MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Minggu, 26 Januari 2025

Ketakutan (Revisi)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) takut artinya merasa gentar (ngeri) menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana. Bisa juga berarti tidak berani (berbuat, menempuh, menderita dan sebagainya), gelisah dan khawatir. Ketakutan adalah perihal takut, rasa takut, keadaan takut, keseganan, kekhawatiran dan kegelisahan. Ketakutan itu merupakan suatu tanggapan emosi terhadap ancaman, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. ketakutan merupakan suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap berbagai rangsangan maupun dorongan didalam diri seseorang, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Ketakutan bisa muncul kapan saja dan di mana saja. Dorongan rasa takut muncul ketika dalam kesendirian maupun ditengah orang banyak. Rasa takut juga bisa muncul ditengan kegelapan maupun saat terang benderang. Malam hari atau pun siang. Waktu sadar maupun tidak sadar. Di dalam rumah, masjid, Gedung maupun diluarnya.
 

Rasa takut juga bisa menghinggapi siapa saja. Sebab, rasa takut itu merupakan salah satu karakter dasar yang dimiliki semua manusia (selainnya, seperti bahagia, sedih dan marah). Artinya, semua manusia di dunia ini tidak memandang jenis kelamin, status, suku, bangsa dan negara juga memiliki rasa takut. Orang dewasa maupun anak kecil. Laki-laki maupun perempuan (atau, setengah laki-laki dan perempuan, waria). Kaya atau miskin. Pejabat tinggi maupun bawahan. Ulama atupun awam. Bahkan seorang raja atau presiden pun yang di sekelilingnya selalu dijaga selama siang dan malam juga memiliki rasa takut. Rasa takut memang wajar dimiliki oleh semua manusia. Karena, pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang lemah, makhluk yang selalu takut dengan sesuatu yang asing, sesuatu yang baru dan segala sesuatu yang membahayakan bagi dirinya. Akan tetapi, kadar rasa takut di dalam tiap diri manusia, tentunya berbeda-beda dari satu individu manusia ke individu manusia yang lain nya. Ketakutan merupakan sikap yang muncul di pikiran seseorang. Karena itu, rasa takut itu akan menimpa semua orang. Yang membedakannya, hanya pada saat menerima rasa takut itu, apakah dia memberitahukannya atau tidak. Nampak atau tidak. Mengeluh atau diam saja. tenang atau gelisah. Ribut atau sepi-sepi saja, dan sebagainya. Sehingga ketika rasa takut itu muncul, dia santai dan tenang-tenang saja dalam menghadapi dan menyikapinya. Orang lain tidak mengetahui ketakutan yang dihadapinya. Sehingga tidak heboh, ribut, ramai dan sebagainya.

 

Qs. Al Baqarah (2): 155-156

وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ﴿١٥٥﴾

 ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٞ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ ﴿١٥٦﴾

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji´uun".”

 

Di dalam ayat itu, Allah sangat jelas menyatakan bahwa ketakutan merupakan salah satu dari cobaan yang diberikan-Nya. Cobaan yang diberikan merupakan ujian untuk bersabar. Sehingga ketika mereka ditimpa musibah bisa mengembalikannya kepada Allah Swt. Karena, pada hakikatnya, setiap cobaan dan musibah yang menimpa manusia itu berhasil dari Allah Swt. Ketika, ia menyadari hal itu, maka ia akan bisa bersabar.

 

Di ayat lain Allah Swt menyatakan bahwa kilat juga dapat menimbulkan ketakutan dan harapan.

 

Qs. Ar Ra’d (13) : 12-13

هُوَ ٱلَّذِي يُرِيكُمُ ٱلۡبَرۡقَ خَوۡفٗا وَطَمَعٗا وَيُنشِئُ ٱلسَّحَابَ ٱلثِّقَالَ ﴿١٢﴾

وَيُسَبِّحُ ٱلرَّعۡدُ بِحَمۡدِهِۦ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ مِنۡ خِيفَتِهِۦ وَيُرۡسِلُ ٱلصَّوَٰعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَن يَشَآءُ وَهُمۡ يُجَٰدِلُونَ فِي ٱللَّهِ وَهُوَ شَدِيدُ ٱلۡمِحَالِ ﴿١٣﴾

"Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung. Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.”

 

Qs. Ar rum (30): 24

وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦ يُرِيكُمُ ٱلۡبَرۡقَ خَوۡفٗا وَطَمَعٗا وَيُنَزِّلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ فَيُحۡيِۦ بِهِ ٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَآۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَعۡقِلُونَ ﴿٢٤﴾

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya.”

 

Begitulah Allah memberikan rasa takut sekaligus harapan kepada manusia. Ketakutan yang ditimbulkan oleh sebab apapun ketika bisa diterima dengan baik (sabar), justru memberikan efek yang positif. Ada sebuah harapan baru yang akan memberikan manfaat yang besar dibalik itu. Hal ini tercermin dalam ayat di atas, ketika Allah Swt memperlihatkan kilat kepada manusia. Kilat yang muncul itu biasanya diiringi oleh suara Guntur yang nyaring dan bergemuruh. Sehingga, banyak manusia yang takut dan ngeri melihatnya, apalagi anak-anak. Mereka biasanya sampai menjerit dan menangis-nangis karenanya. Akan tetapi, setelah kilat itu berlalu, tidak berapa lama hujan akan turun membasahi muka bumi. Dengan hujan itu, Allah Swt menghidupkan bumi sesudah matinya. Tanah yang mula-mula kering menjadi basah, sehingga bermunculan tanam-tanaman yang bisa dimakan dan diambil manfaat oleh manusia dan binatang. Begitulah Allah Swt memberikan gambaran, bahwa ketakutan itu hanya merupakan ujian belaka, dan dibalik ujian itu terdapat hikmah dan pelajaran yang sangat berharga bagi manusia yang mampu bersabar dan ikhlas menerimanya.

 

Banyak hal yang menyebabkan rasa takut itu muncul. Diantaranya, adanya ancaman, intimidasi, pelecehan, kekerasan fisik baik diri sendiri, di rumah tangga maupun di masyarakat. Rasa takut juga muncul akibat tersangkut kasus hukum, kebakaran, banjir, longsor, gempa bumi, gunung meletus, kelaparan, kekeringan, narkoba, penyakit, dan bahkan gangguan setan dan jin. Akibat dari rasa takut dan cemas itu bisa menyebabkan Stres, depresi, berkurangnya rasa percaya diri, menjadi penyendiri, sulit untuk berkonsentrasi, sulit tidur, jantung berdebar-debar, Sesak nafas, lelah, letih, lesu dan sebagainya. Kalau hal itu terus dibiarkan akan berdampak buruk bagi kehidupan seseorang. Hidupnya tidak akan tenang dan bahagia. Setiap saat selalu dibayang-bayangi rasa takut yang tidak jelas dan berujung. Jiwanya akan terguncang dan bisa mengalami trauma yang berkepanjangan. Dan yang lebih parah lagi bisa menjadi paranoid, yaitu gangguan mental yang diderita seseorang yang meyakini bahwa orang lain ingin membahayakan dirinya. Hal ini ditandai dengan proses pikiran yang terganggu yang cirinya berupa kecemasan atau ketakutan yang berlebih-lebihan secara tidak rasional dan timbul delusi (pikiran atau pandangan yang tidak berdasar (tidak rasional), biasanya berwujud sifat kemegahan diri atau perasaan dikejar-kejar; khayal). Pemikiran paranoid biasanya disertai anggapan akan dianiaya oleh sesuatu yang mengancamnya. Kalau terus dibiarkan bisa menimbulkan kegilaan. Bahkan muncul keinginan untuk menghabisi nyawanya sendiri (bunuh diri). Nauzdubillah…

 

Allah Swt telah menyatakan bahwa rasa takut itu hanya kepada-Nya. Jangan kepada makhluk lain, apakah itu manusia, binatang, setan maupun jin. Sebab, takut kepada Allah Swt merupakan bentuk keimanan seseorang. Percaya dan yakin hanya kepada Allah Swt saja. Tidak ada satupun makhluk di dunia ini yang akan membahayakan dirinya kecuali atas kehendak-Nya. Allah Swt akan memberikan bantuan kepadanya dimanapun dia berada. Keyakinan itu sangat kuat mengakar di dalam dirinya. Keyakinan yang kuat terhadap keberadaan dan pertolongan Allah Swt itu, akan menimbulkan sikap optimis dalam dirinya. Sehingga ia akan merasa selalu dilindungi oleh Allah Swt dimanapun ia berada dan dalam kondisi apapun yang sedang dihadapinya.

 

Qs. Ali Imran (3): 175

إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ يُخَوِّفُ أَوۡلِيَآءَهُۥ فَلَا تَخَافُوهُمۡ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ ﴿١٧٥﴾

“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.”

 

Qs. At Taubah (9): 13

أَلَا تُقَٰتِلُونَ قَوۡمٗا نَّكَثُوٓاْ أَيۡمَٰنَهُمۡ وَهَمُّواْ بِإِخۡرَاجِ ٱلرَّسُولِ وَهُم بَدَءُوكُمۡ أَوَّلَ مَرَّةٍۚ أَتَخۡشَوۡنَهُمۡۚ فَٱللَّهُ أَحَقُّ أَن تَخۡشَوۡهُ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ ﴿١٣﴾

“Mengapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama mulai memerangi kamu? Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman.”

 

Qs. Al Baqarah (2): 150

وَمِنۡ حَيۡثُ خَرَجۡتَ فَوَلِّ وَجۡهَكَ شَطۡرَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِۚ وَحَيۡثُ مَا كُنتُمۡ فَوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ شَطۡرَهُۥ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَيۡكُمۡ حُجَّةٌ إِلَّا ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنۡهُمۡ فَلَا تَخۡشَوۡهُمۡ وَٱخۡشَوۡنِي وَلِأُتِمَّ نِعۡمَتِي عَلَيۡكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ ﴿١٥٠﴾

“Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.”

 

Qs. Al Maidah (5): 44

إِنَّآ أَنزَلۡنَا ٱلتَّوۡرَىٰةَ فِيهَا هُدٗى وَنُورٞۚ يَحۡكُمُ بِهَا ٱلنَّبِيُّونَ ٱلَّذِينَ أَسۡلَمُواْ لِلَّذِينَ هَادُواْ وَٱلرَّبَّٰنِيُّونَ وَٱلۡأَحۡبَارُ بِمَا ٱسۡتُحۡفِظُواْ مِن كِتَٰبِ ٱللَّهِ وَكَانُواْ عَلَيۡهِ شُهَدَآءَۚ فَلَا تَخۡشَوُاْ ٱلنَّاسَ وَٱخۡشَوۡنِ وَلَا تَشۡتَرُواْ بِ‍َٔايَٰتِي ثَمَنٗا قَلِيلٗاۚ وَمَن لَّمۡ يَحۡكُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡكَٰفِرُونَ ﴿٤٤﴾

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.”

 

Qs. An Nahl (16): 51

۞وَقَالَ ٱللَّهُ لَا تَتَّخِذُوٓاْ إِلَٰهَيۡنِ ٱثۡنَيۡنِۖ إِنَّمَا هُوَ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞ فَإِيَّٰيَ فَٱرۡهَبُونِ ﴿٥١﴾

“Allah berfirman: “Janganlah kamu menyembah dua tuhan; sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut.”

 

Dalam sebuah riwayat dari Ibnu Abbas ra. Rasulullah Saw menyatakan bahwa jagalah Allah niscaya Dia akan menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau mendapati-Nya di hadapanmu. Ingatlah Allah di waktu lapang (berkecukupan) niscaya Allah juga akan ingat kepadamu di waktu sempit (susah). Apabila hamba-Nya meminta maka mintalah hanya kepada Allah saja. Dan, apabila memohon pertolongan maka mohonlah pertolongan hanya kepada Allah. Sebab, yang bisa memberikan manfaat dan mudarat hanya Allah Swt saja. Makhluk apapun di muka bumi ini tidak akan ada yang bisa mencelakan diri kita tanpa seijin-Nya. semua makhluk di dunia ini adalah ciptaan-Nya. Semuanya tunduk dan patuh hanya kepada-Nya. Tidak ada yang bisa bergerak dan berbuat tanpa kuasa-Nya. Semuanya lemah dan tidak memiliki daya dan upaya dihadapan-Nya. Untuk apa takut dan cemas kepada selain Dia. Untuk itu, bersabarlah dalam menghadapai setiap kesulitan yang menimpa diri kita. Sebab, didalam kesulitan itu terdapat banyak kebaikan didalamnya. Pertolongan Allah Swt akan segera datang kepada mereka yang bersabar. Kelapangan itu (datang) setelah kesempitan. Dan kemudahan itu (datang) setelah kesulitan.

عن ابن عباس ولا أحفظ حديث بعضهم عن بعض أنه قال كنت رديف النبي صلى الله عليه وسلم فقال يا غلام أو يا غليم ألا أعلمك كلمات ينفعك الله بهن فقلت بلى فقال احفظ الله يحفظك احفظ الله تجده أمامك تعرف إليه في الرخاء يعرفك في الشدة وإذا سألت فاسأل الله وإذا استعنت فاستعن بالله قد جف القلم بما هو كائن فلو أن الخلق كلهم جميعا أرادوا أن ينفعوك بشيء لم يكتبه الله عليك لم يقدروا عليه وإن أرادوا أن يضروك بشيء لم يكتبه الله عليك لم يقدروا عليه واعلم أن في الصبر على ما تكره خيرا كثيرا وأن النصر مع الصبر وأن الفرج مع الكرب وأن مع العسر يسرا. (مسند أحمد ٢٦٦٦, سنن الترمذي ٢٤٤٠)

“Dari Ibnu Abbas, dan aku tidak hafal (detail) hadits sebagian mereka dari sebagian lainnya, bahwa ia berkata: Aku dibonceng oleh Nabi Saw lalu beliau bersabda: “Wahai anak.” Atau beliau mengatakan: Wahai anak kecil, maukah kamu aku ajari beberapa kalimat yang Allah akan memberimu manfaat. Aku menjawab: Ya. Lalu beliau bersabda: Jagalah Allah niscaya Dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya engkau mendapati-Nya di hadapanmu. Ingatlah Dia di waktu lapang niscaya Dia akan ingat kepadamu di waktu sempit. Jika engkau meminta maka mintalah kepada Allah, dan jika engkau memohon pertolongan maka mohonlah pertolongan kepada Allah. Telah kering pena dengan apa yang telah terjadi. Seandainya seluruh makhluk hendak memberi manfaat kepadamu dengan sesuatu yang Allah tidak menetapkan padamu, niscaya mereka tidak akan mampu memberikan manfaat kepadamu. Dan seandainya mereka hendak mencelakakan dirimu dengan sesuatu yang Allah tidak menetapkan padamu, niscaya mereka tidak akan mampu mencelakakanmu. Dan ketahuilah bahwa di dalam kesabaran terhadap hal yang engkau benci terdapat banyak kebaikan. Bahwa pertolongan itu (datang) setelah kesabaran, dan kelapangan itu (datang) setelah kesempitan serta bahwa kemudahan itu (datang) setelah kesulitan.” (Musnad Ahmad No. 2666, Sunan Tirmidzi No. 2440).

 

Ketika rasa takut yang muncul di dalam dirinya hanya kepada Allah Swt. Maka Allah akan memberikan petunjuk dan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya. Yang jelas, Allah Swt akan memberikan rasa senang dan tenang di dalam dirinya, sehingga tidak ada lagi rasa kekhawatiran (ketakutan). Bahkan tidak akan bersedih hati lagi.

 

Qs. Al Baqarah (2): 38

قُلۡنَا ٱهۡبِطُواْ مِنۡهَا جَمِيعٗاۖ فَإِمَّا يَأۡتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدٗى فَمَن تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ﴿٣٨﴾

“Kami berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".”

 

Hamba yang senantiasa takut kepada Allah Swt akan merasakan ketentraman dalam hidupnya. Dia akan merasa aman dimanapun ia berada. Tidak ada rasa ketakutan dan kekhwatiran dalam dirinya. Rasulullah Saw bersabda dalam riwayat yang berisikan hadist qudsi. Allah Swt berfirman :

وَعِزَّنِي لَا اَجْمَعُ لِعَبْدِيْ أَمْنَيْنِ وَلاَ خَوْفَيْنِ, اِنْ هُوَ أَمِنَنِي فِيْ الدُّنْيَا أَخَفْتُهُ يَوْمَ أَجْمَعُ فِيْهِ عِبَادِيْ, وَاِنْ هَوَ خَافَنِيْ فِي الدُّنْيَا أَمِنْتُهُ يَوْمَ أَجْمَعُ فِيْهِ عِبَادِيْ. (رواه ابو نعيم).

“Demi keperkasaan-Ku, Aku tidak akan mempertemukan dua rasa aman dan dua rasa takut dalam diri hamba-Ku. Jika dia merasa aman dari siksa-Ku ketika berada di dunia, niscaya Aku akan membuatnya takut pada hari ketika Aku mengumpulkan seluruh hamba-Ku. Sedangkan jika dia takut kepada-Ku ketika berada di dunia, niscaya Aku akan memberinya rasa aman pada hari ketika Aku mengumpulkan seluruh hamba-Ku.” (HR. Abu Nu’aim).

 

Selain itu, orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah, maka dia akan mendapat kemenangan.

 

Qs. An Nur (24): 52

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَيَخۡشَ ٱللَّهَ وَيَتَّقۡهِ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَآئِزُونَ ﴿٥٢﴾

“Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.”

 

Orang yang takut kepada kebesaran Allah Swt dan bisa menahan dirinya dari keinginan-keinginan yang tidak baik oleh hawa nafsunya, maka Allah Swt akan memberikan tempat tinggalnya di surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka akan merasakan kekal didalamnya selama-lamanya. Disebabkan Allah Swt rida terhadap mereka dan merekapun rida kepada-Nya.

 

Qs. An Nazi’at (79): 40-41

وَأَمَّا مَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفۡسَ عَنِ ٱلۡهَوَىٰ ﴿٤٠﴾

فَإِنَّ ٱلۡجَنَّةَ هِيَ ٱلۡمَأۡوَىٰ ﴿٤١﴾

“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).”

 

Qs. Al Bayyinah (98): 7-8

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُوْلَٰٓئِكَ هُمۡ خَيۡرُ ٱلۡبَرِيَّةِ ﴿٧﴾

جَزَآؤُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ جَنَّٰتُ عَدۡنٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۖ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُۚ ذَٰلِكَ لِمَنۡ خَشِيَ رَبَّهُۥ ﴿٨﴾

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ´Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan merekapun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.”

 

Abu Hurairah Ra meriwayatakan, Rasulullah Saw bersabda :

مَنْ خَافَ أَدْلَجَ وَمَنْ أَدْلَجَ بَلَغَ الْمَنْزِلَ أَلاَ اِنَّ سِلْعَةَ اللهِ غَالِيَةٌ أَلَا اِنَّ سِلْعَةَ اللهِ الْجَنَّةُ. (سنن الترمذي ٢٣٧٤)

“Siapa yang merasa khawatir (takut) maka dia berjalan, dan barangsiapa yang berjalan niscaya dia akan sampai ke tempat tinggal, ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu sangat mahal, ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu adalah surga.” (Sunan Tirmidzi 2374). 

 

Meraih Ketenangan

 

Untuk mendapatkan rasa senang dan tenang serta tidak bersedih hati, sehingga tidak ada rasa kekhawatiran (ketakutan) di dalam jiwanya. Al qur’an menjelaskan beberapa hal yang harus dilakukan oleh semua orang. Pertama, beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh. Iman merupakan percaya sepenuhnya hanya kepada Allah Swt. Selain percaya, juga mempercayai-Nya dalam setiap aspek kehidupan dan mempercayakan sepenuhnya segala kehidupannya hanya kepada Allah Swt. Ketika, manusia sudah percaya, mempercayai dan mempercayakan dirinya hanya kepada Allah Swt, maka hidupnya selalu dalam pengawasan-Nya. Dia akan selalu melakukan kebaikan (amal saleh) dalam kehidupannya. Dari situlah muncul ketenangan dan kebahagian dalam dirinya. Dia merasa, Allah Swt senantiasa ‘hadir’ dalam hidupnya. Allah Swt Sang Maha Pemilik Segalanya akan memberikan perlindungan, keamanan, dan kebutuhannya di dunia ini.

 

Qs. Al Baqarah (2): 62

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱلَّذِينَ هَادُواْ وَٱلنَّصَٰرَىٰ وَٱلصَّٰبِ‍ِٔينَ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَعَمِلَ صَٰلِحٗا فَلَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ﴿٦٢﴾

“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

 

Kedua, Berserah diri (tawakal) kepada Allah dan berbuat kebaikan. Tawakal termasuk sifat yang dicintai Allah Swt. Seorang Muslim harus menyerahkan seluruh urusan kepada-Nya, juga menyakini bahwasanya hanya Dia yang mampu memberi dan menahan sesuatu serta mendatangkan manfaat dan mudarat atasnya. Dengan tawakal, hati akan terhubung langsung kepada Allah Swt sehingga seorang Mukmin tidak perlu mencari pertolongan dan perlindungan kepada makhluk, tetapi hanya kepada-Nya saja. Dengan begitu, jiwanya dipenuhi dengan kesenangan, ketentraman dan ketenangan. Tidak ada lagi rasa sedih yang menyelimuti dirinya. Semua urusan telah diserahkan kepada Sang Penerima Urusan itu. Dia-lah yang akan memberikan jalan keluar yang terbaik baginya. Jalan yang akan menghantarkannya menuju kepada kebahagian yang hakiki.

 

Qs. Al Baqarah (2): 112

بَلَىٰۚ مَنۡ أَسۡلَمَ وَجۡهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحۡسِنٞ فَلَهُۥٓ أَجۡرُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ﴿١١٢﴾

“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

 

Apabila seorang hamba benar-benar bertawakal kepada Allah Swt, niscaya perasaan takut, was-was dan pesimistis akan sirna. Ibnu Mas’ud Ra. meriwayatkan bahwa pada suatu hari Rasulullah Saw bersabda : 

عن عبد الله بن مسعود قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم اَلطِّيَرَةُ مِنَ الشِّرْكِ وَمَا مِنَّا وَلَكِنَّ اللهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ. (سنن الترمذي ١٥٣٩, سنن أبي داوود ٣٤١١, سنن ابن ماجه ٣٥٢٨, مسند أحمد ٣٩٥٧)

Dari Abdullah bin Mas'ud ia berkata: “Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya thiyarah[1] (pesimis) bagian dari syirik dan bukan bagian dari ajaran kami, justru Allah akan menghilangkan thiyarah (pesimis) itu dengan bertawakkal kepada-Nya.” (Sunan Tirmidzi No. 1539, Sunan Abu Daud No. 3411, Sunan Ibnu Majah No. 3528, Musnad Ahmad No. 3957).

 

Di hadits lain, Riwayat Aisyah disebutkan bahwa pesimis merupakan sebuah akhlak yang buruk. 

قالت عائشة قال رسول الله صلى الله عليه وسلم الشؤم سوء الخلق. (مسند أحمد ٢٣٤٠٨)

Aisyah berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Pesimis adalah akhlaq yang buruk.” (Musnad Ahmad No. 23408). 

 

Ketiga, Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima). Menyebut pemberian yang sudah diserahkan kepada orang lain merupakan bentuk kesombongan. Apalagi ketika memberi itu sambil mengucapkan kata-kata yang tidak pantas seperti kata-kata kasar, meremehkan, menghina dan merendahkannya. Tentunya, orang yang diberi akan merasa tersakiti hatinya dan menerima dalam keadaan terpaksa. Untuk itu, dalam memberi itu harus benar-benar ikhlas karena Allah Swt. Tanpa mengharap balasan dan imbalan apa-apa, kecuali hanya mengharap rida Allah Swt.

 

Qs. Al Baqarah (2): 262

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ ثُمَّ لَا يُتۡبِعُونَ مَآ أَنفَقُواْ مَنّٗا وَلَآ أَذٗى لَّهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ﴿٢٦٢﴾

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

 

Pemberian nafkah itu bisa berupa pemberian makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Semua pemberian itu diniatkan hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah Swt. Dia tidak menghendaki balasan dari pemberian makanan itu, dan tidak juga berupa ucapan terima kasih. Selain mengharap rida-Nya, juga karena takut akan azab Tuhan pada suatu hari nantinya. Dimana pada hari (kiamat) itu orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Pada hari itu, mereka yang suka memberi nafkah sewaktu di dunia dengan hartanya, maka Allah Swt akan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan wajah dan kegembiraan hati. Allah Swt juga akan memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya dengan surga dan pakaian yang terbuat dari sutera.

 

Qs. Al Insan (76): 8-12

وَيُطۡعِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ مِسۡكِينٗا وَيَتِيمٗا وَأَسِيرًا ﴿٨﴾ 

إِنَّمَا نُطۡعِمُكُمۡ لِوَجۡهِ ٱللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمۡ جَزَآءٗ وَلَا شُكُورًا ﴿٩﴾ 

 إِنَّا نَخَافُ مِن رَّبِّنَا يَوۡمًا عَبُوسٗا قَمۡطَرِيرٗا ﴿١٠﴾

فَوَقَىٰهُمُ ٱللَّهُ شَرَّ ذَٰلِكَ ٱلۡيَوۡمِ وَلَقَّىٰهُمۡ نَضۡرَةٗ وَسُرُورٗا ﴿١١﴾ 

 وَجَزَىٰهُم بِمَا صَبَرُواْ جَنَّةٗ وَحَرِيرٗا ﴿١٢﴾   

“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera.

 

Mukmin sejati adalah orang yang peduli kepada saudara-saudaranya yang mengalami kesusahan. Hatinya mudah tergugah untuk membantu dan berbagi kebaikan dengan sesame hamba Allah Swt. Seorang mukmin itu tidak bakhil (kikir), kaku, dan acuh tak acuh terhadap kesusahan yang di alami oleh orang lain. Sebab ia yakin bahwa Allah akan membalas dan meridai kepeduliannya itu. Ia senantiasa menafkahkan hartanya baik pada waktu malam maupun di siang hari. Ketika memberikan nafkah itu, bisa dilakukannya secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Dia akan mendapat pahala di sisi Tuhannya. Kehidupannya tidak akan ada rasa kekhawatiran dan tidak pula merasa bersedih hati.

 

Qs. Al Baqarah (2): 274

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُم بِٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ سِرّٗا وَعَلَانِيَةٗ فَلَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ﴿٢٧٤﴾

“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

 

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah Saw menyatakan bahwa setiap pagi, akan turun dua malaikat yang akan mendoakan kebaikan bagi mereka yang suka menafkahkan sebagian hartanya. Allah Swt akan memberikan gantinya yang bisa lebih banyak dari apa yang diberikannya. Begitu sebaliknya, malaikat yang satunya lagi justru mendoakan kehancuran atau kebinasaan kepada mereka yang bakhil (pelit) dengan hartanya. 

عن أبي هريرة رضي الله عنه, أن النبي صلى الله عليه وسلم قال ما من يوم يصبح العباد فيه إلا ملكان ينزلان فيقول أحدهما اللهم أعط منفقا خلفا ويقول الآخر اللهم أعط ممسكا تلفا. (صحيح البخاري ١٣٥١, صحيح مسلم ١٦٧٨)

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi saw bersabda: “Tidak ada suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun (datang) dua malaikat kepadanya lalu salah satunya berkata: ‘Ya Allah berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya’, sedangkan yang satunya lagi berkata: ‘Ya Allah berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil).” (Shahih Bukhari No. 1351, Shahih Muslim No. 1678).

 

Untuk itu, tidak sepantasnya kita membiarkan sesama Muslim bersedih dan merasakan kepiluan dalam hidupnya. Sedang kita sendiri justru bergembira tanpa bisa berempati terhadap mereka. Setiap Muslim itu bersaudara. Maka sebagai seorang Muslim akan berbahagia jika saudaranya bahagia, dan akan bersedih jika saudaranya dirundung nestapa. Bahkan Rasulullah Saw menyatakan, setiap Muslim itu seperti satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga. Dia tidak bisa tidur dan merasa demam (panas) tubuhnya karena turut merasakan sakitnya. 

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم تَرَى الْمُؤْمِنِيْنَ فِيْ تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى عُضْوٌا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهْرِ وَالْحُمَّى. (صحيح البخاري ٥٥٥٢, صحيح مسلم ٤٦٨٥)

Rasulullah Saw bersabda: “Kamu akan melihat orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (Shahih Bukhari No. 5552, Shahih Muslim No. 4685, Musnad Ahmad No. 17654).

  

Keempat, Orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat.

 

Qs. Al Baqarah (2): 277

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُاْ ٱلزَّكَوٰةَ لَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ﴿٢٧٧﴾

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

 

Apabila, semua itu bisa dilakukan maka tidak akan ada lagi kekhawatiran (ketakutan) di dalam jiwanya. Bahkan Allah akan memberikan pahala kepadanya. Dengan demikian, hidupnya akan diliputi rasa tenang, damai, bahagia dan tentram. Semoga!


[1] Tathayyur (berfirasat buruk) mulanya merupakan istilah untuk ramalan nasib dengan menerbangkan burung. Jika ia terbang ke kiri maka itu pertanda sial, namun jika ia teerbang ke kanan maka itu pertanda baik. Lantas istilah ini berlaku untuk setiap anggapan sial karena melihat atau mendengar sesuatu.

Tidak ada komentar:

Popular