Memberi adalah menyerahkan, membagikan atau menyampaikan sesuatu
kepada orang lain. Memberi merupakan hal yang biasa dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari. Setiap orang pasti pernah memberi dalam hidupnya. Memberi itu
tidak memandang kaya ataupun miskin, laki-laki maupun perempuan, tua maupun
muda, bahkan anak-anak pun bisa memberi. Memberi juga tidak memandang status
jabatan dimasyarakat. Juga tidak memandang agama, bangsa, suku dan sebagainya. Memberi
merupakan kewajiban bagi setiap manusia. Dalam kehidupan ini memberi merupakan
sebuah kebutuhan. Kadang, dalam benak kita hanya terlintas bahwa kebutuhan
dalam hidup itu hanya berupa pangan, sandang dan papan. Ketika tiga macam
tersebut terpenuhi, maka segala macam kebutuhan sudah merasa tercukupi. Hidupnya
merasa senang dan bahagia. Padahal, dibalik itu ada yang lebih utama dalam
kehidupan ini, yaitu memberi. Dalam memberi itu tidak melulu berupa benda atau
harta. Dia bisa berupa kasih sayang, perhatian, tanggung jawab, cinta, maaf, senyum,
pikiran, tenaga, modal, keuntungan dan sebagainya. Selain hal tersebut, dalam
memberi ada juga yang negatif. Misalnya, memberi malu, kerugian, mudharat, luka,
sedih, kesusahan, kerusakan, dan yang lebih fatal lagi adalah memberi kematian
bagi makhluk lain. Naudzubillah...
Hidup adalah memberi. Setiap pemberian yang diberikan kepada semua makhluk
Allah Swt, baik diberikan kepada manusia,
binatang maupun tumbuhan akan mendapatkan balasan yang setimpal. Balasan itu
bisa berupa kebaikan dan keburukan. Setiap pemberian yang dilakukan dengan
tulus ikhlas akan mendatangkan kebaikan dan berkah bagi si pemberi. Apalagi
pemberian yang dilakukan itu merupakan sebuah kebaikan, maka dia akan
mendapatkan kebaikan pula. Baik dari orang yang diberi maupun balasan pahala
dari Allah Swt. Begitu pula sebaliknya, pemberian yang dilakukan dari sebuah
kesalahan, kepalsuan, dan keburukan, maka dia akan mendapatkan hal yang serupa
dengan apa yang diberikannya. Baik dari orang yang diberinya, maupun balasan
yang setimpal dari Allah Swt. Karena itu, dalam memberi hendaklah sesuatu yang
baik dan bermanfaat bagi orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, kadang kita menyaksikan seorang ibu
dan ayah yang berusaha sekuat tenaga memberikan perhatian dan apa yang
dimilikinya untuk kebaikan dan kebahagian anak-anaknya. Dan juga, seorang
pegawai atau pekerja yang harus bekerja keras dengan memberikan semua tenaga
dan pikirannya untuk kberhasilan dan kesuksesan kantor dan perusahaan tempatnya
bekerja. Kemudian, seorang isteri yang memberikan baktinya kepada suami untuk
kebahagian rumah tangganya. Seorang peminta-minta yang berjalan-jalan
terseok-seok penuh belas kasihan memberikan ekspresi atau pun suara dengan
memelas supaya dikasihani orang lain. Seorang pemilik perusahaan yang
memberikan modal usaha untuk keberlangsungan perusahaannya. Seorang guru yang
memberikan pengajaran dan pendidikan kepada para siswanya, agar kelak bisa
menjadi orang yang sukses. Seorang dokter atau perawat yang memberikan resep
untuk kesembuhan pasiennya. Seorang pedagang yang memberikan kejujuran,
senyuman dan kata-kata yang ramah tamah kepada pembelinya, supaya jual beli
berlangsung dengan baik. Seorang polisi atau tentara yang memberikan pelayanan
dan pengamanan kepada masyarakat. Bahkan, seorang pecundang, munafik, fasik,
tukang fitnah dan adu domba serta pengghibah pun memberikan sesuatu kepada
orang lain, agar tujuan jahatnya bisa terlaksana sesuai dengan apa yang telah
direncanakannya. Begitulah, dalam hidup ini, semuanya harus bisa memberi agar
tujuannya bisa tercapai dengan baik sesuai dengan niat dan tujuannya.
Di dalam al Qur`an, Allah Swt juga menyatakan bahwa Dia adalah
pemberi kepada makhluk ciptaan-Nya. Diantaranya adalah, Allah Swt memberikan
rahmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya (Qs.2:105). Memberi petunjuk kepada
siapa yang dikehendaki-Nya (Qs.2:142, 264, 272). Memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta (Qs.2:177). Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa
batas (Qs.2:212, 3:37). Allah memberikan karunia terhadap manusia tetapi
kebanyakan manusia tidak bersyukur (Qs.2:243, 3:164). Kepunyaan-Nya apa yang
di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa
izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya (Qs.2:255, 74:48). Allah telah memberikan kepada orang itu
pemerintahan (kekuasaan) (Qs.2:258). Allah menganugerahkan al hikmah
(kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah
dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang
dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah) (Qs.2:269). Allah memberikan pengajaran
kepadamu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (Qs.2:282, 4:58). Adapun
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, maka Allah
akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan
Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim (Qs.3:57, 148, 4:114). Allah memberikan
nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan (Qs.4:94). Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada
orang-orang yang berdosa (Qs.32:22). Apakah kami akan memberi makan kepada
orang-orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan,
tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata (Qs.36:47). Adapun manusia
apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan,
maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku (Qs.89:15).
Dengan demikian, memberi merupakan sebuah Sunnatullah. Sebab,
Allah Swt telah memberikan contoh kepada makhluk-Nya untuk selalu memberi.
Barangsiapa yang mau memberi terlebih dahulu, maka ia akan mendapatkan lebih
banyak lagi dari apa yang telah diberikannya. Didalam al-Qur`an, Allah Swt
memberikan perumpamaan bahwa barang siapa yang menanam satu benih kebajikan ia
akan memperoleh minimal tujuh ratus kali lipat dari apa yang telah
diberikannya. Firman-Nya, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan
oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.
Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha
Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui (Qs.2:261). Rasulullah Saw juga
menyatakan bahwa tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Artinya
perilaku memberi adalah lebih baik dari pada perilaku yang selalu meminta.
Orang yang didalam hidupnya suka memberi, maka dia termasuk
golongan yang diistemewakan oleh Allah Swt. Sebab orang yang suka memberi
memiliki jiwa besar serta meneladani sifat Allah Swt. Ia tidak takut hartanya
akan habis, karena ia berpedoman bahwa segala sesuatu itu datangnya dari Allah.
Meskipun hartanya tidak banyak, meskipun saat itu hartanya pas-pasan, semangat
memberi untuk orang lain tak pernah padam dan tetap ia lakukan. Ini merupakan
salah satu dari ciri orang yang berjiwa takwa. Firman-Nya, “(yaitu)
orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (Qs.3:134). Nabi Saw bersabda “Barangsiapa
meringankan sebuah kesusahan (kesedihan) seorang mukmin di dunia, Allah akan
meringankan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan urusan
seseorang yang dalam keadaan sulit, Allah akan memberinya kemudahan di dunia
dan akhirat. Barangsiapa menutup ‘aib seseorang, Allah pun akan menutupi
‘aibnya didunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama
hamba tersebut menolong saudaranya (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
Dengan demikian, memberi merupakan sesuatu yang harus diamalkan
dalam hidup ini. Yang memberi dan menerima pemberian akan merasa senang dan
bahagia. Kalau semua orang bisa memberikan sesuatu sesuai dengan tingkat
kemampuannya masing-masing, maka hidup akan damai, tentram dan sejahtera.
Masing-masing orang tidak melulu menuntut haknya, walaupun itu perlu. Akan
tetapi, sebelum haknya dituntut hendaklah kewajibannya dipenuhi. Antara hak dan
kewajiban itu harus sesuai dalam penempatannya. Untuk itu, diperlukan sikap
selalu memberi agar hak dan kewajiban setiap orang bisa terpenuhi dengan baik. Dengan
begitu, Allah Swt akan memberikan kebaikan dan keberkahan dalam kehidupan dimanapun
kita berada. Semoga...
#Menyebarluaskan Kebaikan#
Paringin, 2 Mei 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar