Pengalaman adalah mengalami, merasai (menjalani, menanggung) suatu peristiwa
dan sebagainya. Bisa juga berarti yang pernah dialami (dijalani, dirasai,
ditanggung, dan sebagainya). Peristiwa atau kejadian yang telah dialami, dijalani atau dilalui
merupakan pengalaman. Artinya, setiap peristiwa atau kejadian yang telah
terjadi atau dilalui oleh setiap orang merupakan pengalaman. Setiap hari,
berbagai macam peristiwa yang terjadi. Bisa kita sendiri yang merasakannya
maupun orang lain. Peristiwa itu bisa terjadi disekitar kita maupun diluar
kita. Bahkan bisa lebih jauh dari jangkauan panca indera seseorang. Sebab,
kejadian itu terjadi diluar negeri yang hanya bisa dibaca ataupun dilihat
melalui media massa dan elektronik, maupun melalui media sosial dengan mengaksesnya
melaui internet. Semua itu, merupakan pengalaman yang dirasakan dan bisa
dilihat oleh setiap orang. Akan tetapi, Namanya pengalaman itu, selain
dijalani, dialami dan dilalui. Bisa juga sesuatu yang diketahui merupakan
sebuah pengalaman juga. Artinya, ilmu pengetahuan yang dimilikinya dari
berbagai sumber, baik tertulis maupun yang tidak tertulis merupakan pengalaman
yang dirasakan dan dimilikinya.
Pengalaman yang dialami atau dijalani
setiap orang itu berbeda-beda. Ada yang baik, ada juga yang buruk. Ada yang
manis, ada juga yang pahit. Ada yang berharga, ada juga yang tidak berharga
bahkan menjadi sampah, dan sebagainya. Semua itu merupakan jalan hidup yang
dirasakan setiap orang. Pengalaman yang baik, bisa berdampak baik kedepannya.
Bisa juga sebaliknya. Justru pengalaman baik berbuah keburukan kedepannya. Begitu
juga, dengan pahit getirnya kehidupan yang dirasakan dan dijalaninya. Hal itu,
bisa saja berubah setiap saatnya menjadi manis, dan penuh dengan kesenangan dan
kebahagiaan nantinya. Semua itu, merupakan pengalaman hidup yang menjadi
pelajaran berharga untuk bisa membangun kehidupan kedepannya yang lebih baik
lagi kelak. Setiap pengalaman yang dirasakan, baik dan buruk, manis dan pahit, merupakan
sesuatu yang biasa dirasakan oleh setiap orang. Selain para Nabi dan Rasul. Di
dunia ini tidak ada manusia yang dalam hidupnya itu baik terus. Senang terus.
Bahagia terus dan sebagainya. Setiap saat, pasti ada saja yang tidak baik,
tidak senang, sedih, dan mungkin pernah bernasib tragis atau menderita. Bagi
mereka yang bisa mengambil hikmah atau pelajaran dari semua peristiwa itu, maka
itu merupakan sebuah pengalaman yang sangat berharga bagi dirinya. Dengan
mengambil pelajaran dari pengalaman itu, maka dia bisa berbuat atau merencanakan
kehidupan yang lebih baik lagi kedepannya. Sebab, semua manusia pada dasarnya
menginginkan kesenangan, kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan. Tidak ada
satupun dari manusia itu yang mau hidupnya susah, melarat, menderita, dan
sengsara. Oleh sebab itu, setiap pengalaman yang dimiliki dan dirasakannya sejak
dulu maupun yang sekarang merupakan sebuah pondasi untuk berbuat yang terbaik
kedepannya.
Dalam kehidupan di dunia ini, manusia akan
merasakan tiga masa yang dijalani. Yaitu, masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan
datang. Masa lalu adalah sejarah atau pengalaman. Masa sekarang adalah
kenyataan. Dan masa yang akan datang adalah harapan, cita-cita maupun
angan-angan yang akan dicapai. Masa lalu merupakan sejarah atau pengalaman yang
dijadikan sebuah pelajaran yang sangat berharga untuk bisa berbuat yang terbaik
dimasa depan. Masa sekarang ini merupakan kenyataan yang kita hadapi sebagai
langkah untuk membuat program perbaikan yang lebih baik. Masa depan akan kita
rasakan kebaikannya dengan perencanaan yang baik di masa sekarang ini. Untuk
itu, tidak ada manusia yang lari maupun menghapus tiga tahapan masa ini. Setiap
orang akan menjalaninya. Kebaikan dan keburukan di masa depan sangat bergantung
kepada masa lalu dan masa sekarang. Bagi mereka yang tidak bisa mengambil
pelajaran dari masa lalu dan tidak bisa memprogram kebaikan ke masa depan. Maka
hidupnya akan gagal. Hidupnya akan sengsara. Dan bahkan bisa menderita. Tidak
hanya di dunia, bahkan bisa berlanjut di akhirat.
Di dalam Al qur’an, Allah Swt menyatakan
bahwa mereka yang mampu mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap peristiwa
atau kejadian akan mendapatkan petunjuk-Nya. Firman-Nya “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk” (Qs. 16:125). Di ayat lain
disebutkan bahwa mereka yang diberikan hikmah oleh Allah Swt akan dianugerahi
karunia yang banyak. Sebab hanya orang yang bisa menggunakan akalnya-lah yang
dapat mengambil pelajaran dari setiap pengalaman yang dilaluinya. Firman-Nya “Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al
Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang
dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan
hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman
Allah)” (Qs. 2:269).
Di dalam Al qur’an, Allah Swt telah
menceritakan tentang kisah-kisah masa lalu. Kisah-kisah itu ada yang berupa
kebaikan dan ada juga berupa keburukan. Bahkan ada yang berupa azab yang
diberikan Allah Swt kepada suatu bangsa yang telah menentang perintah-Nya
dengan menolak, menghina bahkan mau membunuh utusan-Nya, yakni Nabi dan Rasul. Semua
itu dikisahkan di dalam Al qur’an sebagai pelajaran yang sangat berharga bagi
umat setelahnya. Diantara yang dikisahkan itu adalah tentang kekejaman dan
kesombongan Fir’aun, Kaum Nabi Nuh yang telah mendustakan Rasul-Nya. Allah Swt
berfirman “Maka Fir'aun mempengaruhi kaumnya
(dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik. Maka
tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu kami tenggelamkan
mereka semuanya (di laut), dan Kami jadikan mereka sebagai pelajaran dan
contoh bagi orang-orang yang kemudian” (Qs. 43:54-56). Di ayat lain
disebutkan bahwa “Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun dan)
kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan
buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran” (Qs. 7:130).
Kisah Nabi Nuh dengan kaumnya juga
diceritakan di dalam Al qur’an, yaitu “Dan (telah Kami binasakan) kaum Nuh
tatkala mereka mendustakan rasul-rasul. Kami tenggelamkan mereka dan
kami jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia. Dan Kami telah
menyediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih; (Qs. 25:37). Diayat lain juga disebutkan bahwa “Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan
Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia” (Qs. 29:15). Dan masih banyak lagi cerita atau kisah di dalam Al qur’an tentang
suatu kaum atau bangsa yang dibinasakan oleh Allah Swt. Hal ini telah
dinyatakan Allah Swt bahwa “Dan
sesungguhnya telah Kami binasakan orang yang serupa dengan kamu. Maka
adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (Qs. 54:51). Di ayat lain
juga disebutkan bahwa “Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi
orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta
menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa” (Qs. 2:66).
Al-qur’an sudah sangat jelas memberikan pelajaran dengan membeberkan
kisah-kisah masa lalu. Tujuannya tidak lain adalah memberikan pengajaran bagi
mereka yang menggunakan akalnya. Dengan begitu, maka dia akan diberikan
petunjuk dan rahmat untuk bisa berbuat yang lebih baik lagi sesuai dengan apa
yang telah diperintahkan Allah Swt kepada manusia sesuai dengan keimanannya.
Firman-Nya “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka
itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Di ayat lain juga disebutkan bahwa semua kisah para Rasul yang
diceritakan di dalam Al qur’an kepada manusia bertujuan untuk meneguhkan hati
orang yang beriman. Selain itu, juga sebagai bukti kebenaran ajaran yang
disampaikanya dan sebagai pengajaran serta peringatan bagi orang-orang yang
beriman. Firman-Nya “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan
kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan
dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan
peringatan bagi orang-orang yang beriman” (Qs. 11:120). Al Quran itu
bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang
sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang beriman.” (Qs. 12:111). Dengan begitu, maka kisa-kisah itu merupakan pengajaran bagi mereka yang
menggunakan akalnya. Sebab, dengan akalnya itu dia bisa menemukan kebenaran
dari setiap peristiwa atau pengalaman yang sedang atau sudah dialaminya. Dengan
akalnya, dia bisa menemukan solusi yang tepat agar pengalamannya itu bisa
menjadi pijakan untuk memprogram langkahnya kedepan agar menjadi lebih baik
lagi. Oleh sebab itu, masa lalu dan masa sekarang tidak akan bisa dipisahkan
untuk mencapai sukses yang akan datang.
Untuk mendapatkan semua itu, Allah Swt
telah mengajarkan kepada kita agar menyuruh berlaku adil dan berbuat kebaikan.
Kemudian suka memberi kepada kaum kerabat atau keluarga dekat kita. Allah Swt
juga melarang umat manusia untuk melakukan perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan kepada sesamanya. Dari situlah, kalau kita mampu melakukan semuanya
maka Allah Swt akan memberi pengajaran kepada siapapun agar dapat mengambil
pelajaran dari setiap perbuatan yang dia lakukan. Firman-Nya “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran” (Qs. 16:90). Dengan begitu, maka setiap pengalaman
yang telah dilalui dan dijalani akan terarah dengan baik untuk menuju kepada
kebaikan dan kesuksesan yang akan datang. Allah Swt telah memberikan pengajaran
kepada manusia, agar selalu berbuat baik kepada siapapun dan dimanapun dia
berada. Sebab, dengan perbuatan baik itu akan memberikan sebuah kesan yang
baik. pengalaman yang munculpun akan baik. Sehingga balasan yang didapatkan
dari kebaikan itu adalah kebaikan pula. Untuk itu, setiap kehidupan ini harus
senantiasa kita isi dengan kebaikan. Dengan begitu, pengalaman yang muncul
dibenaknya dan dibenak orang lain adalah kebaikan. Setelah itu, dia programkan
lagi untuk kebaikan di masa yang akan datang. Maka hal itu akan menciptakan
kebaikan dimana-mana dan Allah Swt akan selalu Bersama dengan orang yang
senantiasa berniat baik, apalagi mampu melaksanakan kebaikan itu setiap saat. Hal
ini telah dinyatakan Allah Swt di dalam Al qur’an. Firman-Nya “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)” (Qs. 55:60). Di ayat lain disebutkan bahwa “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan
orang-orang yang berbuat kebaikan” (Qs. 16:128). Untuk memperoleh kebaikan itu, hendaklah dengan bersabar. Sebab Allah
Swt tidak akan pernah menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan
dengan sabar. Firman-Nya “Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala
orang-orang yang berbuat kebaikan” (Qs. 11:115). Dengan demikian, pengalaman yang baik maupun buruk, harus dijadikan
pelajaran sebagai pijakan untuk menyongsong masa depan yang lebih baik. Tentunya
dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik pula disertai dengan kesabaran
dalam menjalaninya. Semoga!!!.
#Mari Sebarkan Kebaikan#
Banjarbaru Q-Mall (Hotel Dafam), 16 Maret
2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar