Sebentar lagi bulan Ramadhan 1439 H atau Tahun 2018 M akan berakhir. Tinggal menunggu keputusan dari pemerintah yang akan disampaikan Menteri Agama, kapan berakhirnya ramadhan dan mulai 1 Syawal 1439 H. Dengan telah ditentukannya awal Syawal berarti puasa dibulan Ramadhan akan berakhir. Pada hari itu, seluruh umat Islam diseluruh dunia akan merayakan hari kemenangan yang disebut Idul Fitri. Pada hari itu pekik Takbir, Tahlil dan Tahmid terdengar dimesjid, mushalla, kantor, gedung, dan bahkan dirumah-rumah dan jalan-jalan. Pada hari ini umat Islam merayakan kemenangan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa dengan berbagai amalan ibadah lainnya. Selama berpuasa dibulan Ramadhan, banyak gangguan, rintangan dan godaan yang bisa menyebabkan puasanya batal. Belum lagi pengorbanan harta benda untuk bersedekah, infak, wakaf, zakat dan persiapan takjil dan makanan untuk persiapan berbuka dan sahur. Semua itu mereka jalankan dengan penuh ikhlas dan sabar demi mendapatkan gelar Muttaqin sesuai dengan janji Allah Swt (Qs.2:183).
Setelah umat Islam menjalankan kewajiban ibadah puasa, maka dengan waktu yang sama juga diwajibkan mengeluarkan zakat, yakni Zakat Fitrah. Zakat itu diwajibkan bagi semua orang Islam yang mampu sesuai dengan makanan pokoknya yang telah ditentukan kadar ukurannya. Selain itu ada juga yang berzakat dengan uang, walaupun itu masih diperdebatkan dikalangan masyarakat karena berbeda dengan mazdhab Syafi'i yang dijadikan landasan hukum diwilayah Indonesia pada umumnya. Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, zakat fitrah merupakan kewajiban yang harus dikeluarkan oleh orang Islam secara perorangan. Dengan zakat fitrah, maka lengkap sudah syarat untuk meraih kemenangan dibulan syawal dengan merayakan Idul Fitri.
Zakat Fitrah dan Idul Fitri merupakan dua hal yang sama namun berbeda dalam makna. Keduanya sama-sama menggunakan kata fitrah dibelakangnya. Fitri dan fitrah itu mempunyai makna yang sama. Secara umum Zakat memiliki arti suci dan berkembang. Orang yang menunaikan atau menyisihkan sebagian hartanya untuk berzakat pasti akan suci jiwanya sekaligus akan berkembang harta bendanya. Allah akan menambah harta orang Islam yang gemar berzakat dan sedekah. Allah menyatakan bahwa Dia akan memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah (Qs.2:276).
Disamping itu, zakat merupakan pemberian seseorang yang berkemampuan dalam harta kepada orang yang kekurangan. Dengan demikian zakat sangat berarti dibagikan dan diberikan pada waktu yang tepat. Ketika orang yang mempunyai kekurangan dalam hal makanan, uang, pakaian dan sebagainya kemudian ada yang memberikannya maka orang yang menerima pemberian itu akan merasakan kesenangan dan kepuasan yang luar biasa. Disitulah letak pemberian zakat fitrah yang disandingkan dengan hari raya Idul Fitri. Dimana pada waktu merayakan kemenangan setelah berpuasa dibulan Ramadhan semua orang bisa merayakan hari kemenangan itu tanpa memandang status dan jabatan masing-masing. Semuanya larut dalam kebersamaan, kekeluargaan, dan persatuan sebagai sesama orang Islam. Yang miskin dan kaya mempunyai kesempatan yang sama dalam merayakan hari raya Idul Fitri.
Hal ini sesuai dengan makna Fitrah itu sendiri yang berarti kesucian, asal kejadian dan agama yang benar. Fitrah dalam arti kesucian merupakan bentuk pembersihan diri orang Islam. Selama sebulan penuh berpuasa dengan melakukan ibadah sebanyak-banyaknya serta menghindari perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah Swt, maka seseorang akan terlahir kembali seperti bayi yang baru lahir, tidak ada dosa dan kesalahan yang ada pada dirinya. Seperti itulah gambaran bagi orang yang benar-benar menjalankan ibadah puasa. Nabi bersabda "Barangsiapa berpuasa dengan iman dan mengharapkan ridha Allah maka akan diampuni dosanya yang telah lalu" (HR. Bukhari). Dengan demikian, wajar saja orang yang berpuasa dengan baik dan sungguh-sungguh akan menjadi suci jiwanya. Kemudian ditambah lagi dengan mengeluarkan zakat fitrah, maka kesucian jiwanya akan bertambah baik lagi, sehingga orang itu akan menjadi orang yang benar-benar bertaqwa.
Selain itu, makna fitrah juga berarti asal kejadian. Setiap manusia asal kejadiannya sama. Bermula dengan diciptakannya Nabi Adam As dari tanah sebagaimana firman "Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk" (Qs15:26). Begitulah asal mula manusia diciptakan oleh Allah Swt. Setelah penciptaan awal maka manusia secara umum akan dijadikan Allah dari saripati air yang hina. Ini sesuai dengan firman-Nya "Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani) (Qs.32:8). Di lain ayat juga disebutkan bahwa "Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina (mani), kemudian Kami letakkan ia dalam tempat yang kukuh (rahim), sampai waktu yang ditentukan (Qs.77:20-22). Begitulah semua asal kejadian manusia didunia ini. Karen itu arti kembali kepada fitrah merupakan proses mengingat kembali asal kejadian dirinya yang tercipta dari tanah dan air yang hina (mani). Dengan demikian tidak patut kalau manusia dalam hidupnya bersifat sombong dan angkuh. Harta yang dimiliki merupakan titipan Allah untuk dipergunakan sebaik mungkin dijalan-Nya. Pada akhirnya setiap manusia akan mengalami kematian dan kebangkrutan. Karena itu, setalah manusia mengalami kematian maka jasadnya akan kembali kepada asal kejadiannya semula, yaitu tanah. Dan ketika mengalami kebangkrutan baru dia sadar akan keberadaan Allah dalam kehidupannya. Oleh sebab itu, momentum Idul Fitri tahun ini merupakan bentuk instrospeksi diri agar kedepan bisa lebih baik lagi.
Terakhir, makna fitrah adalah agama yang benar. Dengan berpuasa dan mengeluarkan zakat fitrah, maka seseorang bisa menemukan kembali agamanya. Pada saat melaksanakan ibadah puasa, seseorang menjalankannya dengan sungguh-sungguh. Selain menahan lapar, haus dan seksual pada siang hari. Orang yang berpuasa juga menahan semua indera dan hatinya dari perbuatan yang dapat membatalkan puasanya. Mata, telinga, mulut, hidung dan kulit dijaganya betul-betul agar tidak melakukan perbuatan dosa. Mata terjaga dari pandangan yang tidak baik, mulut terjaga dari perkataan yang kotor dan jorok, telinga terjaga dari pendengaran yang buruk, hidung juga terjaga dari penciuman yang tidak baik. Selain itu, hati juga terjaga dari sifat-sifat tidak terpuji, seperti sombong, riya, hasad dan sebagainya. Dengan demikian, semua tingkah lakunya terjaga sehingga agamanya kembali kepada jalan kebenaran, yakni semua perbuatan yang dilakukannya sesuai dengan ajaran Islam.
Begitulah makna kembali fitrah yang terkandung dalam perayaan Idul Fitri. Id artinya adalah kembali, sedangkan fitrah seperti yang sudah dijelaskan di atas. Oleh karena itu, setiap orang yang sudah berpuasa dan menjalankan setiap amalan-amalan ibadah lainnya kemudian menjaga semua indera tubuhnya dari perbuatan yang tidak baik serta menjaga hatinya dari sifat-sifat tercela akan kembali kepada fitrahnya tersebut. Setiap manusia diharapkan bisa melaksanakan dan meraih kembali makna fitrah itu, yaitu kembali kepada kesuciannya, kembali kepada asal kejadiannya dan kembali kepada agama yang benar. Kalau ketiga hal itu bisa diraih, maka kita akan betul-betul meraih kemenangan yang hakiki. Semoga!!!
#Mari Sebarkan Kebaikan#
Rantau, 12 Juni 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar