MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Sabtu, 21 Juli 2018

Pertolongan

Al kisah, ada seorang ulama yang tinggal disebuah kampung yang nyaman, aman dan damai. Di kampung itu ia sangat di hormati, di cintai dan di sayangi. Segala petuah dan nasihat yang disampaikannya selalu dilakukan dan dikerjakan oleh masyarakat di kampung itu. Sehingga, kampung itu menjadi sejuk, aman, tentram dan damai. Singkat cerita, ada pemberitahuan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyatakan bahwa kampung itu akan terkena banjir yang sangat besar. Oleh sebab itu semua warga dikampung itu disuruh untuk mengungsi sementara waktu. Mendengar pemberintahuan itu, maka semua warga segera mengungsi sambil membawa barang seadanya, sebab dengan waktu yang sempit tidak bisa membawa barang-barang rumah tangga mereka.

Sedikit demi sedikit air mulai membanjiri kampung itu. Pengumuman melalui pengeras suara untuk secepatnya mengungsi terdengar bersahutan.Para relawan mulai sibuk mengevakuasi warga. Sedang sang ulama hanya duduk berzikir dan bermunajat kepada Allah Swt. Dan tidak ada tanda-tanda untuk ikut mengungsi.

Para relawan sudah mengingatkan berkali-kali kepada sang ulama untuk segera pergi ke tempat yang aman. Akan tetapi sang ulama selalu berkata bahwa Allah Swt akan menolongnya dari bencana banjir itu. Ia menyatakan telah berdoa dan beribadah secara terus-menerus agar terhindar dari bencana itu. Akhirnya air sudah mulai sampai memasuki rumah warga, dan hampir semua warga sudah mengungsi kecuali sang ulama itu. Kemudian datang perahu karet untuk menjemput sang ulama. Akan tetapi ia tetap bersikeras bahwa pertolongan dari Allah Swt akan datang. Tidak berapa lama, air terus meluap dan sampai ke atap rumah warga. Karena air sudah dalam dan deras maka bantuan kembali datang berupa helikopter untuk mengevakuasi ulama. Dan jawaban ulama itu pun sama dengan yang lalu bahwa dia yakin akan pertolongan dari Allah Swt. Akhirnya, sang ulama meninggal dunia terbawa arus banjir itu.

Ketika dia sampai diakhirat, maka sang ulama protes kepada Tuhan. Kenapa dia yang sudah beribadah kepada Allah siang dan malam, sambil berzikir dan berdoa kepada-Nya akan tetapi justru tidak mendapat pertolongan-Nya. Sang ulama merasa bahwa apa yang dilakukannya selama ini menjadi sia-sia belaka. Buktinya ia meninggal dunia akibat tidak adanya pertolongan dari Allah Swt. Di tengah protes sang ulama, Allah Swt memberikan jawabannya, bahwa Dia sudah mengabulkan doa sang ulama. Allah Swt telah banyak memberikan pertolongan mulai dari adanya pengumuman bahaya banjir, para relawan datang menjemput, setelah air naik datang lagi pertolongan berupa perahu karet, terakhir pertolongan datang berupa helikopter. Akan tetapi sang ulama tidak menyadari bahwa itu merupakan pertolongan dari Allah Swt. Sang ulama tertunduk dan menyadari kesalahannya.

Dari kisah di atas dapat diambil hikmah yang luar biasa. Cerita sang ulama di atas bisa saja terjadi pada semua orang, atau mungkin terjadi pada diri kita sendiri. Musibah yang terjadi tidak melihat status sosial, derajat, bahkan keilmuannya. Manusia kadang lalai memahami makna dan hakekat kejadian di sekitarnya sehingga cenderung lupa bahkan meremehkannya. Kadang sebuah musibah kecil di anggap biasa saja. Padahal bermula sebuah musibah itu dari hal-hal yang kita anggap kecil. Allah Swt tidak akan memberikan sebuah hukuman (musibah) kepada seseorang langsung dengan musibah yang besar. Akan tetapi musibah yang diberikan secara bertahap sesuai dengan kesanggupan manusia. Sebab, Allah Swt ingin memberikan sebuah pelajaran maupun hikmah yang luar biasa kepada manusia di balik musbiah itu. Ketika manusia menyadarinya, maka Allah Swt tidak akan memberikan musibah yang besar kepadanya, kecuali manusia yang ‘dipilih’ oleh Allah Swt.

Allah Swt berfirman ‘Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanah Allah) dengan terang. (Dialah Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakal kepada Allah (Qs. 64:11-13). Dalam ayat itu, jelas bahwa musibah yang terjadi merupakan kehendak-Nya. Musibah tidak akan terjadi tanpa izin-Nya. Setiap musibah yang terjadi pada manusia merupakan akibat dari perbuatannya sendiri. Manusia cenderung melalaikan kewajiban yang telah dibebankan kepada mereka. Bahkan cenderung berbuat kejahatan dan kerusakan di muka bumi ini. Sehingga sangat wajar Allah Swt memberikan azab berupa musibah kepada mereka. Allah Swt meyatakan bahwa ‘musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu). Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari siksaan Allah) di bumi, dan kamu tidak memperoleh pelindung atau penolong selain Allah (Qs.42:30-31). Di ayat lain juga disebutkan bahwa ‘apabila Kami berikan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan (rahmat) itu. Tetapi apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) karena kesalahan mereka sendiri, seketika itu mereka berputus asa (Qs.30:36).

Dalam kasus di atas, musibah banjir yang ditimpakan Allah Swt berlaku kepada semua warga di kampung itu. Semua kampung terendam banjir dan tidak ada celah untuk berdiam diri, kecuali mengungsi ke daerah lain untuk bisa selamat dari musibah banjir tersebut. Masyarakat, para relawan dan pemerintah bahu-membahu untuk bisa menyelamatkan diri dari musibah itu. Yang tersisa hanya sang ‘ulama’ yang tidak mau mengikuti himbauan dan ajakan untuk menyelamatkan diri, sehingga dia meninggal tenggelam diterjang banjir. Pertolongan Allah Swt itu sangat jelas. Dia memberikan pertolongan secara bertahap dan berkesinambungan. Semua itu untuk menyelamatkan hamba-Nya yang taat maupun yang tidak taat kepada-Nya. Allah Swt pasti akan memberikan pertolongan kepada hamba-Nya yang berbuat taat serta melakukan perbuatan amal shaleh. Akan tetapi pertolongan yang diberikan oleh Allah Swt tidak mesti dengan Sim Salabim seperti didalam pertunjukkan sulap. Apakah Allah Swt tidak sanggup? Kita sebagai orang yang bertauhid pasti tidak mempunyai pikiran seperti itu. Atau, apakah Allah swt tidak mau menolongnya? Mungkin, hal ini bisa terjadi pada semua orang. Akan tetapi, perlu kita pahami bahwa Allah Swt pasti menolong hamba-Nya yang sudah melakukan ketaatan kepada-Nya. Akan tetapi, manusia kebanyakan tidak mengetahuinya. Dan juga, sebagian dari manusia selalu menginginkan pertolongan yang cepat seperti kilat, tanpa mau berusaha. Padahal, setiap peristiwa atau kejadian apa pun di muka bumi ini pasti memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu, kadang Allah Swt memberikan cara yang lain dalam memberikan pertolongan kepada hamba-Nya. Baik langsung maupun melalui perantara yang lain. Oleh sebab itu, manusia harus berusaha untuk menggapai pertolongan Allah swt tersebut. Allah berfirman ‘Dan manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna (Qs.53:39-41).

Oleh sebab itu, Allah Swt menyatakan bahwa ketika ditimpa kesengsaraan maka hanya kepada Allah Swt sajalah meminta pertolongan (Qs.16:53). Sebab, ketika memohon pertolongan kepada Tuhan, kemudian diperkenankan-Nya, maka Dia akan mendatangkan bala bantuan dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut (Qs.8:9). Harta benda dan anak-anak tidak berguna sedikit pun untuk menolong dari azab Allah (Qs.58:17). Dengan demikian, maka pertolongan yang diharapkan akan selalu datang ketika di minta. Akan tetapi, kita harus bersabar. Sebab, pertolongan yang diberikan oleh Allah Swt bisa sesuai dengan apa yang kita inginkan dan juga bisa saja tidak sesuai. Akan tetapi, kita harus yakin bahwa Allah Swt pasti akan memberikan pertolongan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki setiap manusia. Pertolongan Allah pasti sesuai, tinggal kita saja yang memaknainya. Syaratnya adalah mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat (Qs.2:45). Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar (QS.2:153). Bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutlah pada hari yang (ketika itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya, dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sungguh, janji Allah pasti benar, maka janganlah sekali-kali kamu teperdaya oleh kehidupan dunia, dan jangan sampai kamu teperdaya oleh penipu dalam (menaati) Allah (QS.31:33). Dan yang terakhir adalah jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (QS.47:7).

Dengan demikian, kita selalu berharap agar mendapatkan pertolongan dari Allah Swt. Setiap saat, musibah selalu datang menimpa kita. Musibah yang diberikan Allah bisa sebagai azab dan juga sebagai ujian bagi manusia. Ketika seseorang banyak melakukan kejahatan dan kerusakan di muka bumi, maka musibah yang menimpanya merupakan sebuah azab. Begitu sebaliknya, ketika seseorang banyak melakukan kebaikan dan kebenaran di muka bumi ini, maka musibah yang menimpanya merupakan sebuah ujian. Dengan begitu, maka apa pun hasil dari pertolongan yang diberikan Allah Swt akan diterima dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Dengan harapan, Allah Swt memberikan kemudahan di dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Semoga…

#Menyebarluaskan Kebaikan#
Paringin, 21 Juli 2018

Tidak ada komentar:

Popular