Kangen adalah keinginan untuk bertemu
atau rindu. Bisa juga berarti, perasaan rindu
yang mendalam kepada seseorang atau sesuatu yang sudah lama tidak ditemui. Kangen
merupakan suatu bentuk perasaan yang diluapkan dengan keinginan untuk melepas
rindu. Keinginan untuk bertemu itu ada yang biasa saja dan ada juga yang
menggebu-gebu. Perasaan kangen itu muncul karena sudah sekian lama tidak
bertemu. Perasaan kangen itu muncul biasanya karena ada perasaan cinta. Baik
cinta sebagai pasangan kekasih, suami-isteri, anak dan orang tua, maupun
seorang sahabat. Bahkan seorang musuh pun bisa juga kangen terhadap lawannya.
Karena selama dia ketemu, akan terjadi perkelahian. Ketika lama tidak berjumpa
dan ketemu berakibat rindu untuk duel kembali.
Begitulah, rasa kangen itu pernah
dialami oleh semua orang. Ketika orang yang disayangi atau dicintai berada jauh
dari dirinya. Maka rasa kangen itu akan muncul dengan sendirinya. Rasa kangen
itu bisa hilang dan juga bisa tidak hilang, kecuali kalau yang dirindukan bisa
bertemu atau pun hanya bisa menerima suaranya saja melalui percakapan. Artinya,
orang yang dikangenkan selamat dan sehat walafiat, maka hilanglah rasa kangen
dihatinya. Untuk menghilangkan rasa kangen ketika tidak bertemu bisa
bermacam-macam. Bisa saling berkirim tulisan, telepon, titip salam, melihat
foto dan videonya, dan sebagainya. Kalau zaman sekarang sduah sangat mudah
sekali. Walaupun jarak saling berjauhan, maka untuk melepas kangen dan rindu bisa
dengan video call. Kedua pihak saling melihat dan bisa berbicara sepuasnya
untuk saling berbagi kerinduan. Orang yang melepas kangen bisa saling kirim
gambar dan video di aplikasi pertemanan (medsos). Setiap saat bisa saling
menyapa dan berbicara dengan telepon dan video call. Artinya, rasa kangen bisa
terobati walaupun tidak saling bertemu satu dengan yang lainnya.
Era teknologi informasi yang begitu
pesatnya dewasa ini, membuat dunia menjadi ‘sempit’. Dimanapun keberadaan
seseorang bisa dengan mudah dilacaknya. Seorang anak yang sedang menuntut ilmu
di daerah lain ataupun dinegara lain. Bisa saling tegur sapa dengan
teman-temannya didaerah asalnya. Dan bisa juga curhat tentang pribadinya dengan
orang tuanya. Semua itu bisa dilakukan sambil berjalan, berbaring, belanja,
nonton televisi, mall, tepi pantai, kolam renang, aula dan sebagainya.
Silaturrahmi bisa dengan mudah dilakukan. Dengan siapapun dan dimanapun
keberadaannya. Informasi dari belahan dunia bisa dinikmati dan disaksikan hanya
didalam kamar. Sambil makan permen dan minum segelas kopi. Berita gempa bumi di
Jepang, angin tornado di Amerika, perang di Timur Tengah, sepak bola di Eropa,
wabah penyakit menular di benua Afrika, melelehnya es di Kutub Utara dan
Selatan, dan sebagainya bisa dengan mudah dibaca, lihat dan tonton. Dunia
sekarang ini dalam genggaman teknologi. Siapapun bisa mengaksesnya, tidak
pandang tua ataupun muda serta anak-anak. Selama dia bisa menggunakan teknologi
informasi itu dengan baik, maka bisa meraih semua yang diinginkannya.
Begitu juga, dengan rasa kangen dan
rindu. Silaturrahmi bisa dilakukan setiap saat. Melihat wajah dan aktivitas
yang dilakukan sehari-hari bisa disaksikan langsung. Kegiatan yang dilakukan
bisa terpantau dengan baik. Akan tetapi, semua itu masih belum maksimal.
Pertemuan dan komunikasi melalui medsos akan terasa ‘hambar’. Nilai cinta dan
kasih-sayang, serta bentuk perhatian lainnya tidak mengobati rasa kangen.
Silaturrahmi yang dilakukan melalui medsos tidak bisa menggantikan dengan
bertemu langsung. Kangen akan terobati apabila bisa bertemu langsung. Bisa
dengan tatap mata, berjabat tangan, serta pelukan erat dengan penuh cinta dan
sayang. Dengan begitu, rasa hormat, haru, sedih, bahagia akan terluapkan dengan
pertemuan itu. Sehingga, jalinan cinta kasih antara anak dan orang tua,
suami-isteri, saudara, pasangan kekasih, sahabat, dan sebagainya akan tetap
terjalin sampai akhir hayat mereka. Rasa kangen itu tumbuh karena ada rasa
cinta yang mendalam kepada seseorang. Ketika cinta sudah terpatri di dalam
dirinya, maka ketika mereka terpisahkan oleh jarak maupun tempat yang begitu
jauh, sehingga tidak bisa lagi bertemu ataupun volume pertemuannya menjadi
berkurang yang membuatnya menjadi kangen (rindu).
Rasa kangen merupakan sesuatu yang
manusiawi. Sebab, kangen (rindu) itu merupakan sifat dasar yang dimiliki
manusia. Artinya, semua manusia memilikinya dan pernah mengalami rasa kangen
itu. Besar dan kecilnya rasa kangen itu tergantung rasa cintanya kepada
sesuatu. Ojek yang dicintai itulah yang menyebabkan rasa kangen di dalam
dirinya. Objeknya, bisa manusia (pria-wanita, tua-muda), binatang, perhiasan,
tumbuhan, rumah, pekerjaan, mobil, handphone, bahkan karakter dan bentuk fisik.
Ketika objek dikangenin itu merupakan yang baik, maka rasa kangen akan berbuah
kebaikan pula. Begitu pula sebaiknya, ketika objeknya itu sesuatu yang buruk
dan tidak baik, akan berbuah keburukan pula. Oleh sebab itu, semua objek yang
dikangenin itu hendak selalu mengharap rida dari Allah Swt. Kangen yang muncul
karena mengharap rida-Nya merupakan bentuk kerinduan yang tiada taranya. Allah
Swt menyatakan bahwa "Jika kamu (benar-benar) mencintai
Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu."
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Qs.3:31). Ketika seseorang hanya
mencintai Allah semata, maka rasa kangen (rindu) untuk selalu berjumpa dan
dekat kepada-Nya merupakan sesuatu yang mengasyikkan. Asyik dan masyuk akan
terasa di jiwanya ketika dia bisa mendekat kepada-Nya. Setiap detik,
menit, jam dalam sehari semalam terasa kangen yang sangat mendalam
dirasakannya. Jiwanya selalu gelisah kalau tidak bisa berjumpa dengan-Nya.
Ketika dia mendengar suara azan mendayu-dayu dikeheningan fajar. Mata yang
sulit untuk dibuka. Tubuh yang letih dan lemah akibat aktivitas menambah berat
beban untuk bangun diwaktu itu. Terbayang air yang dingin ketika membasahi
muka, kepala, tangan, telinga dan kaki. Dengan rasa kangen yang mendalam untuk
bisa ‘bertemu’ dengan-Nya, mengalahkan semuanya itu. Dia bangun, dan mengambil
air wudhu kemudian tersungkur sujud dihadapan-Nya.
Subhanallah…Alhamdulilla…Allahu Akbar…
Allah Swt
menyatakan “Dan bersabarlah
kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja
hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu
berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah
kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami,
serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”
(Qs.18:28). Di dalam ayat itu, Allah menyatakan kepada
hamba-Nya untuk bersabar ketika mengharap rida-Nya. Kerinduan untuk ‘bertemu’
di waktu pagi dan senja (petang) akan didapatkan tanpa melalaikan dan menuruti
hawa nafsunya. Karena kedua itu merupakan perbuatan yang melampaui batas. Allah
Swt menyatakan bahwa “Barangsiapa mengharap perjumpaan
dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya” (Qs.18:110). Di ayat ini lebih jelas disebutkan bahwa rasa
kangen (rindu) itu akan terobati hingga bisa ‘bertemu’ dengan-Nya, yakni dengan
mengerjakan kebaikan (amal saleh) dan tidak berlaku syirik (mensekutukan-Nya
dengan yang lain). selain itu, “Sesungguhnya orang-orang yang
beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah,
mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang” (Qs.2:218). Orang-orang
yang beriman, berhijrah (dari keburukan kepada kebaikan) serta berjihad
(berjuang untuk membela dan menegakkan agama-Nya di setiap kesempatan) akan
mendapatkan ampunan dan kasih sayang Allah Swt.
Di ayat lain juga disebutkan “Dan orang-orang
yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara
sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan;
orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), (yaitu)
surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang
yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang
malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil
mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka alangkah
baiknya tempat kesudahan itu” (Qs.13:22-24). Di ayat ini juga disebutkan, obat untuk
menghilangkan kangen kepada-Nya dengan sabar. Kemudian mendirikan shalat, dan
berinfaq (sedekah) baik disaat lapang maupun sempit, menolak kejahatan dengan
berbuat kebaikan. Ketika semua itu bisa dilakukan, maka janji Allah pasti akan
ditepati-Nya. ‘Perjumpaan’ dengan-Nya akan terwujud dengan mendapatkan tempat
yang sudah dipersiapkan-Nya, yakni surga ‘Adn. Yang merupakan tempat yang baik
lagi indah sebagai balasan bagi mereka yang selalu merindukan agar bisa
‘bertemu’ dengan-Nya. Dengan begitu, Allah menyatakan bahwa “Barangsiapa
yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka
sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah
Yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui” (Qs.29:5). Ya benar! Pertemuan itu pasti akan datang. Rasa
kangen akan segera terobati. Karena itu bersabarlah dengan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya. Berbuatlah
kebaikan sebanyak mungkin, dan tinggalkan perbuatan buruk sekecil apapun.
Dengan begitu, waktu ‘pertemuan’ sebagai Pelepas kangen itu akan didapatkannya
kapanpun dan dimanapun dia berada. Semoga….
#Mari Sebarkan Kebaikan#
Paringin, 20 Oktober 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar