MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Sabtu, 06 Oktober 2018

10 - 1 = 9

Di banyak ayat dalam Al qur’an, Allah Swt menyatakan bahwa Dia menciptakan makhluk-Nya secara berpasang-pasangan. Diantaranya adalah “Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan” (Qs. 13:3). “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” (Qs.36:36). “Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi” (Qs.43:12). “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah” (Qs.51:49).

Berpasang-pasangan berasal dari kata dasar pasang. Berpasang-pasangan memiliki arti dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Diantaranya adalah jantan dan betina, pahit dan manis, putih dan hitam, besar dan kecil, siang dan malam, atas dan bawah, kanan dan kiri, tua dan muda, laki-laki dan wanita, panas dan dingin, baik dan buruk dan sebagainya. Dari pengertian itu disebutkan pasangannya masing-masing. Bukan hanya itu, Allah Swt juga menyatakan bahwa semua buah-buahan pun juga berpasang-pasangan (Qs.13:3). Akan tetapi manusia ada yang mengetahui dan ada juga yang tidak mengetahuinya (Qs.36:36). Hal itu merupakan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki manusia. Dengan adanya pasangan-pasangan itu, Allah Swt menunjukkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya bagi manusia yang berpikir (Qs.13:3). Supaya manusia itu sadar dan selalu mengingat akan kebesaran Allah Swt (Qs.51:49).

Dengan begitu, manusia harus bisa menjaga dan memelihara keberagaman dari penciptaan pasangan itu. Jangan sampai memisahkannya, apalagi sampai merusaknya. Allah Swt menyatakan bahwa “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik” (Qs.7:56). Di dalam ayat itu, Allah Swt melarang manusia berbuat kerusakan di muka bumi. Allah Swt justru memberi Rahmat-Nya (kasih sayang) kepada manusia yang berbuat baik, yakni mereka yang bisa menjaga, merawat serta memelihara keragaman makhluk di muka bumi ini.

Allah Swt menghendaki manusia berbuat kebaikan di muka bumi ini. Dan tidak menginginkan adanya kejahatan. Dari itulah Allah mengutus dan menjadikan manusia pilihan untuk menjadi Nabi dan Rasul kepada setiap bangsa di bumi ini. Semua Nabi dan Rasul mengajarkan kebaikan dan melarang untuk berbuat kejahatan. Dengan berbuat baik, maka akan tercipta kedamaian, ketentraman, ketenangan, dan kebahagiaan. Sebaliknya, ketika berbuat jahat maka akan tercipta, kerusakan, kehancuran, keburukan dan bencana. Kebaikan dan kejahatan itu tidaklah sama, keduanya merupakan perbuatan yang saling berlawanan. Dampak yang ditimbulkannya pun berbeda. Dan, balasannya juga berbeda. Allah Swt menyatakan bahwa “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (Qs.41:34). Allah Swt menyatakan bahwa kebaikan akan dibalas dengan kebaikan pula (Qs.55:60). Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan (Qs.2:110). Begitu pula dengan kejahatan akan dibalas dengan kejahatan yang serupa (Qs.42:40). Allah juga menyatakan bahwa barangsiapa yang mengerjakan kejahatan niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak akan mendapat pelindung dan juga tidak ada penolong selain dari Allah Swt (Qs.4:123). Di ayat lain, Allah Swt menyatakan bahwa barangsiapa yang mengerjakan amal saleh adalah untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan akan menimpa dirinya sendiri (Qs.45:15, 17:7). Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan (Qs.28:84).

Demikian Allah Swt memberikan balasan kepada manusia yang berbuat kebaikan dan kejahatan. Allah akan memberikan pahala yang berlipat ganda kepada mereka yang berbuat baik dan juga membalas dengan balasan yang setimpal kepada pelaku kejahatan. Allah akan membalas setiap perbuatan baik dan jahat sekecil apapun perbuatan itu dilakukan, walaupun seberat dzarrah (Molekul penyusun atom) sekalipun (Qs.99:7-8). Dalam hal balasan terhadap kebaikan dan kejahatan ini, ada ayat yang menarik untuk diperhatikan dan direnungi serta diambil pelajaran. Ayat itu menyatakan bahwa Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (Qs.6:160). Di dalam hadits Rasululullah juga menjelaskan tentang balasan dari perbuatan baik dan jahat ini, yaitu “Dari Ibnu ‘Abbas Ra. dari Nabi Saw tentang hadits yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya Azza wa Jalla . Nabi Saw bersabda, “Sesungguhnya Allah menulis kebaikan-kebaikan dan kesalahan-kesalahan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa berniat melakukan kebaikan namun dia tidak (jadi) melakukannya, Allah tetap menuliskanya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Jika ia berniat berbuat kebaikan kemudian mengerjakannya, maka Allah menulisnya di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipatan yang banyak. Barangsiapa berniat berbuat buruk namun dia tidak jadi melakukannya, maka Allah menulisnya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Dan barangsiapa berniat berbuat kesalahan kemudian mengerjakannya, maka Allah menuliskannya sebagai satu kesalahan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Dalam (Qs.6:160), Allah Swt menyatakan bahwa siapa yang mengerjakan amal kebaikan akan mendapatkan balasan (pahala) sepuluh kali lipat amalnya, dan jika mengerjakan kejahatan akan dibalas dengan kejahatan yang seimbang. Lebih rinci lagi disebutkan di dalam Hadist, jika seseorang berniat melakukan perbuatan baik, Allah akan membalasnya dengan satu kebaikan. Apabila, niat berbuat baik itu bisa dikerjakannya dengan benar maka akan dibalas Allah dengan sepuluh kabiakan hingga sampai tujuh ratus kali lipat banyaknya. Luar biasa!. Berniat baik saja sudah dapat pahala satu kebaikan apalagi mampu melakukan niat baik itu dengan benar, Allah akan membalas dengan pahala yang berlipat ganda. Subhanallah! Dan jika seseorang mempunyai niat untuk berbuat buruk (jahat) maka Allah tidak mencatatnya sebagai sebuah keburukan (kejahatan). Dan apabila niat buruk itu tidak jadi dilakukan, maka Allah Swt akan menulisnya sebagai sebuah kebaikan. Subhanallah! Apabila niat buruk itu dikerjakan, maka Allah Swt hanya menuliskan sebagai satu kesalahan saja. Allah Maha Adil dan Maha Bijaksana kepada semua makhluk-Nya. Dia menghendaki agar manusia bisa berbuat baik sebanyak-banyaknya. Dia tidak menghendaki hamba-Nya berbuat kesalahan, kejahatan dan kezhaliman. Sehingga, Allah Swt membalas perbuatan baik dengan ganjaran pahala yang berlipat ganda dan membalas setiap kesalahan sesuai dengan kesalahan itu saja. Allah Swt tidak membalas perbuatan jahat dengan berlipat ganda pula. Artinya, ampunan dan Rahmat Allah itu sangat luas. Tinggal manusianya saja yang sadar dan tahu diri dengan setiap perbuatan yang dilakukannya.

Kalau balasan perbuatan baik dan jahat itu dimatematikan, maka kita akan menemukan penjumlahan sederhana sebagai berikut :

Niat Kebaikan  = 1 kebaikan                                     
Niat dikerjakan = 10 kebaikan (700 kali lipat)
Niat jahat          = 0 kejahatan
Niat dikerjakan = 1 kejahatan

Dari penjumlahan sederhana itu akan didapatkan hasil 10 – 1 = 9 (ini belum dijumlahkan dengan kelipatannya). Jika dijumlahkan lagi, maka balasan kebaikan itu lebih besar lagi. Artinya ketika seseorang sekali berbuat baik dan juga berbuat jahat, maka balasan kebaikan lebih besar dari balasan kejahatan, sehingga nilai kebaikan itu menutupi nilai kejahatannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah yaitu “Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Qs.25:70). Di ayat ini sangat jelas, bahwa Allah Swt akan mengganti nilai kejahatan yang dilakukan seseorang dengan kebaikan, selama ia bertaubat, beriman dan mengerjakan kebaikan (amal saleh).  Untuk itulah, Allah Swt menyuruh hamba-hanba-Nya untuk selalu berbuat kebaikan dimanapun ia berada sebanyak-banyaknya. Bahkan disuruh untuk berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Firmannya-Nya “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (Qs.2:148). Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan, dengan syarat ia harus bersabar dalam mengerjakannya (Qs.11:115).

Perhitungan matematika itu bukan untuk menyederhanakan balasan (pahala) yang diberikan Allah Swt. Perhitungan itu hanya untuk memberikan gambaran bahwa balasan terhadap kebaikan lebih besar dari kejahatan yang dilakukan. Hal ini juga bukan berarti meremehkan perbuatan jahat (salah) yang dilakukan. Sekecil apapun perbuatan baik dan jahat yang dilakukan akan mendapatkan balasan. Allah Swt menyatakan, barang siapa yang berat timbangan kebaikannya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas (Qs.101:6-10). Perbuatan baik yang dilakukan akan menambah timbangan amal nantinya diakhirat. Begitu pula perbuatan jahat akan mengurangi timbangan kebaikan. Karena itu, jangan sampai nilai kebaikan kita justru lebih kecil timbangannya dari pada nilai kejahatan. Sehingga celaka nantinya diakhirat, dengan masuk neraka Hawiyah. Nauzdubillah.…

#Mari Sebarkan Kebaikan#
Paringin, 6 Oktober 2018

Tidak ada komentar:

Popular