MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Sabtu, 01 Februari 2025

Lakukan Sekarang...

Selama hidup di dunia ini, ada tiga masa (waktu) yang akan dilalui oleh setiap manusia, yaitu masa LALU, masa SEKARANG dan masa yang AKAN DATANG. Masa lalu merupakan sejarah atau kenangan yang telah terjadi sebelum masa sekarang. Masa lalu disebut sebagai masa lalu karena peristiwanya sudah terjadi sebelum masa sekarang. Tidak mesti masa lalu itu dilihat dari sejak lahir sampai dewasa atau tua sekarang ini. Masa lalu merupakan peristiwa yang telah terjadi, walaupun se detik telah berlalu. Sebagai contoh, ketika kita sedang shalat, setelah kita selesai baca fatihah, maka bacaan fatihah itu sudah menjadi masa lalu bagi kita. Begitu seterusnya dalam setiap peristiwa yang kita jalani setiap harinya sampai ajal menjemput kelak. 

Masa sekarang adalah kenyataan. Peristiwa atau kejadian yang sedang dihadapi. Jauh ataupun dekat. Terlihat ataupun tidak terlihat. Dirasa ataupun tidak dirasakan. Semua kejadian itu adalah nyata. Terjadi disuatu tempat yang bisa dijangkau ataupun tidak bisa dijangkau. Semua peristiwa atau kejadian itu terjadi atas sepengetahuan kita ataupun tidak. Masa sekarang jelas nyata dan terjadi disekitar kita ataupun diluar. Contohnya makan. Ketika ada makanan dihadapan kita. Itu nyata. Kita ambil kemudian dimakan, sedikit demi sedikit sampai habis. Rangkaian dari melihat hidangan sampai habis itu adalah masa sekarang. Akan tetapi kalau di  balik, dari habisnya makanan sampai melihat hidangan diawal itu merupakan rangkaian peristiwa masa lalu. 

Masa yang akan datang adalah harapan, cita-cita atau ilusi (berupa angan-angan/khayalan). Kejadian atau peristiwanya belum terjadi. Bisa saja tidak terjadi karena keburu meninggal dunia. Atau, peristiwanya terjadi akan tetapi tidak sesuai harapan. Atau, peristiwa yang terjadi kemudian itu sesuai harapan bahkan bisa melebihi harapan. Semua yang terjadi pada masa yang akan datang tidak ada yang mengetahuinya secara persis. Jangankan tahunan, bulanan, mingguan atau harian. Perdetik setelah masa sekarang itu pun tidak ada yang tahu. Terkadang, baru bertemu sehat-sehat aja. Segar dan bugar, bahkan tawa canda meliputi setiap pertemuannya. Entah, beberapa detik atau menit kemudian dia meninggal dunia. Ataupun, baru beberapa saat dia mendapatkan kesuksesan atau kebahagiaan, akan tetapi beberapa saat kemudian dia bangkrut atau gagal. Dan sebagainya. 

Masa LALU, SEKARANG dan AKAN DATANG sebenarnya berjalan beriringan. Masa lalu bagi kita, bisa menjadi masa sekarang dan masa akan datang bagi orang lain. Atau, masa sekarang yang kita hadapi, bisa menjadi masa lalu atau masa depan bagi orang lain. Atau, masa depan bagi kita, bisa menjadi masa lalu dan sekarang bagi orang lain. Kenapa seperti itu? Sebab, waktu berjalan paralel. Waktu berjalan secara terus menerus dan tidak akan berhenti sampai pada waktunya nanti di Hari kiamat kubra. Ketika waktu itu berjalan paralel. Maka posisi kita yang menetukan dimana kita berada, bisa di masa LALU, SEKARANG atau AKAN DATANG. Contohnya ketika kita berada di eskalator yang sedang berjalan naik dan turun atau berjalan secara horizontal. Maka, jalannya eskalator itu ibarat waktu. Ketika posisi kita sedang naik, maka kita akan melihat berbagai macam peristiwa yang terjadi. Disebalah kanan, bisa saja kita melihat orang berjualan. Terus naik, bisa melihat yang lain lagi, misal orang berlari dan sebagainya. Kemudian, ketika melihat kesebelah kiri, ada lagi peristiwa yang berbeda. Yang dilihat bisa ada pertunjukan badut dan sebagainya. Ketika melihat ke atas dan ke bawah pasti ada lagi peristiwa yang berbeda dengan sebelah kanan dan kiri. Begitulah seterusnya. 

Setiap peristiwa yang kita lihat dan saksikan ketika naik eskalator itu sebenarnya terjadi pada waktu yang sama. Bedanya, ketika kita melihat sebelah kanan maka itu masa SEKARANG, sedangkan sebelah kiri menjadi masa LALU. Begitu juga, ketika kita melihat sebelah atas itu mejadi masa LALU, dan bagian bawah menjadi masa DEPAN. Hal ini juga berlaku bagi orang-orang yang berada di eskalator atau disekitar tempat yang kita lalui ketika berada dieskalator itu. Waktunya sama, akan tetapi peristiwanya bisa berbeda-beda, sesuai sudut pandang masing-masing ketika melihat dan merasakannya. 

Untuk itu, masa LALU walaupun sudah terlewati bagi kita, akan tetapi peristiwanya masih ada. Begitu juga masa SEKARANG dan masa DEPAN. Sebenarnya peristiwanya juga ada. Kebetulan saja, waktunya berbeda. Posisinya juga berbeda. Jaraknya juga beda. Cara pandangnya juga beda dan sebagainya. Hal inilah yang menyebabkan kejadian setiap orang itu berbeda-beda. Ada yang masa lalunya bahagia, ternyata masa sekarang dan akan datang menjadi sedih. Begitupula sebaliknya, masa lalunya suram, penuh kesedihan dan penderitaan, ternyata masa depannya menjadi bahagia. 

Begitulah perjalanan hidup di dunia ini. Sukses dan gagal, bahagia dan derita, tawa dan sedih bisa terjadi silih berganti. Yang merasakannya sebenarnya adalah masa SEKARANG. Masa lalu itu hanya tolok ukurnya saja. Peristiwa berhasil, sukses, bahagia, tawa, sedih, derita dan sebagainya itu dirasakan pada masa sekarang. Sebab, peristiwa ‘RASA’ itu hanya ada pada saat sekarang. Ketika kita merasa bahagia atau sedih, saat SEKARANG itulah dirasakannya. Ketika ‘RASA’ itu berlalu, maka sudah menjadi masa LALU. Sedangkan masa DEPAN peristiwanya belum kita temui. Sehingga ‘RASA’ pada masa depan belum terjadi. 

Ada sebuah ungkapan bagus yang bisa menjadi pelajaran bagi kita (ada yang menyatakan ini hadis, ada juga yang menyatakan perkataan Imam Ali Ra). Ungkapan itu menyatakan bahwa, hendaklah masa sekarang itu lebih baik dari masa lalu. Orang yang beruntung adalah masa SEKARANG lebih baik dari masa LALU. Orang yang rugi apabila masa SEKARANG masih sama dengan masa LALU. Dan, orang yang masa SEKARANG lebih jelek dari masa LALU, mereka adalah orang yang celaka.

مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ، وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهَ فَهُوَ مَغْبُوْنَ، وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنَ.

“Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, (dan) barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan bahkan, barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka.” 

Dari ungkapan itu, kita bisa memahami bahwa perbuatan yang dinilai itu adalah perbuatan yang dikerjakan pada masa SEKARANG. Sebab, perbuatan baik yang dilakukan pada masa lalu, hakikatnya adalah juga masa sekarang. Hanya waktunya saja yang telah berlalu sehingga disebut masa lalu. Artinya, kita harus bisa berbuat amal shaleh (kebaikan) sebanyak-banyaknya di masa kini. Jangan tunda besok, tapi lakukanlah SEKARANG. Sebab, tidak ada yang bisa menjamin besok bakalan sukses. Tidak ada yang bisa menjamin masa depan masih ada umur. Tebarkan terus kebaikan dimanapun kita berada. Lakukan SEKARANG dengan baik dan ikhlas. Maka keberuntungan akan kita dapatkan, baik di dunia ini maupun diakhirat kelak. Wallahu a’lam bishshawab! 

Qs. At Taubah (9): 88 

لَٰكِنِ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ جَٰهَدُواْ بِأَمۡوَٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلۡخَيۡرَٰتُۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ. 

“Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” 

Qs. Al Mu’minun (23): 102 

فَمَن ثَقُلَتۡ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ. 

Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan.” 

Qs. Al Qari’ah (101): 6-11

فَأَمَّا مَن ثَقُلَتۡ مَوَٰزِينُهُۥ فَهُوَ فِي عِيشَةٖ رَّاضِيَةٖ وَأَمَّا مَنۡ خَفَّتۡ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُمُّهُۥ هَاوِيَةٞ وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا هِيَهۡ نَارٌ حَامِيَةُۢ. 

Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.”

 

#Menyebarluaskan Kebaikan#

Paringin, 1 Februari 2025

Tidak ada komentar:

Popular