MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Rabu, 22 April 2020

Ramadan Di Tengah Pandemi Covid-19

Tinggal menghitung hari, bulan Ramadan 1441 H akan tiba. Bulan yang mulia dan penuh berkah yang senantiasa dirindukan oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia. Bulan yang didalamnya terdapat banyak keutamaan dibanding bulan lainnya dalam setahun. Bulan yang penuh rahmat, dosa-dosa diampuni dan setan-setan dibelenggu. Segala perbuatan baik dilipat gandakan pahalanya oleh Allah Swt. Kalangan Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan jatuh pada hari Jum’at 24 April 2020. Kalangan Nahdhatul Ulama masih menunggu sidang Istsbat yang dipimpin oleh Menteri Agama. Kemungkinan besar, penetapan awal ramadhan tahun ini tidak akan berbeda. Hal ini merupakan sesuatu yang baik. Puasa ramadhan bisa dilakukan secara serentak oleh umat Islam di Indonesia.

Pada tahun ini pelaksanaan Ramadan akan sangat berbeda sekali dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ramadan kali ini berada ditengah pandemi covid-19. Setiap bulan Ramadan tiba, masyarakat gegap gempita menyambutnya. Masjid dan Mushalla dipercantik dan dibersihkan. Para jemaah berbodong-bondong pergi ke masjid atau mushalla untuk melaksanakan shalat berjemaah. Pada malam harinya dilanjutkan dengan salat Tarawih, tadarus Al qur’an dan ceramah agama. Setelah salat subuh diadakan ceramah agama secara bergiliran oleh para ustazh. Pasar-pasar Ramadan selalu ramai dikunjungi pembeli sebelum berbuka puasa. Masjid dan Mushalla ada yang setiap hari memberikan jamuan makan dan minum untuk berbuka puasa secara gratis. Bahkan ada juga yang memberikan jamuan pada saat sahur. Pada saat pertengahan bulan Ramadan biasanya dilakukan peringatan nuzulul qur’an (turunnya Al qur’an). Acara secara kenegaraan biasanya juga dilaksanakan setiap tahunnya. Acara nuzulul qur’an juga diselengi dengan lomba-lomba keagamaan, seperti Musabaqal Tilawatil Qur’an baik tingkat Dewasa, Remaja, dan anak-anak. Juga ada lomba pidato, tahfiz qur’an, nasyid islami, peragaan busana muslim dan sebagainya. Acara itu terasa begitu meriah dan syahdu. Penuh dengan nuansa keagamaan yang indah. Diakhir Ramadan umat islam saling bersilaturrahmi dan berkunjung kerumah-rumah sanak saudara. Saling bersalaman dan berpelukan melepas rindu dan saling bermaaf-maafan. Pada waktu itu juga dibagikan zakat fitrah kepada orang yang tidak mampu. Pada pagi hari tanggal 1 syawal akan dilaksanakan salat Idul Fitri dimesjid-mesjid dan lapangan luas. Pada waktu itu banyak sekali umat islam, baik laki-laki dan perempuan, anak-anak, orang tua jompo pun juga ikut berbaur untuk memeriahkan Hari Raya Idul Fitri. Terkadang dilanjutkan untuk menyantap makanan yang sudah disediakan untuk menyambut tamu yang akan datang berkunjung.

Budaya mudik setiap tahunnya menjadi sumber berita yang sangat menarik. Semua media televisi menyiarkannya kegiatan pemudik ini secara langsung mulai dari H -10 sampai H +10. Transportasi darat, laut dan udara dipenuhi oleh para pemudik. Pemerintah daerah ada yang memfasilitasi mudik gratis untuk para pemudik. Bus-bus disediakan untuk bisa mengangkut para pemudik. Sebab, tidak semua pemudik itu mampu untuk pulang ke kampung halamannya. Banyak juga yang nekat tanpa modal pulang ke kampung. Stasiun kereta api juga penuh dengan pemudik. Begitulah suasana ramai dan uniknya budaya mudik di Indonesia. Selain itu, Posko-posko didirikan oleh aparat keamanan untuk menjaga kelancaran dan keamanan para pemudik. Terkadang mereka bekerja hampir full 24 jam. Siang dan malam mereka bekerja untuk memantau dan mengamankan pemudik.  Tujuan pemudik berbondong-bondong pergi ke kampung halaman untuk pulang melepas rindu dengan sanak keluarga. Setelah sekian lama mereka meninggalkan kampung atau daerahnya merantau untuk bekerja dan mencari rezeki di daerah lain, maka suasana Ramadan dan Idul Fitri merupakan momentum untuk saling bertemu melepas rindu dan bersilaturrahmi. Begitulah serba-serbi indahnya bulan Ramadan setiap tahunnya. Apakah hal itu akan kita dapatkan dan rasakan di tahun ini?

Kemungkinan besar, suasana itu tidak akan kita rasakan lagi tahun ini. Disaat pandemi covid-19 yang saat ini mewabah hampir di seluruh dunia akan menyebabkan suasana Ramadan menjadi sunyi dan sepi. Pemerintah telah memberlakukan social distancing (pembatasan sosial) terhadap masyarakat. Bahkan saat ini akan diperluas lagi dalam skala besar. Tujuannya adalah untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19. Virus yang sangat cepat penyebarannya ini merupakan musuh bersama. Semua elemen masyarakat bersatu untuk bisa memutus penyebarannya.

Saat ini, pemerintah telah menerbitkan surat himbauan untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah. Semua orang disuruh untuk tetap beraktivitas dirumah saja. Pemerintah memberlakukan Work From Home (bekerja dirumah) bagi ASN dan pihak swasta lainnya. Masyarakat dilarang berkerumun dan bergerombol dimanapun. Acara-acara yang biasa mendatangkan kerumunan atau orang banyak dilarang. Aktivitas ibadah pun dibatasi untuk dilaksanakan dirumah. Begitu juga dengan Ramadan tahun ini. Pasar Ramadan tidak ada lagi. Mudik juga dilarang. Buka puasa dimesjid, mushalla, kantor, sekolah, warung makan, dan lainnya tidak diperbolehkan lagi. Salat tarawih dianjurkan dilaksanakan dirumah. Tadarus tidak ada lagi. Ceramah agama setelah tarawih dan salat subuh ditiadakan. Pengajian-pengajian agama yang akan mendatangkan orang banyak baik siang maupun malam juga tidak ada lagi. Acara keagamaan seperti peringatan nuzulul qur’an juga ditiadakan. Bahkan salat Idul Fitri pun sudah ada himbauannya untuk ditiadakan.

Semua larangan itu hendaklah kita taati bersama. Pemerintah menghendaki semua masyarakat untuk tetap Stay At Home (berdiam diri dirumah) selama pandemi ini belum berakhir. Semua masyarakat tetap menjalankan kewajiban puasa Ramadan. Semua ibadah ritual yang sering dilaksanakan dibulan Ramadan tetap dikerjakan. Tarawih dan tadarusan dikerjakan dirumah saja. Pengajian-pengajian agama bisa dilakukan dengan daring. Para ustaz bisa memvideo atau merekam aktivitas ceramahnya kemudian dibagikan melalui media sosial kepada jemaahnya. Jangan sampai pandemi covid-19 ini justru mengurangi nilai ibadah dibulan suci ini. Semua ibadah yang telah rutin dikerjakan setiap tahunnya tetap dilakukan. Hanya saja dibatasi dikerjakan dirumah masing-masing. Dengan berdiam diri dirumah, hendaknya dimanfaatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Menambah keimanan dengan melaksanakan ibadah-ibadah wajib dan sunnah. Sambil terus merenung dan introspeksi diri. Sesuai hadits Nabi Saw “Barangsiapa berpuasa di bulan ramadan penuh dengan iman dan introspeksi diri, maka seluruh dosa yang lalu dan yang akan datang akan diampuni Allah Swt” (HR. bukahri). Semoga pandemi ini bisa cepat berlalu. Dan, kita bisa meraih derajat takwa diakhir Ramadan nanti. Amin!


#Menyebarluaskan Kebaikan#
Paringin, 22 April 2020 

Tidak ada komentar:

Popular