MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Minggu, 12 April 2020

Virus Makhluk Allah Swt

Ada video ceramah yang beredar di media sosial yang berisi keyakinan yang kuat kepada Allah Swt. Dalam video itu ia menyatakan bahwa yang ditakuti di dunia ini hanya Allah Swt. Bukannya virus yang sedang mewabah saat ini. Allah Swt pasti akan menolongnya, selama ia memiliki keyakinan itu. Memang ada yang sebagian orang yang berpendapat dan berkeyakinan seperti itu. Terkadang cenderung meremehkan penyebaran virus corona saat ini. Pemerintah telah memberlakukan Social Distancing (Pembatasan terhadap masyarakat) dan Pysichal Distancing (Pembatasan kontak fisik). Kedua pembatasan itu diberlakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virusnya. Social Distancing merupakan pembatasan terhadap masyarakat untuk tetap berada dirumah, bekerja dirumah dan tidak keluar rumah selama batas waktu yang sudah ditentukan. Selain itu, tidak melakukan kontak fisik dengan orang lain seperti jabatan tangan, pelukan, cipika-cipiki, berboncengan dan sebagainya.

Himbauan itu harus ditaati dan dilaksanakan oleh semua lapisan masyarakat. Bahkan ketika, ada larangan sementara untuk tidak shalat jum’at dan shalat lima waktu berjamaah di masjid atau mushalla, juga harus ditaati. Apalagi sudah ada fatwa ulama yang membolehkan untuk tidak melaksanakan shalat jumat dan shalat berjamaah di masjid dan mushalla. Kalau tidak taat terhadap pemerintah dan ulama yang memiliki otoritas dalam menetapkan hukum, lantas siapa lagi yang harus ditaati. Masalah khilafiyah kalau perlu kita kesampingkan dulu untuk kemaslahatan bersama. Kalau khilafiyah hukum diperdebatkan, maka perlu penjelasan yang panjang lebar dan waktu yang lama untuk meyakinkan masyarakat awam. Itu pun kalau perdebatan itu berujung ada kesimpulan yang bisa disepakati. Andaikan, antar kelompok masing-masing punya pendapat yang berbeda, maka masalah hukum itu tidak akan selesai. Justru akan berbuntut panjang dan saling menyalahkan bahkan bisa saling kafir-mengkafirkan. Akibatnya, tujuan utama untuk menanggulangi penyebaran virus corona ini tidak akan selesai. Bisa terus berlanjut tidak berujung. Korban akan terus bertambah banyak. Dan virus akan terus menyebar tidak bisa dihentikan lagi. Nauzdubillah…

Keyakinan akan pertolongan Allah Swt itu merupakan harga mati bagi umat Islam yang beriman. Sebab, hanya Allah Swt saja yang dapat menolong setiap manusia dari berbagai macam bala bencana yang menimpa di muka bumi ini. Kalau tidak yakin itu, maka seseorang bisa dikategorikan sebagai orang yang syirik. Akan tetapi perlu juga diluruskan, pemahaman pertolongan dari Allah Swt itu yang seperti apa?. Apakah langsung atau melalui perantara?. Apakah berupa sim salabim (dalam bahasa Al Qur’an dengan kata ‘Kun’) seperti orang sulap? Ketika menghendaki sesuatu langsung ada dan muncul seketika. Hal ini perlu diperjelas, agar keyakinan kita itu tidak kebablasan atau justru membahayakan diri kita dan orang lain. Pertolongan yang diberikan Allah Swt itu pasti terjadi. Sebab, manusia manapun di muka bumi ini tidak ada yang mempunyai kekuatan untuk bisa melawan takdir Allah Swt. Takdir Allah Swt meliputi alam semesta ini. Tidak ada yang bisa lari maupun sembunyi dari takdir itu. Lalu, apakah manusia harus pasrah kepada takdir itu?. Apakah manusia tidak ada usaha untuk ‘melawan’nya?. Disinilah letak perbedaan pendapat yang seringkali muncul dikalangan umat Islam. Hal ini sudah terjadi ratusan bahkan ribuan tahun. Dan memunculkan berbagai macam aliran dalam Islam. Tulisan ini bukan untuk mendukung salah satu dari aliran itu.    

Penulis hanya, ingin meletakkan bahwa pertolongan Allah Swt bisa melalui jalur mana pun dan siapa saja. Bisa saja, melalui orang lain, binatang, angin, tumbuhan, air, ataupun energi. Atau makhluk gaib seperti malaikat dan jin. Apakah Allah Swt tidak bisa langsung memberikan pertolongan? Pertanyaan itu tidak sepantasnya dilayangkan. Sebagai orang yang beriman tentunya memiliki keyakinan bahwa Allah Maha Kuasa atas segala makhluknya di alam semesta ini. Akan tetapi, semua yang ada di alam semesta ini memiliki prosedurnya masing-masing. Setiap makhluk sudah ada ketentuannya. Sudah ada aturan atau mekanisme yang mengatur kehidupan masing-masing makhluk itu. Alam semesta punya mekanismenya dengan berbagai macam benda-benda angkasa yang saling beraturan. Manusia juga punya mekanisme atau aturan dalam kehidupannya. Begitu juga binatang, tumbuhan, angin, malaikat dan jin. Semuanya punya aturan yang dimiliki. Aturan itu menjadi ‘hukum’ yang tidak terpisahkan diantara mereka. Ketika, salah satu menabrak aturan yang berlaku itu, maka akan terjadi suatu kekacauan. Seperti manusia yang suka merusak keseimbangan alam ini dengan cara menebang pohon secara sporadis. Meruntuhkan gunung, menimbun sungai-sungai untuk dijadikan pemukiman dan sebagainya. Kalau hal itu terus dibiarkan, maka akan terjadi bencana seperti banjir, tanah longsor, dan sebagainya. Inilah akibat dari keserakahan manusia yang merusak hukum keseimbangan alam. Begitulah seterusnya.

Virus corona yang sekarang lagi mewabah di seluruh dunia merupakan makhluk Allah Swt. Setiap virus yang ada memiliki mekanisme atau cara kerjanya masing-masing. Virus yang masuk ke dalam tubuh atau yang menempel di anggota tubuh seseorang belum tentu menjadi penyakit. Bisa saja virus yang masuk ke dalam tubuh itu sebagai antibodi atau untuk kekebalan tubuh. Seperti imunisasi terhadap bayi. Itu ‘virus’ yang dimasukkan kedalam tubuh dengan suntikan agar kelak bayi itu kebal terhadap serangan virus, seperti campak. Tapi sebagian besar, virus itu bisa mendatangkan bibit penyakit kepada manusia yang menerimanya. Karena memang itu sudah merupakan Tufoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) dari virus itu seperti itu. Kita tidak bisa menyalahkan virus itu. Kita juga tidak bisa menantang apalagi meremehkannya. Virus yang ada bisa bermutasi menjadi virus lainnya yang mungkin lebih ganas lagi dari sebelumnya. Virus ini sudah ada dari dulu. Ia tidak bisa dimusnahkan sampai akhir zaman. Ia akan selalu ada disetiap zamannya. Dengan bentuk dan fungsi yang lain. sebagai contoh, virus influenza, virus colera dan lain-lain itu sudah ada dari dulu. Dan sekarang pun juga masih ada. Kedua virus itu ketika munculnya juga banyak menimbulkan korban nyawa. Akan tetapi sekarang virus itu tidak terlalu berbahaya. Masih banyak orang yang terkena flu setiap saat. Akan tetapi, hampir tidak ada lagi yang meninggal akibat flu itu. Ini membuktikan bahwa virus itu tetap ada dan bisa berubah bentuk dan fungsi dikemudian hari. Yang menyebabkan manusia bisa tahan dengan virus itu diantaranya adalah telah ditemukannya vaksin anti virus itu. Dan juga, bentuk imunitas (kekebalan tubuh) manusia yang cenderung meningkat setiap saat. Sehingga virus itu bisa dijinakkan dan tidak berbahaya lagi ketika menyentuh tubuh manusia.

Untuk itu, kita tidak usah ‘sombong’ dengan pertolongan dari Allah Swt. Allah Swt pasti menolong. Akan tetapi sesuai dengan prosedur-Nya. Manusia dan virus itu sama-sama makhluk-Nya. Mereka diciptakan masing-masing memiliki peranannya. Virus diciptakan salah satunya untuk memberikan ‘penyakit’ kepada manusia. Untuk itu, ketika virus itu datang menyerang manusia, maka taatlah terhadap aturan untuk bisa melawannya agar ia tetap tahan terhadap virus itu. Dengan cara apa?

Ketika dia memiliki ilmu dan kemampuan, maka dia bisa berusaha sendiri untuk melawannya. Bisa dengan meracik obat sendiri. Bisa dengan meminum tumbuhan antibodi. Bisa dengan olah raga. Bisa juga dengan menjaga kebersihan dirinya seperti mencuci tangan, mandi, menyemprot dengan cairan disinfiktan dan sebagainya. Jika ia tidak memiliki kemampuan itu, maka bisa melalui perantara orang lain, seperti bantuan dokter, perawat dan sebagainya. Usaha itu, juga merupakan bentuk ‘pertolongan’ Allah Swt. Melalui usaha yang dilakukannya dan perantara orang lain. Ketika virus itu mulai mewabah, maka peran pemerintah untuk menanggulanginya. Bisa dengan Social Distancing, Psychal Distancing ataupun lockdown. Masyarakat disuruh beraktivitas di rumah masing-masing. Tidak boleh keluar rumah dan melakukan kontak fisik dengan orang lain. Setiap kerumunan massa ditiadakan. Termasuk ibadah ditempat suci masing-masing agama yang mendatangkan orang banyak dalam satu tempat juga ditiadakan. Ini berlaku bagi semua agama, bukan hanya Islam. Karena itu, larangan ini jangan dijadikan dasar mengecam pemerintah telah membatasi hak beribadah bagi pemeluknya. Semua lapisan masyarakat harus bisa mematuhinya. Sebab dengan cara itu, maka virus akan terputus penyebarannya. Ini bukan perkara agama saja. Ini merupakan masalah bangsa. Masalah orang banyak. Kalau tidak ditindaklanjuti dengan segera, maka akan banyak lagi korban yang berjatuhan. Ini pun juga merupakan bentuk ‘pertolongan’ dari Allah Swt. Artinya, semua usaha yang dilakukan sendiri maupun orang lain ataupun dari perantara manapun merupakan ‘pertolongan’ Allah Swt. Sebab, manusia tidak akan bisa lari dan sembunyi dari Sunnatullah. Hukum Allah akan berlaku kepada semua makhluknya di alam semesta ini. Maka dari itu, janganlah pertolongan Allah Swt itu dipersepsi hanya untuk diri sendiri dan seperti sulap ‘Sim Salabim’. Semuanya serba instan. Banyak variabel yang terlibat didalamnya. Yang penting tetap yakin, bahwa pertolongan Allah Swt itu pasti datang. Tapi bentuknya seperti apa, hanya Allah Swt yang mengetahuinya. Wallahu A’lam Bishshawab…

Paringin, 11 April 2020
#Menyebarluaskan Kebaikan#

Tidak ada komentar:

Popular