Di dalam Al qur’an, Allah Swt banyak menggunakan istilah setan untuk
menunjukkan karakter yang tidak baik itu. Dimana
sumbernya sangat beragam. Lantas, sejak kapan
sifat-sifat setan itu ada? Setan sebagai sifat keburukan sebenarnya sudah ada
sejak alam semesta ini diciptakan.
Pertama, adanya kegelapan
Kegelapan adalah variabel pertama dan utama dalam
sifat-sifat setaniah. Dimana ia muncul bersamaan dengan diciptakannya cahaya.
Dimana ada cahaya, maka dibalik cahaya itu pasti ada kegelapan.
Itulah sebabnya kegelapan menjadi simbol utama dari
kejahatan, kesesatan, pembangkangan, kekejaman, kerusakan, dan berbagai macam
sifat buruk lainnya yang cenderung menghancurkan. Begitu sebaliknya, cahaya
menjadi simbol dari kebaikan, ketaatan, kasih sayang, jalan lurus, dan berbagai
macam sifat kebaikan lainnya yang akan memunculkan kesejahteraan, ketertataan,
ketentraman, kesejukan, dan kedamaian.
Qs. Al baqarah (2): 257
ٱللَّهُ
وَلِيُّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ يُخۡرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۖ وَٱلَّذِينَ
كَفَرُوٓاْ أَوۡلِيَآؤُهُمُ ٱلطَّٰغُوتُ يُخۡرِجُونَهُم مِّنَ ٱلنُّورِ إِلَى ٱلظُّلُمَٰتِۗ
أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ٢٥٧
“Allah Pelindung orang-orang
yang beriman; Dia
mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan
orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah setan, yang mengeluarkan
mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.”
Di dalam hadis, Rasulullah Saw juga menyatakan bahwa
apabila kegelapan malam datang. Pada saat petang hari, maka jagalah anak-anak
kalian. Sebab pada saat gelap itu setan sedang berkeliaran. Untuk mengganggu
dan menggoda manusia untuk tidak melakukan salat dan sebagainya. Jika malam
telah berlalu beberapa saat, artinya telah sampai waktu magrib, maka tutuplah
pintu-pintu rumah. Sebutlah nama Allah dan laksanakan salat magrib berjamaah.
Sebab, pada waktu itu setan tidak akan bisa menyesatkan manusia.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا
كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ أَوْ أَمْسَيْتُمْ فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ فَإِنَّ
الشَّيَاطِينَ تَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ فَإِذَا ذَهَبَتْ سَاعَةٌ مِنْ اللَّيْلِ
فَخَلُّوهُمْ وَأَغْلِقُوا الْأَبْوَابَ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فَإِنَّ
الشَّيْطَانَ لَا يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا. (رواه البخارى)
“Rasulullah Saw bersabda: “Jika kegelapan malam datang, atau
kalian berada pada petang hari, jagalah anak-anak kalian karena pada saat itu setan sedang berkeliaran. Jika malam telah berlalu beberapa
saat, bolehlah kalian biarkan mereka dan tutuplah pintu rumah dan sebutlah nama
Allah karena setan tidak akan membuka pintu yang tertutup.” (HR. Bukhari No. 3059)
Dihadits
lain juga disebutkan bahwa setan akan keluar ketika matahari telah terbenam
sampai hilang cahaya senjanya. Untuk itu, laranglah anak-anak kita untuk
berkeliaran pada waktu itu. Suruh mereka pulang kerumah untuk mandi dan bersiap-siap
melaksanakan salat magrib berjamaah di masjid, mushalla maupun dirumah.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا
تُرْسِلُوا فَوَاشِيَكُمْ وَصِبْيَانَكُمْ إِذَا غَابَتْ الشَّمْسُ حَتَّى
تَذْهَبَ فَحْمَةُ الْعِشَاءِ فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَنْبَعِثُ إِذَا غَابَتْ
الشَّمْسُ حَتَّى تَذْهَبَ فَحْمَةُ الْعِشَاءِ. (رواه المسلم)
“Rasulullah Saw bersabda: “Jangan biarkan
ternak dan anak-anakmu lepas berkeliaran ketika matahari terbenam sampai
hilangnya cahaya senja. Karena setan keluar ketika matahari terbenam sampai
hilang cahaya senja.” (HR. Muslim No. 3757).
Dalam riwayat lain, Rasulullah Saw menyatakan bahwa kezaliman itu akan
mendatangkan kegelapan. Untuk itu hindarilah berbuat zalim kepada sesama
manusia. Sebab perbuatan zalim itu merupakan perbuatan setan yang akan membawa
kepada kehancuran bagi dirinya.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاتَّقُوا
الشُّحَّ فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ
سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ. (رواه المسلم)
“Bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Hindarilah kezhaliman, karena kezaliman itu adalah mendatangkan kegelapan pada hari kiamat kelak! Jauhilah kekikiran, karena kekikiran
itu telah mencelakakan (menghancurkan) orang-orang sebelum kalian yang
menyebabkan mereka menumpahkan darah dan menghalalkan yang diharamkan.” (HR. Muslim No. 4675).
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ
الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. (رواه البخارى و مسلم و ترمذى)
“Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya kezaliman
itu adalah mendatangkan kegelapan pada hari kiamat kelak.” (HR. Bukhari No. 2267, Muslim No. 4676, At
Tirmidzi No. 1953).
Kedua, mengantuk
Mengantuk bisa dikategorikan sebagai perbuatan setan. Sebab, rasa kantuk itu
akan menimbulkan rasa lemas dan malas dalam menjalankan ibadah maupun perintah
lain dari Allah Swt. Kantuk juga bisa melalaikan seseorang menjalankan
kewajibannya. Ketika kantuk itu terasa berat sehingga membuatnya tertidur.
Boleh jadi timbulnya rasa kantuk itu merupakan perbuatan setan yang iingin
menyesatkannya. Berikut
ini adalah ayat yang menyebut rasa kantuk itu sebagai gangguan setan, yaitu
ketika suasana perang Badar. Dimana pasukan Islam pada waktu itu harus bersiaga dari
serangan musuh. Sehingga muncul rasa mengantuk menghinggapi sebagian
tentara Islam. Padahal, mengantuk itu merupakan perbuatan setan. Sehingga, Allah Swt memberikan pertolongan
untuk
mengusir rasa kantuk itu dengan cara menidurkan mereka beberapa
saat dan lantas mengirimkan hujan yang menyegarkan kembali kondisi pasukan
tersebut.
Qs. Al Anfal (8): 11
إِذۡ
يُغَشِّيكُمُ ٱلنُّعَاسَ أَمَنَةٗ مِّنۡهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيۡكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ
مَآءٗ لِّيُطَهِّرَكُم بِهِۦ وَيُذۡهِبَ عَنكُمۡ رِجۡزَ ٱلشَّيۡطَٰنِ
وَلِيَرۡبِطَ عَلَىٰ قُلُوبِكُمۡ وَيُثَبِّتَ بِهِ ٱلۡأَقۡدَامَ ١١
“(ingatlah),
ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan
kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan
menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan dan untuk menguatkan
hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu).”
Mengantuk merupakan rasa hendak tidur. Biasa didahului
oleh kuap (menguap), yakni perihal (perbuatan) mengangakan mulut dengan menarik dan mengeluarkan
napas karena mengantuk. Rasululullah saw juga
menyatakan bahwa Allah Swt menyukai orang yang bersin dan membenci orang yang
menguap. Rasulullah Saw menyuruh umat islam yang bersin untuk memuji Allah Swt.
Dan menyuruh orang yang mendengar bersin itu untuk mendoakannya agar senantiasa
mendapat rahmat dari Allah Swt. Sedangkan orang yang menguap justru disuruh
untuk berlindung dari godaan (bisikan) dari setan yang terkutuk. Untuk itu,
berusahalah untuk menahan menguap itu yang akan mendatangkan kantuk. Apalagi
ketika sedang melaksanakan ibadah salat. Sebab, menguap yang akan mendatangkan
rasa kantuk itu merupakan perbuatan setan.
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ
يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ
فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ
فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِذَا قَالَ
هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ. (رواه البخارى و ترمذى و ابن حبّان)
Dari Nabi Saw: “Sesungguhnya
Allah menyukai bersin, dan membenci menguap, apabila salah seorang dari
kalian bersin, hendaklah ia memuji Allah, dan kewajiban seorang muslim yang
mendengarnya untuk mendo'akan, sedangkan menguap datangnya dari syetan, hendaknya ia
menahan semampunya, jika ia sampai
mengucapkan haaah, maka syetan akan tertawa karenanya.” (HR. Bukhari No. 5755, Tirmidzi No. 2671, Ibnu Hibban No. 2358).
Dalam riwayat Muslim, disebutkan bahwa apabila seseorang menguap,
hendaklah ditutup dengan salah satu tangannya. Sebab, kalau tidak ditutupi
dengan tangannya, maka setan bisa masuk kedalam tubuhnya. Sehingga sifat-sifat
setaniah itu akan menjalar kedalam tubuhnya. Sebab dalam Riwayat lain
disebutkan bahwa setan berjalan dalam tubuh manusia melalui aliran darahnya.
Kalau setan sudah masuk dalam aliran darah itu, maka ia akan leluasa
membisikkan sesuatu yang jahat ke dalam hati manusia. Dan menjerumuskannya ke
dalam kesesatan dan kedurhakaan. Naudzubillahi min dzalik…
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا
تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ
يَدْخُلُ. (رواه المسلم)
Rasulullah Saw bersabda: “Bila salah seorang
dari kalian menguap hendaklah ditutupi dengan tangannya karena sesungguhnya
setan masuk.” (HR. Muslim No.
5311)
قَالَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنْ الْإِنْسَانِ مَجْرَى
الدَّمِ وَإِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوبِكُمَا شَرًّا أَوْ قَالَ
شَيْئًا. (رواه البخارى و مسلم و ابي داوود)
Beliau bersabda: “Sesungguhnya setan
berjalan dalam tubuh manusia melalui aliran darah. Aku khawatir
kalau-kalau setan membisikkan sesuatu yang jahat ke dalam hati kalian.” (HR. Bukhari No. 2870, Muslim No. 4041, Abu Daud 4342)
Ketiga, Pendusta
Sifat setan itu adalah suka berdusta. Dusta merupakan
perkataan yang tidak benar (bohong). Apa yang dikatakannya tidak sesuai dengan
kenyataan. Dia sering menasihati orang lain dengan kebaikan-kebaikan akan
tetapi dia sendiri tidak melakukannya. Ibarat lampu lilin, ia bisa menerangi
orang yang dalam kegelapan, akan tetapi ia sendiri terbakar. Perbuatan dusta
merupakan dosa. Allah Swt menyatakan bahwa tiap-tiap pendusta itu banyak pula
dosanya.
Qs. Asy Syura (26): 221-226
هَلۡ
أُنَبِّئُكُمۡ عَلَىٰ مَن تَنَزَّلُ ٱلشَّيَٰطِينُ ٢٢١ تَنَزَّلُ
عَلَىٰ كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٖ ٢٢٢ يُلۡقُونَ ٱلسَّمۡعَ
وَأَكۡثَرُهُمۡ كَٰذِبُونَ ٢٢٣ وَٱلشُّعَرَآءُ
يَتَّبِعُهُمُ ٱلۡغَاوُۥنَ ٢٢٤ أَلَمۡ
تَرَ أَنَّهُمۡ فِي كُلِّ وَادٖ يَهِيمُونَ ٢٢٥ وَأَنَّهُمۡ يَقُولُونَ مَا
لَا يَفۡعَلُونَ ٢٢٦
“Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa
setan-setan itu turun. Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak
dosa, mereka menghadapkan pendengaran (kepada setan) itu, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang pendusta. Dan penyair-penyair itu diikuti oleh
orang-orang yang sesat. Tidakkah kamu melihat bahwasanya mereka mengembara di
tiap-tiap lembah, dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri
tidak mengerjakan(nya).”
Dalam
hadis, Rasululullah Saw juga menyatakan bahwa pendusta itu adalah setan. Dia
bisa menyusup atau menyamar menjadi orang yang baik. Mengatakan yang baik-baik,
padahal semua yang diucapkannya adalah dusta. Untuk itu berhati-hatilah kepada
orang yang seperti ini. Terkadang, dihadapan kita ia baik dan bermuka manis,
tetapi dibelakang justru menikam.
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ وَكَّلَنِي رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ فَأَتَانِي
آتٍ فَجَعَلَ يَحْثُو مِنْ الطَّعَامِ فَأَخَذْتُهُ فَقُلْتُ لَأَرْفَعَنَّكَ
إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَصَّ الْحَدِيثَ
فَقَالَ إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِيِّ لَنْ
يَزَالَ مَعَكَ مِنْ اللَّهِ حَافِظٌ وَلَا يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ
وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ
ذَاكَ شَيْطَانٌ. (رواه البخارى)
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah Saw menugaskanku
untuk menjaga harta zakat Ramadlan. Lalu datang seseorang yang menyusup
hendak mengambil makanan, maka aku pun menyergapnya seraya berkata:
"Aku benar-benar akan menyerahkanmu kepada Rasulullah Saw." Lalu ia
bercerita dan berkata: "Jika kamu hendak beranjak ke tempat tidur maka
bacalah ayat kursi, niscaya Allah akan senantiasa menjagamu dan setan tidak
akan mendekatimu hingga pagi." Maka Nabi Saw pun bersabda: "Ia telah berkata
benar padamu, padahal ia adalah pendusta. Penyusup itu adalah setan.” (HR. Bukhari No. 4624).
Lawan pendusta adalah jujur. Dusta adalah sifat orang
munafik, sedangkan jujur merupakan sifat mukmin. Kejujuran adalah fondasi
keimanan, sedangkan kebohongan adalah benih dari kemunafikan. Kejujuran
merupakan kunci untuk meraih kebaikan. Sifat jujur akan mengarahkan seseorang
kepada kebaikan dan jalan menuju surga. Hal ini tidak akan didapatkan oleh para
pendusta. Sebab, kebohongan yang dilakukannya akan menggiring mereka kepada
keburukan (kejahatan) dan jalan menuju neraka. Sekali berdusta, ia akan dicatat
sebagai pendusta, begitu juga ketika ia berkata jujur akan dicatat sebagai
orang yang jujur. Semakin banyak kedua perbuatan itu dilakukan, semakin banyak
pula catatannya. Catatan dusta akan menggiring ke neraka, sedangkan catatan
jujur akan menggiringnya ke surga.
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ
الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ
وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي
إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ
لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا. (رواه البخارى و مسلم
ترمذى)
Nabi Saw bersabda:
"Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu
akan membimbing ke surga, sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur
hingga ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan
itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan
menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta
sehingga akan dicatat baginya sebagai seorang pendusta.” (HR. Bukhari No. 5629, Muslim No. 4719, Tirmidzi No. 1894)
Keempat, Penipu
Selain pendusta, setan juga merupakan penipu ulung.
Tipu adalah perbuatan atau perkataan yang
tidak jujur (bohong atau palsu) dengan maksud untuk menyesatkan, mengakali,
atau mencari untung. Perbuatan menipu bisa juga dengan mengecoh, yakni kecurangan
yang merugikan orang, seperti barang palsu dikatakan tulen, mengurangi berat
atau ukuran barang, mencampuri dengan barang yang kurang baik dan sebagainya.
Kalau pendusta lebih kepada perkataannya, sedangkan penipu bisa perbuatan dan
perkataan sekaligus. Penipuan ini bisa dilakukan dalam semua aktivitas
kehidupan sehari-hari. Yang paling banyak dilakukan oleh kalangan pedagang
(bisnis). Tujuannya adalah untuk mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya.
Walaupun dilakukan dengan berbagai cara, sampai mengorbankan harga diri dan
bahkan nyawa orang lain. Setan tidak hanya berhenti sampai disitu. Setan akan
menipu manusia agar mereka lupa mengintat Allah Swt. Setan memberikan
janji-janji palsu berupa angan-angan kosong belaka. Setan menjanjikan
kebahagian, kesenangan dan kedamaian. Padahal itu bohong, justru setan mengajak
golongannya (jin dan manusia) untuk menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.
Dari sini, kita mengetahui bahwa godaan setan itu sebenarnya lemah. Setan hanya
memberikan angan-angan kosong saja. Semuanya fatamorgana dan tidak nyata. Apa
yang dijanjikan Allah Swt adalah kenyataan dan pasti. Untuk itu, jangan terbuai
oleh angan-angan kosong yang menyenangkan. Semuanya akan hilang dan justru akan
mendapatkan balasan yang amat buruk dari Allah Swt kelak, yakni neraka yang
menyala-nyala. Nauzdubillahi min dzalik….
Qs. Fathir (35): 5-6
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلنَّاسُ إِنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقّٞۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا
وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِٱللَّهِ ٱلۡغَرُورُ ٥
إِنَّ
ٱلشَّيۡطَٰنَ لَكُمۡ عَدُوّٞ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّاۚ إِنَّمَا يَدۡعُواْ حِزۡبَهُۥ
لِيَكُونُواْ مِنۡ أَصۡحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ ٦
“Hai manusia, sesungguhnya
janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia
memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah setan yang pandai menipu,
memperdayakan kamu tentang Allah. Sesungguhnya setan itu adalah musuh
bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu
hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang
menyala-nyala.”
Qs. Al Isra (17): 64
وَٱسۡتَفۡزِزۡ
مَنِ ٱسۡتَطَعۡتَ مِنۡهُم بِصَوۡتِكَ وَأَجۡلِبۡ عَلَيۡهِم بِخَيۡلِكَ وَرَجِلِكَ
وَشَارِكۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَوۡلَٰدِ وَعِدۡهُمۡۚ وَمَا يَعِدُهُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ
إِلَّا غُرُورًا ٦٤
“Dan hasunglah siapa yang
kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka
pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan
mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan
tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka.”
Qs. An Nisa (4): 120
يَعِدُهُمۡ
وَيُمَنِّيهِمۡۖ وَمَا يَعِدُهُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ إِلَّا غُرُورًا ١٢٠
“Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka,
padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.”
Qs. Al Hadid (57): 14
يُنَادُونَهُمۡ
أَلَمۡ نَكُن مَّعَكُمۡۖ قَالُواْ بَلَىٰ وَلَٰكِنَّكُمۡ فَتَنتُمۡ أَنفُسَكُمۡ
وَتَرَبَّصۡتُمۡ وَٱرۡتَبۡتُمۡ وَغَرَّتۡكُمُ ٱلۡأَمَانِيُّ حَتَّىٰ جَآءَ أَمۡرُ
ٱللَّهِ وَغَرَّكُم بِٱللَّهِ ٱلۡغَرُورُ ١٤
“Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang
mukmin) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan
kamu?" Mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu
sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh
angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu
terhadap Allah oleh (setan) yang amat penipu.”
Qs. An Nisa (4): 76
ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ يُقَٰتِلُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ يُقَٰتِلُونَ
فِي سَبِيلِ ٱلطَّٰغُوتِ فَقَٰتِلُوٓاْ أَوۡلِيَآءَ ٱلشَّيۡطَٰنِۖ إِنَّ كَيۡدَ ٱلشَّيۡطَٰنِ
كَانَ ضَعِيفًا ٧٦
“Orang-orang
yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di
jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya
tipu daya setan itu adalah lemah.”
Bentuk penipuan yang dilakukan setan kepada manusia
adalah dengan menganggap baik
pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik. Setan
membisikkan kepada manusia bahwa pekerjaan yang dilakukannya itu benar, padahal
justru bertentangan dengan perintah Allah Swt. Meminum khamar, mencuri, menipu,
berdusta, berzina, merampok, berjudi, riba, kikir, meninggalkan salat, puasa,
zakat, haji dan sebagainya merupakan perbuatan keji (buruk). Setan mengarahkan
manusia untuk melakukan semua yang dilarang itu. Setan selalu menyesatkan
manusia dengan bujuk rayunya. Dengan mengatakan bahwa yang dilakukannya itu
adalah benar. Ini dilakukan setan agar manusia tidak bisa kembali ke jalan
Allah Swt (kebenaran). Dan terus mengikutinya sampai manusia tersesat dari
jalan kebenaran. Padahal, semua itu merupakan tipu muslihat dari setan yang
terkutuk.
Qs. Fathir (35): 8
أَفَمَن
زُيِّنَ لَهُۥ سُوٓءُ عَمَلِهِۦ فَرَءَاهُ حَسَنٗاۖ فَإِنَّ ٱللَّهَ يُضِلُّ مَن
يَشَآءُ وَيَهۡدِي مَن يَشَآءُۖ فَلَا تَذۡهَبۡ نَفۡسُكَ عَلَيۡهِمۡ حَسَرَٰتٍۚ
إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمُۢ بِمَا يَصۡنَعُونَ ٨
“Maka apakah orang yang
dijadikan (setan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini
pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh setan)? Maka
sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa
yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap
mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat.”
Qs. An Nahl (16): 63
تَٱللَّهِ
لَقَدۡ أَرۡسَلۡنَآ إِلَىٰٓ أُمَمٖ مِّن قَبۡلِكَ فَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ
أَعۡمَٰلَهُمۡ فَهُوَ وَلِيُّهُمُ ٱلۡيَوۡمَ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ ٦٣
“Demi Allah, sesungguhnya
Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi setan
menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka
setan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat
pedih.”
Qs. Al Ankabut (29): 38
وَعَادٗا
وَثَمُودَاْ وَقَد تَّبَيَّنَ لَكُم مِّن مَّسَٰكِنِهِمۡۖ وَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ
أَعۡمَٰلَهُمۡ فَصَدَّهُمۡ عَنِ ٱلسَّبِيلِ وَكَانُواْ مُسۡتَبۡصِرِينَ ٣٨
“Dan (juga) kaum ´Aad dan Tsamud, dan sungguh telah
nyata bagi kamu (kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka.
Dan setan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka, lalu
ia menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka adalah
orang-orang berpandangan tajam.”
Kelima, Lupa mengingat Allah Swt
Setan membangun strategi untuk terus memperdaya
manusia. Bersama dengan pasukannya, setan menyusun rencana untuk melalaikan
manusia ingat kepada Allah Swt. Setan akan menawarkan kesenangan dan kenikmatan
duniawi. Setan membujuk manusia untuk menyenangi harta benda, kekayaan,
jabatan, kemewahan, syahwat, wanita, anak-anak dan sebagainya. Tujuannya adalah
untuk melalaikan manusia dari kewajiban agama yang dibebankan kepada mereka.
Salat, puasa, zakat, sedekah, haji bisa tidak dikerjakannya lagi. Setan juga
menghiasi diri manusia dengan kesombongan, keangkuhan, gila hormat, senang
dipuji sehingga lupa dengan jati dirinya sebagai manusia. Lupa bahwa semua itu
merupakan pemberian dari Allah Swt yang harus disyukurinya. Kesenangan dan
kenikmatan dunia merupakan senjata setan untuk melalaikan manusia ingat kepada
Allah Swt.
Qs. Al Mujadilah (58): 19
ٱسۡتَحۡوَذَ
عَلَيۡهِمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ فَأَنسَىٰهُمۡ ذِكۡرَ ٱللَّهِۚ أُوْلَٰٓئِكَ حِزۡبُ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ
أَلَآ إِنَّ حِزۡبَ ٱلشَّيۡطَٰنِ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ ١٩
“Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka
lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa
sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi.”
Allah
Swt memberikan peringatan kepada manusia, agar jangan sampai harta, dan
anak-anakmu melalaikan kamu mengingat Allah Swt. Sebab, semua itu akan
membuatnya rugi.
Qs. Al Munafiqun (63): 9
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُلۡهِكُمۡ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَلَآ أَوۡلَٰدُكُمۡ عَن
ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ ٩
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan
anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat
demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.”
Selain
itu, bermegah-megahan dalam soal banyak harta, anak,
pengikut, kemuliaan, dan seumpamanya telah melalaikan kamu dari ketaatan kepada Allah Swt. Kelalaian itu akan terbawa sampai
dia meninggal dunia (alam kubur). Kelak ia akan tersadar dan mengetahui
kelalaiannya itu. Ketika di alam kubur ia akan diperlihatkan oleh Allah Swt
siksa neraka jahim. Akibat ia bermegah-megah hidup didunia. Kelak ia akan
mempertanggungjawabkan semuanya dengan mendapat pertanyaan diakhirat kelak. Dan
ia tidak akan bisa menjawabnya dan mendapat siksa neraka Jahanam. Nauzdubillahi
min dzalik…
Qs. At
Takatsur (102): 1-8
أَلۡهَىٰكُمُ
ٱلتَّكَاثُرُ ١ حَتَّىٰ زُرۡتُمُ ٱلۡمَقَابِرَ
٢ كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُونَ
٣ ثُمَّ
كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُونَ ٤ كَلَّا لَوۡ تَعۡلَمُونَ
عِلۡمَ ٱلۡيَقِينِ ٥ لَتَرَوُنَّ
ٱلۡجَحِيمَ ٦ ثُمَّ
لَتَرَوُنَّهَا عَيۡنَ ٱلۡيَقِينِ ٧ ثُمَّ
لَتُسَۡٔلُنَّ يَوۡمَئِذٍ عَنِ ٱلنَّعِيمِ ٨
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu
masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat
perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah
begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu
benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar
akan melihatnya dengan ´ainul yaqin, kemudian kamu pasti akan ditanyai pada
hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).”
Keenam, Boros
Yakni membelanjakan harta secara berlebih-lebihan
dalam hal yang mubah (boleh) atau menggunakan harta kepada sesuatu yang tidak
bermanfaat, seperti penampilan, makanan, kendaraan, perabotan rumah, aksesori,
dan sebagainya. Allah Swt menyatakan bahwa boros itu merupakan saudara setan.
Padahal setan itu sangat ingkar kepada tuhannya. Dengan sifat boros ini, setan
hendak menjerumuskan manusia ke arah sifat keangkuhan, sombong dan ingin pamer
(riya), serta senang menerima sanjungan atau pujian dari orang lain. Dia
akan memandang rendah kepada orang lain, seolah-olah kemulian dan kehormatan
telah menjadi miliknya.
Qs. Al Isra (17): 26-27
وَءَاتِ
ذَا ٱلۡقُرۡبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلۡمِسۡكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرۡ
تَبۡذِيرًا ٢٦
إِنَّ
ٱلۡمُبَذِّرِينَ كَانُوٓاْ إِخۡوَٰنَ ٱلشَّيَٰطِينِۖ وَكَانَ ٱلشَّيۡطَٰنُ
لِرَبِّهِۦ كَفُورٗا ٢٧
“Dan berikanlah kepada
keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang
dalam perjalanan dan janganlah
kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros
itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”
Rasulullah Saw menyatakan, bahwa celakalah orang
yang berlebih-lebihan dan melampaui batas. Rasulullah mengucapkannya sampai
tiga kali. Artinya, apa yang dilarang oleh Rasul itu merupakan sesuatu yang
sangat serius. Umat Islam harus benar-benar menjauhi sifat boros ini, karena
akan mendatangkan kerugian dan membuat celaka bagi pelakunya.
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا
هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ. (رواه أبي داوود)
Dari Nabi Saw, beliau bersabda : “Ketahuilah, sesungguhnya celakalah
orang-orang yang berlebih-lebihan dan melampaui batas." Beliau ucapkan hal itu hingga tiga kali.” (HR. Abu daud No. 3992)
Sifat boros ini biasanya beriringan dengan sifat kikir
(pelit). Orang suka boros dalam membelanjakan hartanya untuk hal-hal yang tidak
bermanfaat cenderung kikir. Dia tidak mau membagi (sedekah/infak) hartanya
kepada orang yang membutuhkan. Orang kikir sangat menyayangi harta bendanya.
Dia tidak menginginkan hartanya itu dinikmati oleh orang lain, walaupun Cuma
sedikit. Orang yang kikir lebih suka menghambur-hamburkan hartanya untuk
dirinya sendiri. Dia hidup bergelimang harta, akan tetapi lupa untuk berbagi.
Allah Swt menyuruh hambanya untuk senantiasa menginfakkan hartanya di jalan
Allah Swt. Akan tetapi diantara manusia ada yang kikir. Padahal, sifat kikir
itu hanya untuk dirinya sendiri. Harta yang dimilikinya merupakan
kepunyaan-Nya. Allah Swt Maha Kaya. Allah Swt tidak memiliki kehendak terhadap
harta benda manusia. Justru manusia itulah yang berkehendak kepada-Nya. Untuk
apa berbuat kikir. Sifat kikir itu membelakangi nilai-nilai kebenaran. Ia
merupakan karakter setan yang terkutuk. Sifat kikir tidak akan mendatangkan
manfaat, justru akan mencelakakan dan merugikan dirinya sendiri.
Qs. Muhammad (47): 38
هَٰٓأَنتُمۡ
هَٰٓؤُلَآءِ تُدۡعَوۡنَ لِتُنفِقُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ فَمِنكُم مَّن
يَبۡخَلُۖ وَمَن يَبۡخَلۡ فَإِنَّمَا يَبۡخَلُ عَن نَّفۡسِهِۦۚ وَٱللَّهُ ٱلۡغَنِيُّ
وَأَنتُمُ ٱلۡفُقَرَآءُۚ وَإِن تَتَوَلَّوۡاْ يَسۡتَبۡدِلۡ قَوۡمًا غَيۡرَكُمۡ
ثُمَّ لَا يَكُونُوٓاْ أَمۡثَٰلَكُم ٣٨
“Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu)
pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir
sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah
orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia
akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu
ini.”
Qs. At Taubah (9): 76
فَلَمَّآ
ءَاتَىٰهُم مِّن فَضۡلِهِۦ بَخِلُواْ بِهِۦ وَتَوَلَّواْ وَّهُم مُّعۡرِضُونَ ٧٦
“Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari
karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu
membelakangi (kebenaran).”
Rasulullah saw, juga menyatakan untuk makan, minum
dan bersedekah serta berpakaian secara sederhana. Jangan sampai berlebih-lebihan
dan sombong dalam menggunakan Karunia yang telah diberikan Allah swt kepadanya.
Sebab, berlebih-lebihan dan sombong itu merupakan sifat setan yang harus
dijauhi sejauh-jauhnya, agar mendapat kebahagiaan yang hakiki.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُوا
وَاشْرَبُوا وَتَصَدَّقُوا وَالْبَسُوا مَا لَمْ يُخَالِطْهُ إِسْرَافٌ أَوْ
مَخِيلَةٌ. (رواه ابن ماجه)
Rasulullah Saw bersabda: “Makan dan
minumlah, bersedekah dan berpakaianlah kalian dengan tidak berlebih-lebihan atau kesombongan.” (HR. Ibnu Majah No. 3595)
Ketujuh, Menimbulkan Perselisihan
Fitnah dan adu domba merupakan sifat setan. Fitnah
adalah perkataan bohong atau tanpa
berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang, seperti
menodai nama baik, merugikan kehormatan orang dan lain-lain. Sedangkan adu
domba (namimah) adalah menjadikan berselisih (bertikai) di antara pihak
yang sepaham atau menarungkan (mempertarungkan, memperlagakan) kita sama kita. Fitnah
dan adu domba merupakan perbuatan yang dilakukan untuk mendatangkan
perselisihan diantara sesama. Bisa teman dengan orang lain, teman dengan teman,
suami istri, antar saudara, rekan seprofesi, tokoh agama (ulama). Bahkan antar
suku, bangsa dan Negara. Fitnah dan adu domba ini merupakan perbuatan yang
sangat dahsyat efek buruknya. Bisa saja suatu persahabatan yang sudah terjalin dengan
sangat baik selama puluhan tahun pecah (rusak) akibatnya. Sesama saudara bisa
menjadi musuh. Suami istri akan bercerai. Antar tokoh agama (ulama/ustaz)
saling serang dengan dalil-dalil agama. Antar suku saling serang. Bahkan antar
Negara bisa terjadi perang yang akan menimbulkan kerusakan dan kehanuran suatu
bangsa. Fitnah dan adu domba ini akan menimbulkan permusuhan dimana-mana. Tidak
memandang apa dan siapapun. Karena itu sifat fitnah dan adu domba ini merupakan
sifat yang sangat keji dan harus dijauhi sejauh-jauhnya agar mendatangkan
kebahagian, ketentraman dan kedamaian di muka bumi ini. Fitnah dan adu domba
merupakan perbuatan setan, agar dikalangan manusia terus terjadi perselisihan
yang tidak ada ujungnya. Musuh sebenarnya dari manusia adalah setan yang ada
didalam dirinya dan bisikan Iblis.
Qs. Al Isra (17): 53
وَقُل
لِّعِبَادِي يَقُولُواْ ٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ يَنزَغُ
بَيۡنَهُمۡۚ إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ كَانَ لِلۡإِنسَٰنِ عَدُوّٗا مُّبِينٗا ٥٣
“Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: “Hendaklah
mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu
menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh
yang nyata bagi manusia.”
Qs. Al Baqarah (2): 208
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱدۡخُلُواْ فِي ٱلسِّلۡمِ كَآفَّةٗ وَلَا تَتَّبِعُواْ
خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٞ ٢٠٨
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam
Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya
setan itu musuh yang nyata bagimu.”
Selain
dengan fitnah dan adu domba. Setan juga menimbulkan perselisihan yang akan
menimbulkan permusuhan dan kebencian dengan meminum khamar, berjudi, berkorban
untuk berhala dan mengundi nasib dengan panah. Meminum khamar (mabuk-mabukan)
dan judi akan melalaikan manusia mengingat Allah Swt. Mabuk-mabukan dan judi
akan menimbulkan permusuhan. Orang yang mabuk akan hilang akalnya. Dia tidak
menyadari siapa dirinya. Dia juga tidak sadar dengan apa yang diperbuat dan apa
yang dikatakannya. Ketika mabuk dia bisa berbuat apa saja, seperti berzina, memukul,
memerkosa, bahkan membunuh. Ketika mabuk dia juga tidak menyadari apa yang
dikatakannya, seperti menghina, mengolok-olok, sesuatu yang rahasia, dan
kata-kata jorok. Orang mabuk akan menyebabkan permusuhan dan pertikaian. Begitu
juga dengan judi. kalah dan menang dalam judi itu hal yang biasa. Tidak ada
dalam judi itu menang terus, atau kalah terus. Keduanya datang silih berganti,
sehingga menyebabkan penasaran bagi yang berjudi. Itulah yang membuat mereka
menjadi ketagihan. Sehingga terus-menerus berjudi. Ketika menang, hasilnya
justru dibuat untuk foya-foya. Mabuk-mabukan dan zina merupakan hasil dari
kemenangan judi. Yang kalah, akan menjadi merasa dan jatuh miskin. Akibatnya
dia bisa mencuri, merampok, membajak, mengintimidasi, dan bahkan membunuh
orang. Tidak ada orang yang kaya karena judi. Justru dengan judi hidupnya akan
melarat dan jatuh miskin. Mabuk dan judi merupakan perbuatan setan, maka
berhentilah melakukannya agar kamu mendapatkan keberuntungan hidup di dunia dan
akhirat kelak.
Qs. Al Ma’idah (5): 90-91
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡخَمۡرُ وَٱلۡمَيۡسِرُ وَٱلۡأَنصَابُ وَٱلۡأَزۡلَٰمُ
رِجۡسٞ مِّنۡ عَمَلِ ٱلشَّيۡطَٰنِ فَٱجۡتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٩٠
إِنَّمَا
يُرِيدُ ٱلشَّيۡطَٰنُ أَن يُوقِعَ بَيۡنَكُمُ ٱلۡعَدَٰوَةَ وَٱلۡبَغۡضَآءَ فِي ٱلۡخَمۡرِ
وَٱلۡمَيۡسِرِ وَيَصُدَّكُمۡ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَعَنِ ٱلصَّلَوٰةِۖ فَهَلۡ
أَنتُم مُّنتَهُونَ ٩١
“Hai orang-orang yang
beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya setan
itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu
lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat
Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan
itu).”
Kedelapan, Menyesatkan
Manusia Tanpa Pengetahuan
Sifat
setan adalah menyesatkan. Yakni mengajak atau membisikkan kepada manusia dan
jin agar tergelicir bahkan menjauh dari jalan yang benar. Jalan yang lurus dan mendapat rahmat
Allah Swt. Tugas setan dan balatentaranya adalah menyesatkan sebanyak-banyak
kalangan manusia dan jin agar ingkar terhadap kewajibannya sebagai Hamba, yakni
mengabdi (beribadah) kepada Allah Swt. Karena tujuan diciptakannya jin dan
manusia adalah mengabdikan dirinya hanya untuk Allah Swt.
Qs.
Adz Dzariyat (51): 56
وَمَا
خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ ٥٦
“Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.”
Justru
setan ingin melalaikan golongan jin dan manusia dari tujuan penciptannya itu. Setan
menyesatkannya dengan cara membuat rasa was-was di dalam dirinya. Was-was
adalah sifat ragu-ragu, kurang yakin atau khawatir terhadap sesuatu. Sifat
was-was ini dibisikkan setan di dalam hatinya sehingga muncul keragu-raguan
terhadap apa yang akan dilakukannya. Ketika seseorang ingin berbuat baik,
seperti sedekah, zakat, puasa, salat, haji dan sebagainya. Maka setan membuat
sifat keragu-raguan itu. Akibat dari sifat ragu itu bisa jadi tidak dapat
dilakukannya. Niat hati ingin sedekah, ternyata tidak jadi (batal). Sifat
was-was juga muncul ketika salat. Sudah niat mau takbir, muncul was-was ini
sehingga takbirnya menjadi beberapa kali. Sifat was-was ini juga menyerang
mereka yang akan berdakwah dan jihad. Berbagai macam pertimbangan dibuat setan
agar menimbulkan keraguan sehingga tidak jadi melakukan dakwah dan jihad. Semua
jalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia pasti akan diganggu oleh setan
dengan mendatangkan rasa was-was dihatinya. Tujuannya agar manusia tidak jadi
menuju jalan kebenaran itu.
Qs. Ya Sin (36): 62
وَلَقَدۡ
أَضَلَّ مِنكُمۡ جِبِلّٗا كَثِيرًاۖ أَفَلَمۡ تَكُونُواْ تَعۡقِلُونَ ٦٢
“Sesungguhnya setan itu telah menyesatkan
sebahagian besar diantaramu, Maka apakah kamu tidak memikirkan?.”
Qs. Al A’raf (7): 201-202
إِنَّ
ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ إِذَا مَسَّهُمۡ طَٰٓئِفٞ مِّنَ ٱلشَّيۡطَٰنِ تَذَكَّرُواْ
فَإِذَا هُم مُّبۡصِرُونَ ٢٠١
وَإِخۡوَٰنُهُمۡ
يَمُدُّونَهُمۡ فِي ٱلۡغَيِّ ثُمَّ لَا يُقۡصِرُونَ ٢٠٢
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila
mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika
itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. Dan teman-teman mereka
(orang-orang kafir dan fasik) membantu setan-setan dalam menyesatkan dan
mereka tidak henti-hentinya (menyesatkan).”
Sebenarnya,
tujuan setan menyesatkan dengan menimbulkan rasa was-was itu tidak berdasar.
Setan menyesatkan manusia tanpa dasar pengetahuan yang matang. Ketika seseorang
menyadari dan yakin dengan apa yang akan diperbuatnya, maka setan tidak akan
bisa berbuat apa-apa. Keyakinan dalam diri manusia itu muncul ketika dia
mengetahui perbuatannya. Kalau dia yakin bahwa perbuatannya itu benar dan merupakan
perintah Allah Swt. Maka setan tidak akan bisa menyesatkannya. Diperlukan ilmu
pengetahuan yang banyak agar manusia benar-benar yakin dengan apa yang
dilakukannya. Yang penting jangan sampai berpaling atau menjauh dari pengajaran
Allah Swt. Tetap berpegang kepada Al qur’an dan Sunah Nabi saw. Dia yakin apa
yang diperbuatnya akan mendapat hasil yang baik. Hasil yang akan membawanya
kepada kebahagian dan kedamaian. Hasil yang akan mengarahkannya berjumpa dengan
Tuhannya. Insya Allah, setan tidak akan mampu memperdaya mereka.
Qs. Al An’am (6): 144
وَمِنَ
ٱلۡإِبِلِ ٱثۡنَيۡنِ وَمِنَ ٱلۡبَقَرِ ٱثۡنَيۡنِۗ قُلۡ ءَآلذَّكَرَيۡنِ حَرَّمَ
أَمِ ٱلۡأُنثَيَيۡنِ أَمَّا ٱشۡتَمَلَتۡ عَلَيۡهِ أَرۡحَامُ ٱلۡأُنثَيَيۡنِۖ أَمۡ
كُنتُمۡ شُهَدَآءَ إِذۡ وَصَّىٰكُمُ ٱللَّهُ بِهَٰذَاۚ فَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّنِ ٱفۡتَرَىٰ
عَلَى ٱللَّهِ كَذِبٗا لِّيُضِلَّ ٱلنَّاسَ بِغَيۡرِ عِلۡمٍۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا
يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ ١٤٤
“Dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu.
Katakanlah: "Apakah dua yang jantan yang diharamkan ataukah dua yang
betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya? Apakah kamu menyaksikan
di waktu Allah menetapkan ini bagimu? Maka siapakah yang lebih zalim daripada
orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia
tanpa pengetahuan?" Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim.”
Qs, Al Hajj (22): 3-4
وَمِنَ
ٱلنَّاسِ مَن يُجَٰدِلُ فِي ٱللَّهِ بِغَيۡرِ عِلۡمٖ وَيَتَّبِعُ كُلَّ شَيۡطَٰنٖ
مَّرِيدٖ ٣
كُتِبَ
عَلَيۡهِ أَنَّهُۥ مَن تَوَلَّاهُ فَأَنَّهُۥ يُضِلُّهُۥ وَيَهۡدِيهِ إِلَىٰ
عَذَابِ ٱلسَّعِيرِ ٤
“Di antara manusia ada
orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap
setan yang jahat, yang
telah ditetapkan terhadap setan itu, bahwa barangsiapa yang berkawan dengan
dia, tentu dia akan menyesatkannya, dan membawanya ke azab neraka.”
Qs. Az Zukhruf (43): 36-37
وَمَن
يَعۡشُ عَن ذِكۡرِ ٱلرَّحۡمَٰنِ نُقَيِّضۡ لَهُۥ شَيۡطَٰنٗا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٞ
٣٦
وَإِنَّهُمۡ
لَيَصُدُّونَهُمۡ عَنِ ٱلسَّبِيلِ وَيَحۡسَبُونَ أَنَّهُم مُّهۡتَدُونَ ٣٧
“Barangsiapa yang berpaling
dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya setan
(yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu
menyertainya. Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar
menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka
mendapat petunjuk.”
Kesembilan, Membisikkan pikiran an menyuruh
berbuat jahat
Setan selalu membisikkan kedalam pikiran untuk berbuat
jahat. Dan hal ini sudah dilakukannya kepada manusia pertama yaitu Adam dan
istrinya Hawa. Adam a.s. yang
telah hidup senang dan bahagia di dalam surga mendapat bujukan dan bisikan dari
setan. Allah Swt membebaskan Adam a.s. dan istrinya memakan (buah-buahan) apapun yang ada di
dalam surga. Allah Swt hanya melarang untuk tidak mendekati pohon tertentu di surga.
Kelak pohon itu dipahami oleh sebagian umat Islam sebagai pohon khuldi atau
buahnya disebut buah khuldi. Nama itu sebenarnya bukan dari Allah Swt, akan
tetapi dari setan. Setan memberi nama pohon itu sebagai Khuld yang
artinya kekal. Setan membisiki Adam a.s. dan istrinya jika memakan buah yang ada dipohn itu
maka mereka berdua akan kekal di dalam surga. Ternyata bisikan setan itu adalah
tipuan belaka. Ketika Adam a.s. dan istrinya memakan buah itu, justru nampaklah aurat
mereka. Sesuatu yang tersembunyi akhirnya terlihat nampak oleh Adam a.s. Aurat merupakan batas tubuh yang harus ditutupi. Aurat itu harus
disembunyikan karena bagian dari rahasia tubuh. Ketika aurta terbuka maka
manusia akan mengalami rasa malu. Akibat, Adam a.s.
melanggar larangan Allah Swt itu, maka ia menjadi
durhaka dan tersesat.
Yang dimaksud dengan durhaka di sini
ialah melanggar larangan Allah karena lupa, dengan tidak sengaja. Dan yang
dimaksud dengan sesat ialah mengikuti apa yang dibisikkan setan. Kesalahan
Adam a.s. meskipun tidak begitu besar menurut ukuran manusia biasa sudah
dinamai durhaka dan sesat, karena tingginya martabat Adam a.s. dan untuk
menjadi teladan bagi orang besar dan pemimpin-pemimpin agar menjauhi
perbuatan-perbuatan yang terlarang bagaimanapun kecilnya. Tingginya martabat seseorang dihadapan Allah Swt
ditunjukkan dengan senantiasa melaksanakan segala perintahnya serta menjauhi
semua larangannya. Sekecil apapun perintah itu, jika dari Allah Swt pasti akan
dilaksakannya. Dan juga, sekecil apapun larangan itu kalau datang dari Allah
Swt akan ditinggalkannya. Sebab, ketika dia telah mengabaikan perintah Allah
dan justru larangan dikerjakannya, maka dia telah mendapat bisikan jahat setan
yang durhaka dan sesat. Dia juga akan menjadi durhaka dan tersesat bersama
dengan setan. Na’uzdubillah…
Qs. Al A’raf (7): 19-20
وَيَٰٓـَٔادَمُ
ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ فَكُلَا مِنۡ حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا
تَقۡرَبَا هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ ١٩
فَوَسۡوَسَ
لَهُمَا ٱلشَّيۡطَٰنُ لِيُبۡدِيَ لَهُمَا مَا وُۥرِيَ عَنۡهُمَا مِن
سَوۡءَٰتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَىٰكُمَا رَبُّكُمَا عَنۡ هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةِ
إِلَّآ أَن تَكُونَا مَلَكَيۡنِ أَوۡ تَكُونَا مِنَ ٱلۡخَٰلِدِينَ ٢٠
“(Dan Allah berfirman):
“Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah
olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu
berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk
orang-orang yang zalim. Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya
untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya
dan setan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini,
melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi
orang-orang yang kekal (dalam surga).”
Qs. Thaha (20): 120-121
فَوَسۡوَسَ
إِلَيۡهِ ٱلشَّيۡطَٰنُ قَالَ يَٰٓـَٔادَمُ هَلۡ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ ٱلۡخُلۡدِ
وَمُلۡكٖ لَّا يَبۡلَىٰ ١٢٠
فَأَكَلَا
مِنۡهَا فَبَدَتۡ لَهُمَا سَوۡءَٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخۡصِفَانِ عَلَيۡهِمَا مِن
وَرَقِ ٱلۡجَنَّةِۚ وَعَصَىٰٓ ءَادَمُ رَبَّهُۥ فَغَوَىٰ ١٢١
“Kemudian setan
membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah
saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan
binasa?. Maka
keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya
aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di)
surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia.”
Qs. Maryam (19): 44
يَٰٓأَبَتِ
لَا تَعۡبُدِ ٱلشَّيۡطَٰنَۖ إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ كَانَ لِلرَّحۡمَٰنِ عَصِيّٗا ٤٤
“Wahai
bapakku, janganlah kamu menyembah setan. Sesungguhnya setan itu durhaka
kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.”
Di dalam hadis Nabi saw juga menyebutkan bahwa bisikan
setan itu berbeda dengan bisikan malaikat. Bisikan setan selalu menjanjikan
kepada kejahatan dan mendustakan kebenaran. Sedangkan bisikan malaikat selalu
menjanjikan kebaikan dan membenarkan kebenaran. Apabila manusia mendapat
bisikan tentang kebenaran dari malaikat, maka itu datang dari Allah Swt.
Cepat-cepatlah ucapkan puji-pujian kepada-Nya. Tapi, jika manusia mendapat
bisikan berupa kejahatan maka cepatlah berlindung kepada Allah Swt dari godaan
dan bisikan setan yang terkutuk. Sebab, setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan
menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir).
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِنَّ لِلشَّيْطَانِ لَمَّةً بِابْنِ آدَمَ وَلِلْمَلَكِ لَمَّةً
فَأَمَّا لَمَّةُ الشَّيْطَانِ فَإِيعَادٌ بِالشَّرِّ وَتَكْذِيبٌ بِالْحَقِّ
وَأَمَّا لَمَّةُ الْمَلَكِ فَإِيعَادٌ بِالْخَيْرِ وَتَصْدِيقٌ بِالْحَقِّ فَمَنْ
وَجَدَ ذَلِكَ فَلْيَعْلَمْ أَنَّهُ مِنْ اللَّهِ فَلْيَحْمَدْ اللَّهَ وَمَنْ
وَجَدَ الْأُخْرَى فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ثُمَّ
قَرَأَ (الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمْ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ) الْآيَةَ.
(رواه الترمذى)
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesunguhnya setan memiliki bisikan was-was kepada anak
cucu Adam, dan Malaikatpun memiliki bisikan, adapun bisikan setan selalu menjanjikan
kejahatan dan mendustakan kebenaran, sedangkan bisikan para Malaikat selalu
menjanjikan kebaikan dan membenarkan kebenaran, barangsiapa mendapatkan
demikian (bisikan malaikat) maka ketahuilah, sesungguhnya itu dari Allah dan
memujilah kepada Allah, namun barangsiapa mendapatkan yang lainnya (bisikan
setan), maka berlindunglah kepada Allah dari setan yang terkutuk dan bacalah ayat.” Setan menjanjikan
(menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan
(kikir) (Qs. Al Baqarah (2): 268). (HR. At Tirmidzi No. 2914)
Selain membisikkan pikiran jahat, setan juga menyuruh
untuk berbuat jahat dan keji. Setan tidak akan pernah berhenti membujuk bangsa
jin dan manusia, sampai mereka juga berbuat kejahatan dan kekejian. Dengan
begitu setan nantinya punya teman di dalam neraka.
Qs. Al Baqarah (2): 169
إِنَّمَا
يَأۡمُرُكُم بِٱلسُّوٓءِ وَٱلۡفَحۡشَآءِ وَأَن تَقُولُواْ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا
تَعۡلَمُونَ ١٦٩
“Sesungguhnya setan itu
hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa
yang tidak kamu ketahui.”
Untuk
itu Allah Swt telah menyatakan kepada manusia agar jangan terperdaya oleh
kehidupan dunia yang menyenangkan dan membahagiakan. Sebab, kesenangan dunia
itu akan memperdaya kamu dalam mentaati perintah Allah Swt. Kesenangaan dan
kenikmatan dunia merupkan senjata setan untuk memperdaya manusia lalai dengan
Allah Swt. Setan memperdaya manusia untuk lebih mencintai dunia daripada
mencintai Allah Swt.
Qs. Luqman (31): 33
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمۡ وَٱخۡشَوۡاْ يَوۡمٗا لَّا يَجۡزِي وَالِدٌ عَن
وَلَدِهِۦ وَلَا مَوۡلُودٌ هُوَ جَازٍ عَن وَالِدِهِۦ شَيًۡٔاۚ إِنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ
حَقّٞۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِٱللَّهِ
ٱلۡغَرُورُ ٣٣
“Hai manusia, bertakwalah
kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak
tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong
bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah
sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (setan)
memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.”
Begitulah,
sifat-sifat setan yang digunakannya untuk menjerumuskan bangsa jin dan manusia
dari pengabdiannya kepada Allah Swt. Manusia harus tetap waspada dan
berhati-hati terhadap bisikan dan bujuk rayu setan. Kita harus bisa mengenali
sifat-sifat setan itu. Agar kita mudah mengetahui bahwa yang akan dikerjakan
itu merupakan hal yang tidak baik. Segala yang tidak baik pasti dari setan.
Apabila dikerjakan maka akan berdampak buruk bagi kita. Kita akan ikut menjadi
kawan atau saudara setan. Apabila itu terjadi maka ancaman siksa yang berat
dari Allah Swt akan menimpa kita kelak. Bisa saja kita akan menjadi penghuni
neraka dan kekal didalam bersama dengan para setan lainnya dari golongan jin
dan manusia. Na’uzdubillah….Wallahu a’lam.
#Menyebarluaskan Kebaikan#
Paringin,
12 Mei 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar