MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Senin, 22 April 2019

Berlebih-lebihan 2

Lebih artinya lewat dari semestinya, baik tentang ukuran, banyaknya, besarnya, dan sebagainya. Lebih juga berarti bertambah atau semakin meningkat. Berlebihan adalah sesuatu yang bertambah diluar batasan, ukuran, banyak atau ketentuan yang sudah ditetapkan. Batasan dan ketentuan itu berbeda-beda dalam menentukannya. Sebagai contoh adalah makan. Ada yang sedikit makannya sudah merasa kenyang dan nyaman. Tetapi, ada juga yang ketika makan harus menambah lagi, apalagi kalau merasa makanan itu enak, maka dia akan menambah lagi walaupun perutnya sudah kenyang. Itu merupakan salah satu contoh saja dalam kehidupan kita. Banyak hal dilakukan dalam hidup ini, ketika dilihat dan dirasakan ternyata perbuatan yang dilakukan itu ternyata berlebihan. Apakah itu, makan-minum, berpakaian, kendaraan, rumah, dandanan, pekerjaan, dan sebagainya. Ada juga berlebihan itu berkaitan dengan kepribadian dan karakter, seperti marah, malu, senyum, berbicara, bersikap, dan lain-lain. Bahkan ada yang berlebih-lebihan dalam beribadah, karena tidak jelas dalil naqli dan perintahnya. Hal itu bisa saja dilakukan oleh siapapun, kapan dan dimana pun mereka berada.

Perbuatan berlebihan itu, ada yang dilakukan secara sengaja. Ada juga yang tidak di sengaja atau disadarinya. Perbuatan berlebihan yang sengaja merupakan bentuk karakternya. Perbuatan itu dilakukan sacara spontan. Dia tahu bahwa perbuatannya itu berlebihan. Akan tetapi, demi gengsi atau mengharap pujian orang lain, maka dia sengaja melakukannya. Baginya kehormatan dan pujian itu merupakan tujuan dari perbuatan berlebihannya. Ia merasa senang, bangga dan bahagia ketika mendapat pujian, sanjungan dan kehormatan dari perbuatannya itu. Sebagai contoh, sudah punya mobil satu mau dua, tiga atau lebih. Punya rumah mewah, ingin terus direnovasi dan ditambah lagi, agar terlihat lebih mewah dan hebat. Memakai perhiasan sebanyak-banyaknya atau semewah-mewahnya dan mahal. Hal ini dilakukan agar dipuji dan dihormati. Kesannya, mereka adalah orang kaya dan tidak ada yang bisa menyainginya. Begitu juga, ada orang yang tidak menyadari bahwa perbuatan yang dilakukannya itu berlebihan. Ia menyangka bahwa perbuatan yang dilakukannya itu merupakan hal yang wajar saja. tidak ada niat dan maksud untuk berlebih-lebihan. Misalnya, berpakaian. Dia orang yang kaya. Mempunyai kelebihan harta, sehingga mudah membeli pakaian yang mewah dan mahal. Ketika ia memakai pakaian dalam acara keluarga atau ditengah-tengah orang kaya, ia berpakaian mahal tidak masalah. Akan tetapi ketika, ia memakainya ditengah-tengah orang yang berkekurangan, maka itu termasuk berlebihan dalam berpakaian. Artinya, berpakaian itu menyesuaikan tempat dalam memakainya. Dalam peristiwa seperti itu jelas bahwa ia tidak bermaksud untuk menampakkan pakaian bagus dan mewahnya kepada orang lain. Akan tetapi, situasi dan kondisi pada waktu itu tidak tepat menggunakannya.

Dalam agama Islam, sikap berlebih-lebihan itu merupakan pemborosan. Setiap pemborosan itu merupakan sikap dan perbuatan setan. Allah Swt berfirman “Berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya (Qs.17:26-27). Boros merupakan tindakan berlebih-lebihan. Allah Swt melarang setiap orang berlebih-lebihan di dalam hidupnya. Sebab, berlebih-lebihan itu merupakan perbuatan yang melampaui batas. Setiap pemberian yang diberikan kepada manusia merupakan rezki dari Allah Swt. Setiap rezeki itu harus digunakan sebaik-baiknya untuk kemaslahatan diri, keluarga dan masyarakat. Allah Swt juga melarang mengikuti hawa nafsu orang-orang yang berniat tidak baik. Pekerjaan mereka hanya menyesatkan orang lain dari jalan yang lurus (kebenaran). Hal dinyatakan Allah Swt dalam firman-Nya “Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus." (Qs.5:77-80).

Dalam Al qur’an, Allah Swt juga menyatakan jangan berlebih-lebihan dalam berpakaian, makan dan minum. Hal ini dinyatakan dalam firman-Nya “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Qs.7:31). Pakaian selain sebagai penutup tubuh, juga sebagai penunjang keindahan yang memakainya. Nilai indah itu merupakan perhiasan bagi badannya. Seorang laki-laki akan terlihat tampan, gagah dan berwibawa ketika memakai pakaian yang bagus. Begitu juga bagi perempuan. Dia akan terlihat cantik, anggun dan menawan ketika pakaian yang dipakainya bagus dan indah. Model dan gaya pakaiannya disesuaikan dengan tren yang berkembang saat ini. Allah Swt menyatakan bahwa pakaian indah untuk perhiasan. (Qs.7:26). Siapapun yang memakai perhiasan, seperti emas, perak, intan, berlian dan sebagainya. Ia akan terlihat cantik dan menawan. Selain itu, perhiasan itu merupakan lambang kemewahan. Siapapun yang memakai perhiasan ditubuhnya, pertanda ia merupakan orang yang kaya. Begitu juga dalam berpakaian. Pakaian merupakan perhiasan. Artinya, nilai keindahan berupa (tampan dan cantik) bagi manusia salah satunya dilihat dari pakaiannya. Semakin baik, bagus, bahan serta motif yang mewah akan menambah nilai keindahan dari pakaian itu.

Pakaian merupakan salah satu simbol kemewahan dan kekayaan seseorang. Semakin kaya, maka ia mampu membeli dan membuat pakaian itu sebaik dan seindah mungkin. Dari sinilah, banyak orang yang berlomba-lomba untuk membuat pakaian itu sebaik-baiknya. Banyak yang berlebih-lebihan dalam membuatnya. Padahal, Allah Swt melarang hamba-Nya berlebih-lebihan di dalam berpakaian. Allah Swt melarang menampakkan perhiasannya itu kepada orang lain. Allah Swt hanya membolehkan menampakkannya kepada orang-orang tertentu saja. Dalam bahasa fikih, menampakkannya hanya kepada mahram saja. selain itu, bagi wanita juga disuruh untuk mengulurkan jilbabnya kebagian dadanya. Banyak sekarang ini, wanita yang justru menampakkan auratnya dihadapan umum. Bahkan, ada juga yang berjilbab menutup kepalanya, akan tetapi bagian dadanya terkesan dibiarkan terbuka. Atau, memakai pakaian yang kentat, sehingga buah dadanya dibiarkan ‘menyembul’ keluar. Selanjutnya, Allah Swt juga melarang memukul-mukulkan kaki ke lantai atau jalan. Tujuannya, agar orang mengetahui dan melihat perhiasan yang tersembunyi dikakinya. Sebagai bentuk ia orang yang kaya. Semua perbuatan itu, merupakan tindakan yang berlebih-lebihan. Jika mereka mau bertaubat, maka mereka termasuk orang-orang yang beriman dan akan mendapat keberuntungan. Hal ini dinyatakan Allah swt dalam firman-Nya “Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Qs.24:31).

Di dalam Qs.7:31, Allah Swt telah menyatakan bahwa makan dan minum itu janganlah berlebih-lebihan. Sebab, Allah swt Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. Salah satu penyebab terbanyak munculnya penyakit pada diri manusia adalah karena makanan dan minuman. Dewasa ini, banyak makanan dan minuman yang instan. Yang dibuat tidak memenuhi standar kesehatan. Mereka cenderung berlebih-lebihan dalam makanan. Kandungan makanan dan minuman yang cenderung berlebihan membuat sistem kekebalan dalam tubuh tidak seimbang lagi. Lihat saja penyakit-penyakit yang muncul di zaman modern ini, kebanyakan akibat pola hidup dan mengonsumsi makanan yang tidak sehat dan tidak terkontrol. Penyakit yang muncul akibat dari makanan yang berlebih-lebihan, diantaranya, Pertama adalah Diebetes. Penyakit ini disebabkan oleh makanan yang manis-manis dan makanan berkalori tinggi seperti es krim, manisan, minuman cepat saji. Kedua, penyakit kolesterol. Penyakit ini disebabkan oleh makanan berlemak, berminyak, dan gorengan tidak sehat. Ketiga, penyakit hipertensi. Ini akibat dari makan garam yang terlalu banyak dan pola hidup tidak sehat. Keempat, penyakit Asam Urat. Penyebabnya adalah mengonsumsi makanan yang memiliki kadar purin tinggi seperti jeroan (hati, ampela, paru, usus), makanan laut (kepiting, kerang, udang, cumi) dan daging merah. Selain jenis makanan tersebut, minuman manis dan alkohol juga dapat menyebabkan peningkatan asam urat.

Selain makanan, minuman juga bisa mengakibatkan penyakit. Terutama minuman cepat saji dan minuman energi. Banyak jenis atau merek dari minuman cepat saji dan minuman berenergi itu. Semuanya menarik dan enak untuk dikonsumsi. Minuman berenergi menawarkan beragam rasa unik, contohnya adalah rasa buah. Minuman berenergi pun disebut-sebut memberi tenaga tambahan bagi konsumennya. Sehingga banyak yang tergoda dan mengonsumsinya tanpa berpikir dampak yang terjadi akibat meminumnya. Terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Ada beberapa bahaya, bagi orang yang mengonsumsi minuman berenergi secara berlebihan, Pertama adalah akan ketagihan. Sebab, dalam minuman berenergi adalah sodium sitrat yang berfungsi mengawetkan glukosa dengan mengubahnya jadi asam laktat. Namun, justru proses ini hanya berlangsung sementara dan selama kamu mengonsumsi minuman tersebut. Jika tidak dikonsumsi lagi, justru badan menjadi lebih sering lesu dan berujung pada ketagihan. Kedua, Kandungan kafeinnya membuat cepat dehidrasi. Mengonsumsi minuman berenergi berarti menambah kafein dalam tubuh. Kandungan kafeinnya justru bikin ginjal bekerja lebih ekstra untuk membuang cairan tubuh. Maka, dehidrasi tidak akan terhindarkan bagi para pecinta minuman berenergi. Ketiga, Tubuh akan panik dan tidak bisa tenang. Kafiein, selain membuat dehidrasi, juga bisa menimbulkan rasa panik dan khawatir. Hal ini akan membuat jantung kita berdebar lebih kencang. Keempat, Minuman berenergi membuat ginjal rusak. Kandungan Glomerulus dalam ginjal bertugas untuk menyaring darah kotor. Namun, akibat konsumsi minuman berenergi, kandungan tersebut mengalami piknosisi dan nekrosis, atau kematian sel. Setelah itu, proses cuci darah yang harusnya dilakukan ginjal akan terhenti dan kerusakan dari ginjal membuat tubuh menjadi rusak. Kelima, Obesitas. Mengonsumsi minuman berenergi akan mengalami penambahan berat badan. Kandungan gula yang sangat tinggi, membuat minuman berenergi justru bikin perut membesar. Keenam, Diabetes. Kandungan gulanya akan memberi pengaruh jangka panjang. Diabetes atau kencing manis pun susah untuk dihindari. Ketujuh, Masalah pada jantung. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kafein menyebabkan jantung kita berdebar lebih kencang. Jantung yang berdebar lebih kencang dari biasanya justru berbahaya. Konsumsi dalam jumlah banyak akan menimbulkan serangan jantung terhadap para pecinta minuman berenergi. Kedelapan, Sulit berkonsentrasi. Minuman berenergi akan membuat seseorang sulit untuk berkonsentrasi. Kandungan Taurine yang disebut-sebut bisa jadi bius terhadap otak ternyata menghasilkan energi semu. Maksudnya adalah salah satu jenis asam amino ini tidak memiliki kejelasan manfaat. Jadi ketika seseorang mengonsumsinya, energinya justru tidak terasa, malah tetap kelelahan karena akan melakukan kegiatan lebih banyak.

Untuk itu, Allah Swt menyatakan janganlah berlebih-lebihan di dalam makan dan minum. Selain mengandung banyak penyakit, perbuatan berlebih-lebihan itu merupakan sesuatu yang tidak disukai Allah Swt. Sebab, berlebih-lebihan itu merupakan perbuatan setan. Untuk itu, kita dilarang mengikutinya. Karena setan itu merupakan musuh yang sangat nyata bagi manusia yang beriman. Hal ini dinyatakan dalam firman-Nya “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. Dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (Qs.6:141-142). Allah Swt juga menyatakan bahwa makanan itu merupakan rezeki yang telah diberikan-Nya. Untuk itu, makanlah setiap rezeki yang telah diberikan itu dengan sebaik-baiknya. Dan janganlah melampaui batas dari apa yang telah dibolehkannya. Sehingga menyebabkan kemurkaanAllah Swt. Sebab, kalau Allah Swt telah murka, maka setiap orang akan binasa nantinya. Hal ini sesuai dengan firman-Nya “Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia. (Qs.20:81).

Selain berlebih-lebihan di dalam berpakaian, makanan dan minuman. Allah Swt juga menyatakan bahwa manusia cenderung berlebih-lebihan dalam mencintai hartanya. Hal ini dinyatakan dalam firman-Nya “Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. (Qs.89:20). Akibat terlalu berlebihan dalam mencintai hartanya itu, maka manusia itu cenderung mengingkarinya dan muncul sifat bakhil (pelit). Dia tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah Swt kepadanya. Hal dinyatakan dalam firman-Nya “ Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” (Qs.100:6-8). Mereka menyangka bahwa sikap bakhil (kikir) itu merupakan sesuatu yang baik. padahal Allah Swt menyetakan bahwa sifat bakhil (kikir) itu merupakan keburukan. Dan kelak, harta yang dikikirkan itu akan dikalungkan dilehernya pada hari kiamat. Tentunya, dia akan sangat berat menahan beban harta yang banyak yang dikalungkan dilehernya itu. Dan akan merasa susah payah nanti membawanya. Begitulah hukuman Allah Swt kepada manusia yang mempunyai sifat bakhil itu nantinya. Hal ini dinyatakan dalam firman-Nya Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak dilehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs.3:180).

Allah Swt menyatakan bahwa harta yang telah diberikan itu harus digunakan dan dibelanjakan di jalan-Nya. Hal ini telah difirmankan-Nya Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (Qs.2:195). Selain itu, Allah Swt juga menyatakan bahwa ketika membelanjakan harta itu janganlah berlebih-lebihan. Dan juga tidak kikir. Sebab, membelanjakan harta dijalan Allah Swt itu merupakan pertengahan antara sifat berlebih-lebihan dan sifat kikir. artinya, dalam menggunakan harta itu harus sesuai peruntukkannya. Tidak berlebih-lebihan dan juga kikir (pelit). hal ini sesuai dengan firman-Nya “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (Qs.25:67). Di dalam harta yang telah diberikan oleh Allah Swt itu terdapat hak orang-orang miskin. Orang miskin itu ada yang sengaja meminta-minta sumbangan atau sedekah. Dan ada juga, orang-orang miskin itu yang tidak mendapat bagian, yakni mereka yang tidak mau meminta-minta sumbangan atau sedekah itu. Orang-orang miskin itu merupakan orang yang berhak mendapatkan sebagian dari harta yang kita punya. Sebab, didalam harta setiap orang yang kaya terdapat hak dari orang-orang miskin. Hal ini sesuai dengan firman-Nya Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” (Qs.51:19). Sebab, dengan sedekah itu, maka hartanya akan dibersihkan dan disucikan. Hartanya bersih dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda itu. Dan juga suci, yakni zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda dengan kebaikan. Sehingga bisa mensucikan diri dan harta itu sekaligus dari sifat-sifat yang tidak baik. Hal ini sesuai dengan firman-Nya “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Qs.9:103).

Untuk itu, Allah Swt menyatakan bahwa harta itu harus diberikan kepada keluarga-keluarga yang dekat dengan pemiliknya. Kemudian diberikan juga kepada fakir miskin, orang yang musafir (dalam perjalanan). Kemudian, Allah Swt melarang hamba-Nya untuk menghambur-hamburkan harta itu secara boros (berlebih-lebihan). Sebab, sifat boros itu juga merupakan perbuatan yang mengingkari nikmat yang telah diberikan-Nya. Sifat boros merupakan perbuatan setan. Siapa yang suka menghambur-hamburkan hartanya kepada sesuatu yang tidak jelas dan hura-hura. Maka mereka itu disamakan Allah Swt sebagai saudaranya setan. Hal ini sesuai dengan firman-Nya “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Qs.17:26-27). Sikap berlebih-lebihan dan melampaui batas merupakan perbuatan yang tidak disukai oleh Allah Swt. Perbuatan berlebih-lebihan dan melampaui batas itu merupakan sebuah dosa. Sebab, perbuatan berlebih-lebihan itu merupakan sebuah kezaliman terhadap sesama manusia. Kelak mereka akan menerima azab dari Allah Swt. Hal telah dijelaskan dalam firman-Nya Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih. (Qs.42:42). Di ayat lain, disebutkan bahwa mereka yang melampaui batas itu lebih mengutamakan kehidupan dunia. Dan kelak, mereka akan dimasukkan kedalam apa neraka. Hal ini disebutkan di dalam Al qur’an “Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).  (Qs.79:37-41).

Untuk itu, berdoalah, agar diampuni dosa-dosa akibat tindakan berlebih-lebihan itu. Dan juga mohonlah agar ditetapkan hati agar tidak lagi melakukan perbuatan itu. Dengan ketetapan hati (Istiqamah) dalam menggunakan harta benda di jalan Allah Swt, maka sifat berlebih-lebihan dan kikir akan hilang. Allah Swt akan memberikan kepada orang yang istiqamah itu pahala di dunia maupun di akhirat kelak. Sebab, mereka itu termasuk orang-orang yang berbuat kebaikan. Hal ini sesuai dengan firman-Nya “Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. (Qs.3:147-148). Maka dari itu, bertobatlah dan beriman kepada Allah, serta selalu mengerjakan kebaikan. Dengan demikian maka kejahatan akan diganti Allah dengan kebaikan. Dan barangsiapa yang bertobat dan mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya. Hal dinyatakan Allah Swt dalam firman-Nya Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. (Qs.25:70-71). Dengan demikian, maka perbuatan berlebih-lebihan itu lambat laun akan berkurang, bahkan bisa menghilang dari pribadi kita semuanya. Semoga!!!


#Mari Sebarkan Kebaikan#
Paringin, 22 April 2019

Tidak ada komentar:

Popular