuah pelajaran. Sayap-sayapnya begitu cantik. Kadang-kadang kupu-kupu mengepakkan sayapnya, terbang dari satu tangkai ke tangkai lainnya.  Sungguh sangat indah dan menarik.

Akan tetapi, kalau kita perhatikan, sebelum mencapai kesempurnaan itu, kupu-kupu hanyalah makhluk yang menjijikkan. Berawal dari telur, ulat, kepompong, baru kemudian menjadi kupu-kupu yang cantik jelita. Semua itu butuh perjuangan keras, butuh pengorbanan, bahkan mereka harus siap mati untuk mencapai kesempurnaan itu.

Bermula dari telur. Inilah masa-masa penentu kelahiran kupu-kupu., karena selalu ada kemungkinan telur itu tidak dapat bertahan lama, lenyap sebelum berkembang menjadi ulat. Banyaknya hewan pemangsa telur akan selalu mencari saat-saat yang tepat untuk melahapnya. Bukan saja hewan pemangsa, alam sekitar seperti angin, dan hujan juga menjadi ancaman naginya. Boleh jadi, telur-telur itu beterbangan kesegala penjuru ditiup oleh angin dan mendarat disungai sehingga menjadi makanan bagi ikan. Dan banyak lagi kemungkinan yang terjadi. Setelah telur menetas, wujud kupu-kupu belum tampak. Yang kita saksikan hanyalah seekor ulat pohon. Jika melihatnya, mungkin kita tidak akan percaya kalau ulat itu nantinya berubah menjadi kupu-kupu yang cantik.

Proses metamorfosis belum berhenti. Ulat pun terus berjuang mempertahankan hidup. Hewan-hewan pemangsa tidak pernah lepas memburu mereka. Mereka ini akan terus melanjutkan kehidupannya, sampai tahap menjadi kepompong. Untuk sampai kepada tahap ini, seekor ulat harus mempersiapkan diri  sebaik mungkin. Karena, selama tahap itu mereka wajib berpuasa penuh.

Selama menjadi kepompong mereka harus menahan rasa sakit. Mereka tidak dapat begerak sebebas-bebasnya, terhimpit dalam ruangan yang sangat sempit. Mereka harus sabar menjalaninya. Apabila mereka tidak sabar, dapat dipastikan nyawa menjadi taruhannya. Hari demi hari berganti, akhirnya mereka berubah menjadi seekor kupu-kupu dan dapat terbang sebebas-bebasnya. Rasa sakit yang dia derita selama dalam proses metamorfosis terbayar sudah.

Dari cuplikan peristiwa diatas, manusia harus selalu berjuang memperbaiki diri. Kita tidak boleh terus-menerus menjadi ulat. Hidup kita yang terpuruk harus diubah. Namun, proses itu seringkali tidak mudah. Kita harus bisa mengalami masa ‘kepompong” sebelum menjadi kupu-kupu yang cantik. Dibutuhkan keteguhan jiwa dan kesabaran , di mana kita akan banyak belajar arti kehidupan yang sebenarnya di dunia ini.

Bulan Ramadhan sudah di depan kita. Bulan yang penuh dengan hikmah bagi mereka yang berusaha untuk mendapatkannya. Di bulan Ramadhan ini kita dituntut untuk berpuasa, menahan diri dari makan dan minum mulai terbit fajar sampai tenggalam matahari. Disinilah metamorfosis manusia akan diterapkan. Bagi mereka yang berjuang dengan sekuat tenaga dibarengi dengan tulus ikhlas menjalankannya, maka dia akan bisa ‘terbang” seperti kupu-kupu, yakni derajatnya akan dinaikkan oleh Allah Swt menjadi orang yang bertakwa.

Ramadhan merupakan bulan penuh berkah. Sebab itu, umat Islam hendaklah mengambil keberkahan Ramadhan dari berbagai aktifitas positip yang dapat memajukan Islam dan pemeluknya. Seperti perbanyak membaca al Qur`an, Dzikrullah, sedekah, shalat sunnah, mencari nafkah yang halal, aktivitas sosial kemasyarakatan dan lainnya. Rasulullah Saw. menjadikan bulan puasa ramadhan sebagai bulan yang penuh aktivitas dan amaliah positif.

Dalam menyambut bulan Ramadhan tahun ini ada beberapa persiapan yang harus kita lakukan untuk mendapatkan jati diri yang sesungguhnya, menjadi orang yang bertakwa, diantaranya adalah :
Pertama, Persiapan Fisik dan Materi. Seorang muslim tidak akan mampu atau berbuat maksimal dalam berpuasa jika fisiknya sakit. Oleh karena itu mereka dituntut untuk menjaga kesehatan fisik, kebersihan rumah, masjid dan lingkungan. Rasulullah mencontohkan kepada umat agar selama berpuasa tetap memperhatikan kesehatan. Hal ini terlihat dari beberapa kegiatan yang dilakukan Rasulullah Saw, diataranya menyikat gigi dengan siwak (HR. Bukhori dan Abu Daud), Memperhatikan penampilan, seperti pernah diwasiatkan Rasulullah Saw kepada sahabat Abdullah ibnu Mas’ud Ra, agar memulai puasa dengan penampilan baik dan tidak dengan wajah yang cemberut. (HR. Al-Haitsami). Sarana penunjang yang lain yang harus disiapkan adalah materi yang halal untuk bekal ibadah Ramadhan. Idealnya seorang muslim telah menabung selama 11 bulan sebagai bekal ibadah Ramadhan. Sehingga ketika datang Ramadhan, dia dapat beribadah secara khusu’ dan tidak berlebihan dalam mencari harta atau kegiatan lain yang mengganggu kekhusu’an ibadah Ramadhan.

Kedua, Persiapan Mental. Persiapan ini sangat penting untuk bisa menjalankan ibadah puasa dan ibadah terkait lainnya agar bisa lebih serius dan bersemangat. Mental yang kuat dan bagus akan memberikan motivasi yang baik untuk menjalankan ibadah puasa supaya kuat dan tunai menjalankannya selama se bulan penuh. Apalagi pada menjelang 10 hari hari terakhir Ramadhan. Fisik kadang mulai melemah. Motivasi beribadah mulai berkurang. Di tambah lagi dengan godaan dari ajakan teman dan keluarga yang menginginkan belanja mempersiapkan hari raya Idul Fitri, pulang kampung, beli pakaian dll, sangat mempengaruhi umat Islam dalam menunaikan kekhusuan ibadah puasa Ramadhan. Kesuksesan ibadah bulan Ramadhan seorang muslim bisa dilihat dari akhirnya. Jika akhir bulan Ramadhan diisi dengan i’tikaf dan taqarrub yang lainnya, maka insya Allah dia termasuk yg berhasil dan sukses dalam menjalankan ibadah Ramadhan. Dengan persiapan mental yang kuat, semua godaan dan halangan yang merintangi dalam menjalankan badah puasa akan bisa teratasi dengan baik.

Ketiga, Persiapan fikriyah atau akal dilakukan dengan mendalami ilmu, khususnya ilmu yang terkait dengan ibadah Ramadhan. Sekarangnya ini banyak tulisan-tulisan yang berkaitan dengan keutamaan ibadah puasa. Dengan kemajuan teknologi, dewasa ini semua orang dengan mudah mendapatkan informasi. Tergantung kemauan dan kemampuan masing-masing untuk memperdalam dan mengasah akalnya untuk mendapatkan ilmu se banyak-banyaknya. Rasulullah Saw mengatakan bahwa banyak orang yang berpuasa tidak menghasilkan kecuali lapar dan dahaga. Hal ini dilakukan karena puasanya tidak dilandasi dengan ilmu yang cukup. Seorang yang beramal tanpa ilmu, maka tidak menghasilkan kecuali kesia-siaan belaka. Dengan begitu, maka ibadah, khususnya puasa yang didasari dengan ilmu yang kuat akan mendapatkan kemudahan dan keberkahan dalam menjalaninya. Semakin baik dan bagus pemahaman keagamaan terkait dengan ibadah puasa, maka semakin meningkat kualitas puasa dan ibadah terkait lainnya selama Ramadhan.

Keempat, Persiapan Ruhiyah (spiritual) juga harus dimantapkan. Persiapan ruhiyah dapat dilaksanakan dengan meningkatkan ibadah, seperti memperbanyak membaca Al-Quran saum sunnah, berdzikir, berdo’a dll. Dalam hal mempersiapkan ruhiyah, Rasulullah SAW. memberi contoh kepada umatnya yaitu dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, sebagaimana yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah RA. berkata:”Saya tidak melihat Rasulullah SAW. menyempurnakan puasanya, kecuali pada bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya’ban” (HR Muslim).

Apabila keempat hal itu bisa dipersiapkan dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan bisa meraih derajat takwa. Bulan ramadhan adalah bulan penuh hikmah, maghfirah dan terbukanya pintu surga dan tertutupnya pintu neraka. Dan itu harus dilakukan dengan penuh pengorbanan demi mencapai hasil yang maksimal, sesuai dengan janji Allah Swt sebagai orang yang bertakwa. Ketakwaan yang di raih merupakan hasil dari usaha yang dilakukan masing-masing orang. Di akhir ramadhan, seorang muslim diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah. Dan pada tanggal 1 Syawal merayakan hari raya yang disebut hari raya fitrah. Pada waktu itu seorang muslim yang selama se bulan penuh melaksanakan ibadah puasa dan amaliah lainnya akan menjadi fitrah. Artinya, terlahir suci seperti bayi yang baru lahir. Tanpa ada dosa yang dibawanya. Berpuasa selama se bulan penuh merupakan penempaan diri yang diibaratkan seekor ulat yang menjadi kepompong. Ketika berhasil menjalani penempaan diri itu, maka kepompong akan menjadi seekor kupu-kupu indah yang bisa terbang kemanapun dia mau. Begitu juga manusia, setelah mengalami penempaan dan latihan yang bagus selama ramadhan, maka dia akan menjadi orang yang fitrah. Semoga!!!

Tidak ada komentar:

Popular