MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Kamis, 14 Juni 2018

Mudik : Perjalanan Kembali Kepada Allah

Mudik adalah pulang ke kampung halaman. Orangnya disebut pemudik. Mudik merupakan kegiatan perantau atau pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Mudik merupakan sebuah tradisi di Indonesia, yang mana di Negara lain tidak ada. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan, misalnya menjelang lebaran Idul Fitri dan Idul Adha. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar diperantauan. Selain itu, juga sebagai bentuk sowan kepada orang tua yang masih hidup maupun ziarah ke makam mereka yang sudah meninggal dunia. Transportasi yang dipakai pemudik pun berbagai macam, ada yang pakai mobil pribadi, sepeda motor, taksi, pesawat, kapal laut, kereta api, dan sebagainya. Walaupun kadangkala tidak mempunyai ongkos untuk mudik. Intinya, bagaimana para pemudik bisa pulang ke kampung halamannya dan bisa bertemu dengan orang tua, sanak saudara, keluarga, teman dan sebagainya.

Akibat dari tradisi itu, maka menjelang lebaran pemerintah Indonesia memberlakukan cuti beberapa hari, dan itu juga berlaku bagi perusahan-perusahaan swasta. Bahkan, terkadang pemberlakuan cuti bersama itu terkesan kontroversial bagi kalangan swasta. Akan tetapi semua itu tetap berlangsung baik dan damai demi memberi kepuasan kepada para pemudik agar bisa bertemu dengan keluarganya. Belum lagi, setiap tahun mudik disetiap daerah diliput oleh seluruh media cetak dan elektronik. Bahkan, telivisi-telivisi menyiarkannya secara langsung (live). Hal ini menambah tradisi mudik menjadi lebih heboh dan ramai. Siang dan malam para pewarta berita tidak henti-hentinya memantau arus mudik sebagai berita yang menarik untuk ditonton dan dibaca. Hal ini terus berlangsung sampai beberapa hari setelah lebaran, dimana pemudik kembali ketempat tinggal dan kerjanya masing-masing.

Mudik biasanya dianggap hanya sebagai sebuah tradisi biasa yang berlangsung secara turun temurun di Indonesia. Makna yang bisa diambil hanya sebagai temu kangen dan silaturrahmi belaka. Walaupun itu merupakan sebuah kebaikan dan merupakan anjuran sunnah Nabi Saw. Maka dari itu mudik selain sebagai sebuah tradisi dan temu kangen juga merupakan sebuah perjalanan ibadah, karena didalamnya terkandung silaturrahmi. Kata silaturrahmi berasal dari Bahasa Arab yaitu _shilah_ yang berarti menyambung, dan _al-rahmi_ yang berarti rahmat, tapi berarti rahim ibu, sehingga berarti hubungan kekeluargaan dan hubungan persahabatan. Dengan demikian, silaturrahmi merupakan cara untuk menyambung bentuk kekeluargaan, pertemanan maupun persahabatan yang telah putus, retak, maupun sudah terlupakan. Dengan bersilaturrahmi maka hubungan tersebut bisa menjadi lebih baik lagi. Benang yang dulu kusut menjadi rapi lagi. Dengan begitu, Ukhuwah Islamiyyah kembali terjalin dan tegak didalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Selain makna silaturrahmi tersebut, ada makna hakiki yang dilupakan oleh para pemudik. Secara alamiah, mudik merupakan perjalanan pulang ke kampung halaman. Tempat dia dilahirkan, dibesarkan, dan mengenyam pendidikan dasar bahkan mungkin sampai pendidikan menengah atas. Ketika mudik, maka sejarah masa lalu bisa kembali dirasakan. Bisa jadi, masa lalunya dilaluinya dengan penuh kesusahan, penderitaan dan kesengsaraan. Atau sebaliknya, masa lalunya penuh dengan kesenangan, kegembiraan dan kebahagiaan. Sehingga ketika dia kembali berada dilingkungan masa lalu maka dia bisa kembali merasakan hal itu dalan hidupnya. Dan lebih dari itu, mudik secara spiritual merupakan perjalanan kembali kepada asal kejadiannya.

Asal kejadian seluruh manusia dimuka bumi ini sama, yakni tercipta dari tanah. Hal ini bermula dari penciptaan Nabi Adam as. Allah berfirman "Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk (Qs.15:26). Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar (Qs.55:14). Begitulah asal mula  manusia diciptakan oleh Allah Swt. Setelah penciptaan awal tersebut, manusia secara umum akan dijadikan Allah dari saripati air yang hina. Firman Allah Swt "Dialah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian dibiarkan kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua. Tetapi di antara kamu ada yang dimatikan sebelum itu. Kami perbuat demikian agar kamu sampai kepada kurun waktu yang ditentukan, agar kamu mengerti (Qs.40:67). Di ayat lain disebutkan "Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu menjadi manusia yang berkembang biak (Qs.30:20).

Begitulah semua asal kejadian manusia di dunia ini. Semuanya tercipta dari tanah dan akan kembali lagi ke tanah. Allah Swt menyatakan bahwa "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan (Qs.29:57). Kemudian Dia akan mengembalikan ke dalamnya (tanah) dan mengeluarkan kamu (pada hari kiamat) dengan pasti (Qs.71:18). Demikianlah perjalanan hidup manusia di muka bumi. Proses perjalanan hidup yang dilalui mulai lahir, bayi, anak-anak, remaja, dewasa, tua dan akan mengalami kematian. Walaupun sebagian manusia tidak sampai menjalani semua proses itu. Mungkin ada yang sampai bayi saja kemudian meninggal. Ada yang sampai anak-anak, remaja dan dewasa saja. Akan tetapi, semuanya akan menjalani perjalanan akhir di dunia ini, yakni kematian. Dengan begitu, perjalanan mudik selain dimaknai perjalanan pulang ke kampung halaman, sebaiknya juga dimaknai sebagai perjalanan pulang kembali ke hadirat-Nya. Mungkin siapa tahu, di dalam perjalan mudik betul-betul mendapat musibah berupa kecelakaan yang bisa merenggut nyawanya. Atau bisa juga terserang penyakit yang mematikan seperti serangan jantung, stroke, maag akut, liver dan sebagainya. Maka dari itu, dengan mengingat mudik dalam arti perjalanan kembali kepada-Nya akan benar-benar terwujud dengan baik dan indah. Allah Swt berfirman "Dialah yang menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan (Qs.10:56). Yaitu mereka yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya (Qs.2:46).

Mudik merupakan perjalanan yang nantinya akan kembali ke tempat asalnya. Sebelum diciptakan, manusia tidak disebut sebagai manusia. Dia tidak memiliki daya dan upaya apa-apa. Semua yang dimilikinya merupakan pemberian dan titipan dari Allah Swt. Di kemudian hari semua pemberian dan titipan akan di ambil-Nya kembali. Karena itu, kita harus selalu ingat bahwa tempat kembali yang hakiki adalah bisa bersama dan "bertemu" dengan-Nya. Dengan begitu, marilah kita mudik untuk bisa kembali ke hadirat-Nya dengan selalu ingat asal kampung halamannya, yakni asal kejadiannya dan tempat kembalinya kelak, yaitu Allah Swt. Semoga...🙏🙏🙏

#Menyebarluaskan Kebaikan#
Rantau, 13 Juni 2018

Tidak ada komentar:

Popular