Kinerja lembaga legislatif baik tingkat pusat
(DPR), tingkat propinsi dan kabupaten (DPRD) sekarang ini kembali menjadi
sorotan. Bukan karena prestasi kerjanya, korupsi, ataupun produk Undang-undang
yang telah mereka selesaikan. Hal yang menjadi sorotan publik adalah program
studi banding anggota dewan. Berbagai macam tempat dan Negara yang akan mereka
kunjungi dan juga berbagai macam alasan dan tujuan dari studi banding tersebut.
Namanya juga studi banding, tentu ada sebuah
pelajaran perbandingan yang diambil oleh anggota dewan untuk Negara ini yang nantinya
akan membuat kearah sebuah kemajuan bangsa. Diharapkan dengan studi banding
anggota dewan dapat menerapkan untuk kepentingan bangsa. Dengan studi banding
juga pengetahuan para anggota dewan menjadi bertambah dan menjadi bahan untuk
dapat membuat produk undang-undang yang dapat menyejahterakan rakyat.
Yang jadi persoalan adalah, studi banding dan
kunjungan kerja yang dilakukan oleh para anggota dewan yang terhormat, itu
dilakukan ditengah-tengah krisis dan bencana yang melanda bangsa ini. Tidak
sedikit anggaran yang dialokasikan untuk studi banding dan kunjungan kerja
tersebut, yang semuanya menggunakan dana rakyat. Di lain pihak rakyat menjerit-jerit
kelaparan, kemiskinan dimana-mana, pengangguran bukannya berkurang malah
semakin bertambah banyak. Belum ditambah dengan bencana alam yang seolah-olah
tidak habisnya menimpa negeri tercinta ini. Belum selesai bencana banjir
bandang yang menimpa Wasior, Papupa. Sekarang muncul lagi tsunami di Mentawai
dan yang sekarang masih berlangsung adalah meletusnya gunung merapi di
Yogyakarta. Bahkan menurut data Badan vulkanologi, anak gunung Krakatau juga
mulai bergejolak. Belum lagi banjir yang sebentar lagi akan mengancam setiap
propinsi dinegara ini. Karena sekarang ini kita telah memasuki musim hujan. Dan
banyak lagi masalah-masalah yang dihadapi negeri kita ini.
Ini perlu pemikiran dan tindakan serius dari
semua pihak. Jangan sampai disaat rakyat membutuhkan bantuan berupa makanan,
pakaian, air bersih, tempat tinggal, pekerjaan dan lain-lain, para anggota
dewan malah studi banding atau kunjungan kerja keluar negeri, yang hasilnya
belum tentu untuk kepentingan rakyat. Para anggota dewan seharusnya memiliki sensitivitas
(kepekaan) terhadap penderitaan yang dialami rakyat. Jangan sampai rakyat yang
terluka akibat bencana malah semakin terluka dengan olah para wakil rakyat
diparlemen. Lebih baik uang untuk studi banding dan kunjungan kerja anggota
dewan disumbangkan untuk rakyat agar mereka merasa diperhatikan dan bisa
mengurangi penderitaan mereka.
08 Nopember 2010, 23:11:54
Tidak ada komentar:
Posting Komentar