MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Rabu, 27 Maret 2019

Isra Mikraj Momentum Persatuan Bangsa

Pada bulan Rajab tahun ini, terjadi sebuah peristiwa besar yang selalu diperingat dan dikenang oleh umat Islam di seluruh dunia. Peristiwa itu adalah isra mikraj yang dilakukan Rasulullah Saw ketika Beliau berada di Mekkah. Isra Mikraj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi'raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi'raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang popular dirayakan dan diperingati setiap tahunnya oleh umat Islam, khususnya di Indonesia.

Peristiwa Isra Mikraj itu dimulai ketika Rasulullah Saw mengalami suatu gangguan yang luar biasa dari kafir Quraisy pada waktu. Kemudian, ditambah lagi dengan meninggalnya dua orang yang sangat di cintai beliau. Orang yang menjaga dan mendukung dakwahnya. Dua orang itu adalah paman beliau, Abu Thalib, dan isterinya, yakni Siti Khadijah. Dengan meninggalnya dua orang yang sangat di cintainya itu, maka Rasulullah Saw mengalami kesedihan yang luar biasa. Sehingga peristiwa itu dinamakan sebagai ‘amul hazn (Tahun duka cita). Untuk ‘menghibur’ Rasulullah Saw, maka Allah Swt mengisra mikrajkannya mulai Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha yang berada di Palestina. Kemudian dilanjutkan naik ke atas langit pertama sampai ke tujuh. Bahkan lebih tinggi lagi, yakni menembus Sidratul Muntaha, ‘bertemu’ dengan Allah Swt dan menerima perintah shalat lima waktu. Selain itu, perjalanan Rasulullah Saw dalam isra mikraj itu juga ingin menunjukkan tanda-tanda kekuasaan Allah Swt kepada hambanya (Lihat Qs.17:1). Allah Swt ingin menunjukkan “kehebatan-Nya” yang telah menjalankan manusia paling mulia di muka bumi ini melintasi alam semesta yang sangat luas dan tak bertepi ini hanya dengan waktu kurang dari semalam.

Dalam peristiwa isra mikraj itu, awalnya Allah Swt menjalankan Nabi-Nya dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Dan ketika mikraj, saat Rasulullah Saw berada di Sidratul Muntaha, Beliau mendapatkan perintah shalat lima waktu yang wajib dilaksanakan oleh seluruh umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan yang sudah memenuhi syarat. Kalau kita cermati dari peristiwa isra itu, Rasulullah Saw memulai perjalanannya dari masjid dan berakhir di masjid juga. Dan peristiwa mikraj, ketika Beliau langsung ‘bertemu’ dengan Allah Swt untuk mendapatkan perintah shalat. Dua hal Ini merupakan suatu pelajaran yang sangat berharga bagi umat Islam. Sebab, masjid merupakan tempat ibadah bagi umat Islam. Di masjid itu juga dikerjakan shalat lima waktu secara berjamaah. Masjid merupakan simbol persatuan dan kesatuan bagi seluruh umat Islam dimanapun mereka berada. Ketika seseorang memasuki masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah, maka dia harus melepaskan segala atribut keduniawiannya. Saat beribadah di masjid tidak ada kelas dan jabatan. Di sana tidak ada yang istemewa. Semuanya sama, tidak ada perbedaan. Semuanya memiliki niat ingin melaksanakan ibadah menghadap Sang Khalik dengan khusyu.

Ketika melaksanakan shalat berjamaah (baik Shubuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya), semuanya berdiri berjajar, rata, rapat dan lurus. Semuanya mengikuti komando dari imam shalat. Tidak ada yang boleh mendahului atau memperlambat gerakan shalat dari pada imam. Takbir (Allahu Akbar) merupakan aba-aba dari imam. Ketika takbir sudah terdengar, maka seluruh jamaah harus mengikutinya. Semuanya harus serasi dan sesuai dengan aba-aba dari imam itu. Di dalam shalat juga tidak ada tempat khusus bagi seseorang. Ketika dia terlambat datang ke masjid, maka posisinya bisa saja berada dipaling belakang barisan (Shaff). Walaupun dia seorang raja atau pejabat tinggi negara, maupun seorang jenderal atau apapun jabatan duniawinya. Ketika terlambat, tetap harus berada di belakang barisan. Begitu pula sebaliknya, ketika dia cepat datang ke masjid, maka dia akan berada di barisan depan, bahkan bisa berdiri dibelakang imam walaupun dia hanya orang (rakyat) biasa. Begitulah, pelajaran seseorang ketika berada di masjid ketika shalat berjamaah.

Masjid dan shalat merupakan alat pemersatu umat Islam. Di masjid tidak ada perbedaan antara pejabat dan bukan pejabat. Tidak ada yang kaya dan miskin. Tua maupun muda. Laki-laki dan perempuan. Selain itu, dimasjid juga tidak ada permusuhan, pertikaian, dan pertengkaran. Di masjid juga tidak boleh membicarakan kejelekan orang lain. Di masjid juga tidak boleh menyebarkan berita bohong (hoak). Masjid bukan milik perorangan maupun golongan. Masjid juga bukan tempat untuk berpolitik. Semua umat Islam boleh menggunakannya. Masjid hanya digunakan untuk menjalankan ibadah, baik wajib maupun sunnah. Semua kalangan bisa datang ke masjid untuk menunaikan shalat berjamaah. Segala perbedaan pendapat dan perbedaan pilihan politik tidak akan menghalangi seseorang menuju masjid. Bahkan, mereka bisa saling bergandengan dan berjabat tangan ketika bertemu di dalam masjid.

Tahun ini peringatan isra mikraj akan jatuh pada tanggal 3 April 2019. Hanya hitungan hari saja lagi setelahnya akan diselenggarakan pesta akbar demokrasi di negeri ini. Pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legeslatif akan berlangsung secara bersamaan. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan pada hari Rabu, 17 April 2019 sebagai hari pencoblosan. Pada hari itu, akan ditentukan masa depan kepemimpinan bangsa Indonesia selama lima tahun ke depan. Saat ini, pemilihan presiden hanya diikuti oleh dua pasang calon. Dan 16 partai politik peserta pemilihan legislatif. Kontestasi pemilihan presiden saat ini berlangsung seru. Saling klaim kemenangan melalui hasil survei terjadi di media elektronik, cetak dan sosial. Saling menyudutkan, menjatuhkan, fitnah bertebaran di media sosial. Kedua kubu berlomba-lomba untuk menarik simpati para pemilih. Berbagai macam cara mereka gunakan untuk meyakinkan mereka. Baik dengan cara yang baik dan juga yang tidak baik. berita bohong (hoak) hampir saban hari terbaca di media sosial. Oleh sebab, itu pertentangan, pertikaian dan permusuhan diantara dua kubu ini tidak terelakkan lagi. Dan hal ini sebagian besar ikut terbawa kedalam kehidupan sehari-hari. Bisa saja dalam satu rumah tangga memiliki pilihan berbeda, sehingga tidak menutup kemungkinan hubungan mereka menjadi renggang. Begitu juga, dalam bertetangga, berteman, bermasyarakat bahkan bernegara bisa menjadi renggang akibat perbedaan pilihan itu.

Untuk itu, momentum bulan Rajab, dengan meresapi dan memaknai peristiwa isra mikraj itu. Diharapkan persatuan dan kesatuan bangsa bisa terwujud. Masjid dan shalat berjamaah merupakan solusi penyelesaian perbedaan pendapat tersebut. Umat Islam yang sering memakmurkan masjid dan shalat berjamaah di dalamnya akan terjalin persaudaraan yang erat. Orang yang suka memakmurkan masjid dengan mengisinya dengan shalat berjamaah, pengajian, diskusi agama, dan ritual ibadah lainnya akan mendapatkan petunjuk dari Allah Swt (Qs.9:18). Ukhuwah Islamiyah (Persatuan umat Islam) akan tercipta dan terwujud dengan sangat baik. Pemimpin yang mau memakmurkan masjid, maka dia akan mendapatkan petunjuk dari Allah Swt. Kepemimpinannya akan menjadi baik, berkah dan tentunya mendapat rahmat dari Allah Swt. Karena itu, beda pilihan merupakan hal yang biasa. Pilihan politik boleh berbeda. Janganlah hal itu dipertentangkan, apalagi malah menjadi permusuhan. Kita mengharapkan, pemimpin yang terpilih nantinya bisa ikut memakmurkan masjid. Menjadi pemersatu bangsa. Bisa membangun bangsa ini lebih baik lagi. Lebih maju disegala aspek kehidupan. Mampu membawa rakyatnya lebih sejahtera, damai, aman dan Makmur. Bebas dari permusuhan, korupsi dan tentunya bisa menjadi teladan yang baik bagi rakyatnya. Semoga!   

#Mari Sebarkan Kebaikan#
Paringin, 27 Maret 2019

Tidak ada komentar:

Popular