MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Sabtu, 13 Oktober 2018

Ketakutan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) takut artinya merasa gentar (ngeri) menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana. Bisa juga berarti tidak berani (berbuat, menempuh, menderita dan sebagainya), gelisah dan khawatir. Ketakutan adalah perihal takut, rasa takut, keadaan takut, keseganan, kekhawatiran dan kegelisahan. Ketakutan itu merupakan suatu tanggapan emosi terhadap ancaman, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. ketakutan merupakan suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap berbagai rangsangan maupun dorongan didalam diri seseorang, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Ketakutan bisa muncul kapan saja dan di mana saja. Dorongan rasa takut muncul ketika dalam kesendirian maupun ditengah orang banyak. Rasa takut juga bisa muncul ditengan kegelapan maupun saat terang benderang. Malam hari atau pun siang. Waktu sadar maupun tidak sadar. Di dalam rumah, masjid, Gedung maupun diluarnya.

Rasa takut juga bisa menghinggapi siapa saja. Sebab, rasa takut itu merupakan salah satu emosi dasar yang dimiliki semua manusia (selainnya, seperti bahagia, sedih dan marah). Artinya, semua manusia di dunia ini tidak memandang jenis kelamin, status, suku, bangsa dan negara juga memiliki rasa takut. Orang dewasa maupun anak kecil. Laki-laki maupun perempuan (atau, setengah laki-laki dan perempuan, waria). Kaya atau miskin. Pejabat tinggi maupun bawahan. Ulama atupun awam. Bahkan seorang raja atau presiden pun yang di sekelilingnya selalu dijaga selama siang dan malam juga memiliki rasa takut. Rasa takut memang wajar dimiliki oleh semua manusia. Karena, pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang lemah, makhluk yang selalu takut dengan sesuatu yang asing, sesuatu yang baru dan segala sesuatu yang membahayakan bagi dirinya. Akan tetapi, kadar rasa takut di dalam tiap diri manusia, tentunya berbeda-beda dari satu individu manusia ke individu manusia yang lain nya. Ketakutan merupakan sikap yang muncul di pikiran seseorang. Karena itu, rasa takut itu akan menimpa semua orang. Yang membedakannya, hanya pada saat menerima rasa takut itu, apakah dia memberitahukannya atau tidak. Nampak atau tidak. Mengeluh atau diam saja. tenang atau gelisah. Ribut atau sepi-sepi saja, dan sebagainya. Sehingga ketika rasa takut itu muncul, dia santai dan tenang-tenang saja dalam menghadapi dan menyikapinya. Orang lain tidak mengetahui ketakutan yang dihadapinya. Sehingga tidak heboh, ribut dan ramai dan sebagainya.

Allah Swt menyatakan “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (Qs.2:155-156). Di dalam ayat itu, Allah sangat jelas menyatakan bahwa ketakutan merupakan salah satu dari cobaan yang diberikan-Nya. Cobaan yang diberikan merupakan ujian untuk bersabar. Sehingga ketika mereka ditimpa musibah bisa mengembalikannya kepada Allah Swt. Karena, pada hakikatnya, setiap cobaan dan musibah yang menimpa manusia itu berhasil dari Allah Swt. Ketika, ia menyadari hal itu, maka ia akan bisa bersabar.

Di ayat lain Allah Swt menyatakan bahwa kilat dapat menimbulkan ketakutan dan harapan. Firman-Nya “Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung” (Qs.13:12). “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya” (Qs.30:24). Begitulah Allah memberikan rasa takut sekaligus harapan kepada manusia. Ketakutan yang ditimbulkan oleh sebab apapun ketika bisa diterima dengan baik (sabar), justru memberikan efek yang positif. Ada sebuah harapan baru yang akan memberikan manfaat yang besar dibalik itu. Hal ini tercermin dalam ayat di atas, ketika Allah Swt memperlihatkan kilat kepada manusia. Kilat yang muncul itu biasanya diiringi oleh suara Guntur yang nyaring dan bergemuruh. Sehingga, banyak manusia yang takut dan ngeri melihatnya, apalagi anak-anak. Mereka biasanya sampai menjerit dan menangis karenanya. Akan tetapi, setelah kilat itu muncul, tidak berapa lama hujan turun membasahi muka bumi. Dengan hujan itu, Allah Swt menghidupkan bumi sesudah matinya. Tanah yang mula-mula kering menjadi basah, sehingga bermunculan tanam-tanaman yang bisa dimakan dan diambil manfaat oleh manusia dan binatang. Begitulah Allah Swt memberikan gambaran, bahwa ketakutan itu hanya merupakan ujian belaka, dan dibalik ujian itu terdapat hikmah dan pelajaran yang sangat berharga bagi manusia yang mampu bersabar dan ikhlas menerimanya.

Banyak hal yang menyebabkan rasa takut itu muncul. Diantaranya, adanya ancaman, intimidasi, pelecehan, kekerasan baik di rumah tangga maupun dimasyarakat, tersangkut kasus hukum, kebakaran, banjir, longsor, dendam, gempa dan gunung meletus, kelaparan, narkoba, penyakit, dan bahkan gangguan setan dan jin. Akibat dari rasa takut dan cemas itu bisa menyebabkan Stres, depresi, berkurangnya rasa percaya diri, menjadi penyendiri, sulit untuk berkonsentrasi, sulit tidur, jantung berdebar-debar, Sesak nafas, lelah, letih, lesu dan sebagainya. Kalau hal itu terus dibiarkan akan berdampak buruk bagi kehidupan seseorang. Hidupnya tidak akan tenang dan bahagia. Setiap saat selalu dibayang-bayangi rasa takut yang tidak jelas dan berujung. Jiwanya akan terguncang dan bisa mengalami trauma yang berkepanjangan. Dan yang lebih parah lagi bisa menjadi paranoid, yaitu gangguan mental yang diderita seseorang yang meyakini bahwa orang lain ingin membahayakan dirinya. Hal ini ditandai dengan proses pikiran yang terganggu yang cirinya berupa kecemasan atau ketakutan yang berlebihan secara tidak rasional dan timbul delusi (pikiran atau pandangan yang tidak berdasar (tidak rasional), biasanya berwujud sifat kemegahan diri atau perasaan dikejar-kejar; khayal). Pemikiran paranoid biasanya disertai anggapan akan dianiaya oleh sesuatu yang mengancamnya. Kalau terus dibiarkan bisa menimbulkan kegilaan.

Allah Swt telah menyatakan bahwa rasa takut itu hanya kepada-Nya. Jangan kepada makhluk lain, apakah itu manusia maupun setan dan jin. Sebab, takut kepada Allah Swt merupakan bentuk keimanan seseorang. Firman-Nya “Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman” (Qs.3:175). “Mengapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama mulai memerangi kamu? Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman” (Qs.9:13). “Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk” (Qs.2:150). “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir” (Qs.5:44). “Allah berfirman: "Janganlah kamu menyembah dua tuhan; sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut" (Qs.16:51).

Ketika rasa takut yang muncul di dalam dirinya hanya kepada Allah Swt. Maka Allah akan memberikan petunjuk dan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya. Yang jelas, Allah Swt akan memberikan rasa senang dan tenang di dalam dirinya, sehingga tidak ada lagi rasa kekhawatiran (ketakutan). Bahkan tidak akan bersedih hati lagi. Firman-Nya “Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati" (Qs.2:38). Selain itu, orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah, maka dia akan mendapat kemenangan. Firman-Nya “Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan” (Qs.24:52). Bahkan, Allah Swt memberikan tempat tinggalnya di surga (Qs.79:40-41). Yaitu surga ‘Adn yang mengair di bawahnya sungai-sungai dan mereka akan kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan merekapun juga rida kepada-Nya. Hal tergambar dalam al-Qur’an sebagai berikut “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya)” (Qs.79:40-41). Dan, “Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya” (Qs.98:8).

Untuk mendapatkan rasa senang dan tenang serta tidak bersedih hati, sehingga tidak ada rasa kekhawatiran (ketakutan) di dalam jiwanya. Al qur’an menjelaskan beberapa hal yang harus dilakukan oleh semua orang, yaitu beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh (Qs.2:62). Berserah diri (tawakkal) kepada Allah dan berbuat kebaikan (Qs.2:112). Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima) (Qs.2:262). Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan (Qs.2:274). Orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat (Qs.2:277). Apabila, semua itu bisa dilakukan maka tidak akan ada lagi kekhawatiran (ketakutan) di dalam jiwanya. Bahkan Allah akan memberikan pahala kepadanya. Dengan demikian, hidupnya akan diliputi rasa tenang, damai, bahagia dan tentram. Semoga…!!!


#Mari Sebarkan Kebaikan#
Paringin, 13 Oktober 2018

Tidak ada komentar:

Popular