Menurut Muhammad Rapi’i, pemberian sanksi merupakan pembelajaran kepada siswa supaya ada efek jera. Terkadang siswa yang tidak ikut apel bendera pada hari Senin merasa bebas kalau tidak diberi sanksi.
Ketika siswa sudah bubar dari halaman, tidak berapa lama siswa yang tidak ikut apel ini juga ikut membaur dengan siswa. Seolah-olah siswa terlambat itu juga ikut melaksanakan upacara bendera.
“Setiap kegiatan apel, absen siswa harus diisi. Apabila tidak ada keterangan tulis alfa. Jika izin atau sakit harus ada suratnya dan benar-benar diisi sesuai isi suratnya” tegasnya.
Menurut Rapi’i, dewan guru sudah mengetahui dan hafal siswa yang tidak ikut apel bendera. Kalau dilihat dari barisan kelasnya tidak ada, maka siswa itu bisa tidak ikut apel dan bisa juga tidak hadir.
“Kami melihat saja, siapa siswa yang tidak ikut apel. Ketika waktu apel, tidak ada dibarisan kelasnya. Kemudian pas jam belajar ada siswa itu hadir dikelas. Berarti siswa itu tidak ikut kegiatan apel bendera,” paparnya.
Pemberian sanksi menurut Rapi’i untuk memberikan pembelajaran kedisiplinan dan rasa tanggung jawab kepada siswa. “Kami akan cari kedalam kelasnya siswa yang tidak ikut apel. Supaya tidak ada kecemburuan dari siswa yang lain. Maka mereka harus ditindak dan diberikan sanksi yang mendidik,” tegasnya lagi.
Rapi’I berharap kedepan siswa tidak ada lagi yang tidak ikut upacara Senin. Lebih baik terlambat dan baris di plang yang ada tulisan ‘SISWA TERLAMBAT’ itu merupakan wujud tanggung jawab siswa kepada sekolah.
“Daripada tidak ikut. Hanya berdiam di belakang sekolah atau rumah penduduk. Itu bukanlah cermin siswa yang baik dan bertanggung jawab,” jelasnya.
Penulis : Arul
Foto : Berkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar