MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Sabtu, 16 Maret 2019

Pengalaman

Pengalaman adalah mengalami, merasai (menjalani, menanggung) suatu peristiwa dan sebagainya. Bisa juga berarti yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung, dan sebagainya). Peristiwa atau kejadian yang telah dialami, dijalani atau dilalui merupakan pengalaman. Artinya, setiap peristiwa atau kejadian yang telah terjadi atau dilalui oleh setiap orang merupakan pengalaman. Setiap hari, berbagai macam peristiwa yang terjadi. Bisa kita sendiri yang merasakannya maupun orang lain. Peristiwa itu bisa terjadi disekitar kita maupun diluar kita. Bahkan bisa lebih jauh dari jangkauan panca indera seseorang. Sebab, kejadian itu terjadi diluar negeri yang hanya bisa dibaca ataupun dilihat melalui media massa dan elektronik, maupun melalui media sosial dengan mengaksesnya melaui internet. Semua itu, merupakan pengalaman yang dirasakan dan bisa dilihat oleh setiap orang. Akan tetapi, Namanya pengalaman itu, selain dijalani, dialami dan dilalui. Bisa juga sesuatu yang diketahui merupakan sebuah pengalaman juga. Artinya, ilmu pengetahuan yang dimilikinya dari berbagai sumber, baik tertulis maupun yang tidak tertulis merupakan pengalaman yang dirasakan dan dimilikinya.

Pengalaman yang dialami atau dijalani setiap orang itu berbeda-beda. Ada yang baik, ada juga yang buruk. Ada yang manis, ada juga yang pahit. Ada yang berharga, ada juga yang tidak berharga bahkan menjadi sampah, dan sebagainya. Semua itu merupakan jalan hidup yang dirasakan setiap orang. Pengalaman yang baik, bisa berdampak baik kedepannya. Bisa juga sebaliknya. Justru pengalaman baik berbuah keburukan kedepannya. Begitu juga, dengan pahit getirnya kehidupan yang dirasakan dan dijalaninya. Hal itu, bisa saja berubah setiap saatnya menjadi manis, dan penuh dengan kesenangan dan kebahagiaan nantinya. Semua itu, merupakan pengalaman hidup yang menjadi pelajaran berharga untuk bisa membangun kehidupan kedepannya yang lebih baik lagi kelak. Setiap pengalaman yang dirasakan, baik dan buruk, manis dan pahit, merupakan sesuatu yang biasa dirasakan oleh setiap orang. Selain para Nabi dan Rasul. Di dunia ini tidak ada manusia yang dalam hidupnya itu baik terus. Senang terus. Bahagia terus dan sebagainya. Setiap saat, pasti ada saja yang tidak baik, tidak senang, sedih, dan mungkin pernah bernasib tragis atau menderita. Bagi mereka yang bisa mengambil hikmah atau pelajaran dari semua peristiwa itu, maka itu merupakan sebuah pengalaman yang sangat berharga bagi dirinya. Dengan mengambil pelajaran dari pengalaman itu, maka dia bisa berbuat atau merencanakan kehidupan yang lebih baik lagi kedepannya. Sebab, semua manusia pada dasarnya menginginkan kesenangan, kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan. Tidak ada satupun dari manusia itu yang mau hidupnya susah, melarat, menderita, dan sengsara. Oleh sebab itu, setiap pengalaman yang dimiliki dan dirasakannya sejak dulu maupun yang sekarang merupakan sebuah pondasi untuk berbuat yang terbaik kedepannya.

Dalam kehidupan di dunia ini, manusia akan merasakan tiga masa yang dijalani. Yaitu,  masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Masa lalu adalah sejarah atau pengalaman. Masa sekarang adalah kenyataan. Dan masa yang akan datang adalah harapan, cita-cita maupun angan-angan yang akan dicapai. Masa lalu merupakan sejarah atau pengalaman yang dijadikan sebuah pelajaran yang sangat berharga untuk bisa berbuat yang terbaik dimasa depan. Masa sekarang ini merupakan kenyataan yang kita hadapi sebagai langkah untuk membuat program perbaikan yang lebih baik. Masa depan akan kita rasakan kebaikannya dengan perencanaan yang baik di masa sekarang ini. Untuk itu, tidak ada manusia yang lari maupun menghapus tiga tahapan masa ini. Setiap orang akan menjalaninya. Kebaikan dan keburukan di masa depan sangat bergantung kepada masa lalu dan masa sekarang. Bagi mereka yang tidak bisa mengambil pelajaran dari masa lalu dan tidak bisa memprogram kebaikan ke masa depan. Maka hidupnya akan gagal. Hidupnya akan sengsara. Dan bahkan bisa menderita. Tidak hanya di dunia, bahkan bisa berlanjut di akhirat.

Di dalam Al qur’an, Allah Swt menyatakan bahwa mereka yang mampu mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap peristiwa atau kejadian akan mendapatkan petunjuk-Nya. Firman-Nya “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Qs. 16:125). Di ayat lain disebutkan bahwa mereka yang diberikan hikmah oleh Allah Swt akan dianugerahi karunia yang banyak. Sebab hanya orang yang bisa menggunakan akalnya-lah yang dapat mengambil pelajaran dari setiap pengalaman yang dilaluinya. Firman-Nya “Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)” (Qs. 2:269).

Di dalam Al qur’an, Allah Swt telah menceritakan tentang kisah-kisah masa lalu. Kisah-kisah itu ada yang berupa kebaikan dan ada juga berupa keburukan. Bahkan ada yang berupa azab yang diberikan Allah Swt kepada suatu bangsa yang telah menentang perintah-Nya dengan menolak, menghina bahkan mau membunuh utusan-Nya, yakni Nabi dan Rasul. Semua itu dikisahkan di dalam Al qur’an sebagai pelajaran yang sangat berharga bagi umat setelahnya. Diantara yang dikisahkan itu adalah tentang kekejaman dan kesombongan Fir’aun, Kaum Nabi Nuh yang telah mendustakan Rasul-Nya. Allah Swt berfirman “Maka Fir'aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik. Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut), dan Kami jadikan mereka sebagai pelajaran dan contoh bagi orang-orang yang kemudian” (Qs. 43:54-56). Di ayat lain disebutkan bahwa “Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran” (Qs. 7:130).

Kisah Nabi Nuh dengan kaumnya juga diceritakan di dalam Al qur’an, yaitu “Dan (telah Kami binasakan) kaum Nuh tatkala mereka mendustakan rasul-rasul. Kami tenggelamkan mereka dan kami jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia. Dan Kami telah menyediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih; (Qs. 25:37). Diayat lain juga disebutkan bahwa “Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia (Qs. 29:15). Dan masih banyak lagi cerita atau kisah di dalam Al qur’an tentang suatu kaum atau bangsa yang dibinasakan oleh Allah Swt. Hal ini telah dinyatakan Allah Swt bahwa “Dan sesungguhnya telah Kami binasakan orang yang serupa dengan kamu. Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (Qs. 54:51). Di ayat lain juga disebutkan bahwa “Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa” (Qs. 2:66).

Al-qur’an sudah sangat jelas memberikan pelajaran dengan membeberkan kisah-kisah masa lalu. Tujuannya tidak lain adalah memberikan pengajaran bagi mereka yang menggunakan akalnya. Dengan begitu, maka dia akan diberikan petunjuk dan rahmat untuk bisa berbuat yang lebih baik lagi sesuai dengan apa yang telah diperintahkan Allah Swt kepada manusia sesuai dengan keimanannya. Firman-Nya “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Di ayat lain juga disebutkan bahwa semua kisah para Rasul yang diceritakan di dalam Al qur’an kepada manusia bertujuan untuk meneguhkan hati orang yang beriman. Selain itu, juga sebagai bukti kebenaran ajaran yang disampaikanya dan sebagai pengajaran serta peringatan bagi orang-orang yang beriman. Firman-Nya “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman” (Qs. 11:120). Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (Qs. 12:111). Dengan begitu, maka kisa-kisah itu merupakan pengajaran bagi mereka yang menggunakan akalnya. Sebab, dengan akalnya itu dia bisa menemukan kebenaran dari setiap peristiwa atau pengalaman yang sedang atau sudah dialaminya. Dengan akalnya, dia bisa menemukan solusi yang tepat agar pengalamannya itu bisa menjadi pijakan untuk memprogram langkahnya kedepan agar menjadi lebih baik lagi. Oleh sebab itu, masa lalu dan masa sekarang tidak akan bisa dipisahkan untuk mencapai sukses yang akan datang.

Untuk mendapatkan semua itu, Allah Swt telah mengajarkan kepada kita agar menyuruh berlaku adil dan berbuat kebaikan. Kemudian suka memberi kepada kaum kerabat atau keluarga dekat kita. Allah Swt juga melarang umat manusia untuk melakukan perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan kepada sesamanya. Dari situlah, kalau kita mampu melakukan semuanya maka Allah Swt akan memberi pengajaran kepada siapapun agar dapat mengambil pelajaran dari setiap perbuatan yang dia lakukan. Firman-Nya “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran” (Qs. 16:90). Dengan begitu, maka setiap pengalaman yang telah dilalui dan dijalani akan terarah dengan baik untuk menuju kepada kebaikan dan kesuksesan yang akan datang. Allah Swt telah memberikan pengajaran kepada manusia, agar selalu berbuat baik kepada siapapun dan dimanapun dia berada. Sebab, dengan perbuatan baik itu akan memberikan sebuah kesan yang baik. pengalaman yang munculpun akan baik. Sehingga balasan yang didapatkan dari kebaikan itu adalah kebaikan pula. Untuk itu, setiap kehidupan ini harus senantiasa kita isi dengan kebaikan. Dengan begitu, pengalaman yang muncul dibenaknya dan dibenak orang lain adalah kebaikan. Setelah itu, dia programkan lagi untuk kebaikan di masa yang akan datang. Maka hal itu akan menciptakan kebaikan dimana-mana dan Allah Swt akan selalu Bersama dengan orang yang senantiasa berniat baik, apalagi mampu melaksanakan kebaikan itu setiap saat. Hal ini telah dinyatakan Allah Swt di dalam Al qur’an. Firman-Nya “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)” (Qs. 55:60). Di ayat lain disebutkan bahwa “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan (Qs. 16:128). Untuk memperoleh kebaikan itu, hendaklah dengan bersabar. Sebab Allah Swt tidak akan pernah menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan dengan sabar. Firman-Nya “Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan” (Qs. 11:115). Dengan demikian, pengalaman yang baik maupun buruk, harus dijadikan pelajaran sebagai pijakan untuk menyongsong masa depan yang lebih baik. Tentunya dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik pula disertai dengan kesabaran dalam menjalaninya. Semoga!!!.


#Mari Sebarkan Kebaikan#
Banjarbaru Q-Mall (Hotel Dafam), 16 Maret 2019

Tidak ada komentar:

Popular