MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Senin, 30 Juli 2018

Janji

Tulisan ini kutujukan buat orang yang selalu melepaskan kata-kata janji walaupun tidak dia sadari bahwa apa yang dikatakannya tersebut adalah suatu yang mengandung janji sehingga membuat resah, penasaran, tanda tanya didalam hati orang yang menerimanya, apakah dia itu seorang yang jujur atau main-main saja ---untuk menguji ketulusan seseorang--- sekedarnya. Dan juga, tulisan ini untuk orang yang sengaja mengumbar janji untuk kepentingan pribadinya supaya orang simpati, hormat, cinta, kagum dan memujanya seperti orang yang baik ---semoga aku bukan termasuk orang seperti itu (kalau orang biarlah karena itu haknya) ---padahal itu adalah tipuannya saja agar dia dianggap baik oleh orang disekitarnya atau mungkin orang yang dicintainya. Dalam agama mereka itu termasuk orang yang munafik---sekali lagi, semoga aku bukan termasuk seperti itu---tapi mereka tidak menyadarinya.
Dalam pergaulanku sekarang ini banyak orang akrab dan kukenal dengan haik. Mereka itu berbeda-beda dalam pergaulan, watak, sikap ilmu, keyakinan dan lain-lain. Di dalam bergaul aku tidak pernah membedakan mereka apakah mereka baik atau buruk, kaya atau miskin, bungas atau kada, pintar atau tidak, yang penting mereka baik dan tidak mengganggu diriku.
Sekarang ini aku mempunyai seorang teman yang (akatakanlah “cukup” akrab) dalam pergaulan. Aku rasa segala kelebihan dan kekurangan yang kami miliki telah kami ketahui masing-masing---seharusnya sih! Begitu?---tetapi dalam kenyataannya hal tersebut tidak terbukti (mungkin ada yang tidak bisa terbuka, terlebih terhadap kekurangan-kekurangan yang ada pada diri kami)----padahal itu adalah pangkal untuk menuju masa depan yang baik dan yang dicita-citakan orang selama di dunia ini---. Aku berpikir bukannya tidak ada keterbukaan diantara kami cuman aku rasa ada ketidak jujuran saja diantara kami (ini hanyalah suatu prediksi saya saja).
Sementara ini kami telah mengikat janji untuk saling menjaga hubungan kami dari pihak ketiga atau pengganggu-pengganggu liar yang mungkin bisa merusak perjanjian tersebut, aku mengungkapkannya sebagai bukti bahwa hubungan yang kami jalin adalah suatu keseriusan bukannya sebuah permainan atau balas dendam akibat sakit hati terhadap masa lalu (karena mungkin dulu pernah dibuat kecewa sama orang atau orang tua, lalu mencari sasaran atau mangsa untuk dapat membalasnya supaya hatinya menjadi puas dan merasa menang, sebagai bukti terhadap orang yang membuat sakit hatinya pada orang-orang yang telah menyakitinya dulu). Terus terang saja kalau aku mendapatkan orang seperti itu yang mau menjadikan diriku sebagai mangsa adalah suatu kesalahan yang besar bahkan sangat besar sekali, karena dia itu salah orangnya. Aku memang merasa bahwa aku kurang dari segi material----khusus dibanjar saja----sehingga orang mungkin mudah mempermainkannya, sebenarnya orang tersebut tidak berpikir dan memperhitungkan bahwa aku adalah orang yang suka berpikir tentang diriku dan juga aku masih punya perasaan dan harga diri yang semuanya itu harus kupertahankan dan aku juga cuek-cuek aja dengan mater-materi yang dipunyai orang---bagiku kalau ada ya syukur kalau tidak ada ya ora opo-opolah---. Maaf! Terlalu jauh ngelanturnya yaa! Tapi ini adalah sebuah ilustrasi bagi aku dan temanku tersebut yang perlu diingat dan disadari. Sebab kalau itu terjadi, bukannya aku yang rugi tapi orang tersebutlah yang akan mendapat rugi karena salah mencari mangsanya.
Sebenarnya tulisan ini untuk mengungkapkan betapa pentingnya sebuah janji yang telah terucap. Janji itu hanyalah sebuah kata yang tidak berharga seperti kata-kata lainnya, kata janji tersebut akan berharga dan menjadi sangat signifikan, bahkan akan berdampak buruk dan baik bagi orangnya kalau kata janji tersebut bukan berbentuk kata lagi akan tetapi berupa ucapan atau ikrar yang sudah dikeluarkan seseorang pada orang lain atau dirinya sendiri. Janji itu akan menjadi sakral bila diucapkan dengan ketulusan dan kesungguh-sungguhan pada orang lain. Berpijak dari sinilah aku berpikir bahwa sebuah janji itu harus benar-benar dipegang ---kalau perlu diikat dengan rantai yang kuat---agar tidak lepas dan lari dari orangnya. Aku berpikir sebuah janji itu sebenarnya tidak bisa dibeli dengan materi ---walaupun materi itu banyak--- karena hal itu menyangkut perasaan seseorang dan kredibilitasnya pada orang yang telah diberinya janji tersebut, terlebih akuntabilitasnya nanti dihadapan Allah Swt.
Dalam pergaulanku selama ini aku merasa sudah banyak yang sengaja atau tidak sengaja mengingkari janji yang telah dibuatnya padaku (mungkin aku juga termasuk orang yang telah melalaikan janji pada orang lain). Kalau orang yang jauh atau bukan teman akrab yang mengingkarinya sih tidak apa-apa---paling aku tidak percaya lagi padanya ---- akan tetapi kalau yang mengingkari itu teman dekatku atau orang-orang-orang yang dekat denganku, maka itu adalah hal yang sangat menyakitkan bagiku. Selama ini aku selalu berusaha untuk selalu menepati janji yang telah kuucapkan (makanya aku tidak berani sembarangan mengucapkan janji kalau aku akan mengingkarinya). Aku akan berusaha mengingatnya, karena itu kalau aku lupa dengan janjiku maka aku akan meminta maaf pada orangnya. Akan tetapi, dalam pergaulanku aku merasa diantarateman-temanku ada yang suka ngomong bahwa insya Allah katanya aku akan bertemu engkau besoak diperpustakaan atau dirumahmu (salah satu contoh saja), sehingga aku datang keperpustakaan untuk bertemu tapi kenyataannya Dia tidak datang, lalu kutunggu dirumah, Dia juga tidak ada walaupun hatiku kesal, tapi aku mencoba untuk selalu bersabar dan menerima kenyataannya---Aku berpikir mungkin itun sudah kebiasaannya atau dia lupa, karena aku juga harus selalu maklum bahkan mungkin semaklum-maklumnya karena temanku itu sibuk dengan urusan dan kegiatanya sehari-hari, sehingga kata-kata seperti diatas hanyalah merupakan senda gurau sekedar untuk hiburan dan tidak mengandung implikasi apa-apa buat orang.
Tapi aku harus bersikap bijaksana dalam hal itu dan sangka baik saja bahwa dia itu sibuk dan juga mungkin lupa. Selain itu ada juga orang yang selalu mengucapkan kata-kata, bahwa dia akan selalu setia, kemudian juga orang tersebut mengatakan akan bertemu hari ini atau besok pada jam sekian misalnya, tapi orang tersebut datangnyajauh dengan apa yang diucapkannya. Kalau Cuma 10 menit sampai setengah jam mungkin masih bisa ditolerer, akan tetapi kalau terlambatnya 1 jam atau lebih pasti akan membuat orang lain menjadi kecewa--- ya! Syukur-syukur Dia yang diberi janji orang yang sabar dan tidak mencap sikap orang tersebut dengan macam-macam kalau Di tidak sabar pikir sendirilah akibatnya.
Disini saya bukannya menuduh orang itu ingkar janji, tapi karena situasi dan kondisi seseoranglah yang menyebabkan seseorang itu lalai bahkan lupa akan janjinya tersebut (terus terang aku juga termasuk dalam hal itu). Tapi disini saya hanya ingin menunjukkan pada diriku pribadi dan orang-orang yag suka lalai dan lupa akan janjinya, jangan sembarangan mengeluarkan kata-kata yang mempunyai makna janji bagi orang yang menerimanya. Sebab sekali lagi saya katakan bahwa janji merupakan sesuatu yang sakral bagi orang yang mengucapkannya dan mempunyai implikasi yang kuat baginya dihadapan Allah Swt dan bagi orang lain (coba kita pikir kalau orang tidak rela dan memaafkan gimana dong!).
Saya mengutip beberapa ayat al-qur`an dan memberi sedikit penjelasan sebagai pelajaran bagiku dan orang-orang yang saya sebutkan di atas tadi tentang pentingnya sebuah perjanjian didalam hidup ini, sebagai berikut :
Allah Swt memperingatkan bahwa orang yang melanggar sebuah perjanjian sesudah perjanjian itu teguh  .... maka orang tersebut termasuk orang yang rugi (Lihat 2;27), Orang yang mengingkari janjinya akan disiksa dengan siksaan yang sangat berat diakhirat kelak (2;85), bahkan Allah mengatakan bahwa orang yang mengingkari janjinya termasuk golongan yang tidak beriman (2;100), Allah juga mengatakan bahwa orang yang suka menepati janji adalah salah satu ciri orang yang bertakwa kepada Allah Swt (2;177), Orang-orang yang menepati janji dan bertakwa adalah orang-orang yang disukai Allah Swt (3;76), karena sesungguhnya Allah mengetahui isi hati (setiap manusia, pen) (Lihat 5;7), Allah Swt mengancam bahwa orang-orang yang menukar janji dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit tidak akan mendapat bahagian (pahala) diakhirat, Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak melihat mereka pada hari kiamat dan tidak pula mensucikan. Bagi mereka azab yang pedih (3;77), orang yang tetap dengan perjanjiannya termasuk salah satu yang diampuni dosanya dan nantinya akan masuk ke sorga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir sesudah itu, sesungguhya ia telah tersesat di jalan yang lurus (5;12), menapati janji adalah perintah kepad manusia agar selalu ingat (6;152), orang-orang yang memenuhi janji dan tidak merusaknya termasuk orang-orang yang berakal dan dapat mengambil pelajaran (13;20), orang-orang yang merusak janji yang telah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan hubungan yang telah terjalin .... mereka akan mendapat kutukan dan tempat yang buruk, yaitu neraka jahanam (13;25), Allah memerintahkan untuk menepati janji ...... karena Dia mengetahui apa yang diperbuat oleh orang-orang yang berjanji tersebut (16;91), Allah memberikan perumpamaan terhadap orang yang menjadikan perjanjian (sumpah) sebagai alat untuk menipu seperti seorang perempuan yang menguraikan benang yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain (16;92), orang yang menjadikan janji (sumpah) sebagai alat untuk menipu, mereka akan merasakan kemelaratan di dunia dan baginya azab yang besar (16;94) dan yang perlu kita ingat bersama bahwa setiap janji itu paasti akan diminta pertanggungan jawabnya (lihat 17;34) dan masih banyak lagi ayat-ayat yang lainnya yang tidak bisa saya sebutkan lagi disini.
Nah! Sekali lagi saya katakan bahwa janji adalah sebuah kata yang sakral sesuai dengan ayat-ayat yang telah saya sebutkan di atas tadi. Karena begitu sakralnya orang yang telah mengucapkan janji dituntut untuk dapat selalu menepatinya. Dan orang yang selalu menepati janji tersebut dikatakan sebagai salah satu ciri orang yang beriman (23;8), orang tersebut termasuk salah satu yang diampuni dosanya dan nanti Dia akan masuk sorga (5;12), dan juga mereka termasuk golongan orang yang bertakwa dan orang yang disukai Allah Swt (2;177 dan 3;76). Kalau kita lihat dari ayat-ayat tersebut jelas tergambar bahwa orang yang selalu memenuhi setiap janjinya akan diberi ganjaran yang setimpal oleh Allah Swt, maka sungguh indah sekali kalau orang yang berjanji selalu bisa untuk menepatinya (semoga aku termasuk ke dalam golongan yang selalu menepati janji tersebut).
Walaupun perjanjian tersebut adalah sesuatu yang sakral tetap saja ada yang mencoba untuk mengkontaminasikannya dengan berbagai alasan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Orang tersebut mudah sekali mengucapkan sesuatu yang mengandung janji misalnya kita akan bertemu besok atau tungguaku besok, nanti akan aku kerjakan ambil nanti jam sekian tugas tersebut akan selesai dan lain-lain. Tapi setelah harinya atau jam yang sudah ditentukan tiba, Dia tidak datang dengan alasan lupa dan sibuk ---- kalau lupa sih wajar saja tapi kalau sibuk itu luar biasa --- sebab orang yang tahu bahwa dirinya itu sibuk atau sering lupa janganlah terlalu mudah untuk mengucapkan janji atau ucapan yang mengandung janji. Sebab bisa berimplikasi fatal bagi pelakunya. Kalau sekali sih! Mungkin masih bisa dimaafkan. Dua, tiga kali masih bisa, tapi kalau lebih dari hal tersebut bahkan sudah menjadi kebiasaan, maka orang tidak akan percaya lagi (Aku takut hal ini akan berdampak kepada keturunannya nanti). Sebab orang pasti melihat orang tuanya dengan mengatakan : “Orang tuanya kan seorang pembohong, suka ingkar janji wajar saja anaknya seperti itu”
Nah itu adalah sedikit ilustrasi dari akibat ingkar janji, selain itu Allah swt dengan jelas sekali mengecam perbuatan tersebut, seperti : “Allah mengatakan orang yang mengingkari janji itu termasuk orang yang rugi nantinya” (2;27), bahkan dikatakan sebagai golongan yang tidak beriman (2;100) dan diakhirat kelak Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak melihat mereka dan tidak pula mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih (3;77) Allah juga akan mengutuk dan memberikan tempat yang buruk, yaitu neraka jahanam bagi mereka yang merusak perjanjian yang telah diikrarkan dengan teguh (13;25) dan juga orang yang telah menjadikan janji (sumpah) sebagai alat untuk menipu orang lain, maka mereka akan merasakan kemudharatan di dunia dan baginya nanti azab yang besar dari Allah Swt (16;94). (Aku selalu berdoa semoga aku dan keturunanku tidak termasuk dalam golongan orang-orang tersebut, na’udzubillahi min dzalik untuk selama-lamanya).
Demikianlah, betapa pentingnya signifikasni dari sebuah janji yang sudah terucapkan. Indah memang kalau janji tersebut dapat selalu ditepati dan sangat buruk sekali bagi orang yang suka mengingkarinya. Aku berharap dari hubunganku selama ini dengan temanku (seperti di awal) dapat berjalan dengan lancar tanpa ada niat untuk selalu mengingkari janji yang sudah disepakati apalagi niat untuk berbohong atau balas dendam terhadap masa lalu (baca kembali di awal). Aku harus bekerja keras agar apa yang aku tuangkan dalam tulisan ini bukanlah hanya sebuah tulisan belaka akan tetapi menjadi pegangan hidupku ke arah masa depan yang belum aku ketahui. Aku berharap semoga orang-orang yang berada di dekatku bukanlah orang yang munafik. Ketika bersamaku mereka baik dan memuji kelebihanku, akan tetapi ketika berada dibelakangku mereka memperolok dan menghinaku (bagiku itu tidak apa-apa) cuman yang meneyakitkan diriku adalah apabila ada orang yang pura-pura baik denganku, hanya ingin mengambil kelebihan pada diriku sehingga ketika dia dekat denganku mau saja mengucapkan janji-janji untuk memikatku. (Aku lebih baik orang menghina diriku secara terus terang (blak-blakan) dari pada dibelakang macam-macam) artinya aku lebih suka orang jujur walaupun tindakan salah di mata orang banyak daripada orang munafik (lihat hadits Nabi tentang ciri munafik) walaupun di mata orang banyak dia itu benar, shaleh dan alim.
Sekian dulu tulisan dari Aku, semoga ini menjadi pelajaran berharga bagiku dan orang yang membacanya. Mohon maa kalau dalam tulisan ini ada yang tidak sesuai.
#Mari Sebarkan Kebaikan#
Paringin, 30 Juli 2018

Tidak ada komentar:

Popular