MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Rabu, 15 Mei 2024

10 – 1 = 9 (Edisi Lengkap)

Di banyak ayat dalam Al qur’an, Allah Swt menyatakan bahwa Dia menciptakan makhluk-Nya secara berpasang-pasangan. 

Qs. Ar Ra’d (13): 3

وَهُوَ ٱلَّذِي مَدَّ ٱلۡأَرۡضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَٰسِيَ وَأَنۡهَٰرٗاۖ وَمِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ جَعَلَ فِيهَا زَوۡجَيۡنِ ٱثۡنَيۡنِۖ يُغۡشِي ٱلَّيۡلَ ٱلنَّهَارَۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ  ٣

“Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” 

Qs. Ya Sin (36): 36

سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡأَزۡوَٰجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلۡأَرۡضُ وَمِنۡ أَنفُسِهِمۡ وَمِمَّا لَا يَعۡلَمُونَ  ٣٦

“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” 

Qs. Az Zukhruf (43): 12

وَٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡأَزۡوَٰجَ كُلَّهَا وَجَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلۡفُلۡكِ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ مَا تَرۡكَبُونَ  ١٢

“Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi.” 

Qs. Adz Dzariyat (51): 49

وَمِن كُلِّ شَيۡءٍ خَلَقۡنَا زَوۡجَيۡنِ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ  ٤٩

“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” 

Berpasang-pasangan berasal dari kata dasar pasang. Berpasang-pasangan memiliki arti dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Diantaranya adalah jantan dan betina, pahit dan manis, putih dan hitam, besar dan kecil, siang dan malam, atas dan bawah, kanan dan kiri, tua dan muda, laki-laki dan wanita, panas dan dingin, baik dan buruk dan sebagainya. Dari pengertian itu disebutkan pasangannya masing-masing. Bukan hanya itu, Allah Swt juga menyatakan bahwa semua buah-buahan pun juga berpasang-pasangan (Lihat Qs. Ar Ra’d (13): 3). Dari berbagai macam yang berpasangan itu, manusia ada yang mengetahui dan ada juga yang tidak mengetahuinya. 

Qs. Ya Sin (36): 36

سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡأَزۡوَٰجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلۡأَرۡضُ وَمِنۡ أَنفُسِهِمۡ وَمِمَّا لَا يَعۡلَمُونَ  ٣٦

“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” 

Hal itu merupakan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki manusia. Dengan adanya pasangan-pasangan itu, Allah Swt telah menunjukkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya bagi manusia yang mau berpikir dengan baik. Supaya manusia senantiasa menyadari dan mengingat akan kebesaran Allah Swt dalam segala aspek kehidupannya. Dengan selalu mentaati apa-apa yang telah diperintahkan-Nya dan menjauhi apa-apa yang menjadi larangan-Nya. 

Qs. Ar Ra’d (13): 3

وَهُوَ ٱلَّذِي مَدَّ ٱلۡأَرۡضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَٰسِيَ وَأَنۡهَٰرٗاۖ وَمِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ جَعَلَ فِيهَا زَوۡجَيۡنِ ٱثۡنَيۡنِۖ يُغۡشِي ٱلَّيۡلَ ٱلنَّهَارَۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ  ٣

“Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. Semua yang diperbuat oleh Allah Swt, supaya manusia itu sadar dan selalu mengingat akan kebesaran-Nya. Maka dari itu, manusia dituntut untuk sesegera mungkin untuk mentaati apa yang telah ditetapkan serta diperintahkannya.” 

Qs. Adz Dzariyat (51): 49-50

وَمِن كُلِّ شَيۡءٍ خَلَقۡنَا زَوۡجَيۡنِ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ  ٤٩ 

فَفِرُّوٓاْ إِلَى ٱللَّهِۖ إِنِّي لَكُم مِّنۡهُ نَذِيرٞ مُّبِينٞ  ٥٠

“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. 

Dengan begitu, manusia harus bisa menjaga dan memelihara keberagaman dari penciptaan pasangan itu. Jangan sampai memisahkannya, apalagi sampai merusaknya. 

Qs. Al A’raf (7): 56

وَلَا تُفۡسِدُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ بَعۡدَ إِصۡلَٰحِهَا وَٱدۡعُوهُ خَوۡفٗا وَطَمَعًاۚ إِنَّ رَحۡمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ مِّنَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ  ٥٦

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” 

Di dalam ayat itu, Allah Swt melarang manusia berbuat kerusakan di muka bumi. Allah Swt justru memberi Rahmat-Nya (kasih sayang) kepada manusia yang berbuat baik, yakni mereka yang bisa menjaga, merawat serta memelihara keragaman makhluk di muka bumi ini. Allah Swt menghendaki manusia berbuat kebaikan di muka bumi ini. Dan tidak menginginkan ada yang membuat kerusakan, kezaliman dan kejahatan. Dari itulah Allah mengutus dan menjadikan manusia pilihan untuk menjadi Nabi dan Rasul kepada setiap bangsa di muka bumi ini. Semua Nabi dan Rasul mengajarkan kebaikan dan melarang untuk berbuat kerusakan serta kejahatan. Dengan berbuat baik, maka akan tercipta kedamaian, ketentraman, ketenangan, dan kebahagiaan. Sebaliknya, ketika berbuat jahat maka akan tercipta, kerusakan, kehancuran, keburukan dan bencana. Kebaikan dan kejahatan itu tidaklah sama, keduanya merupakan perbuatan yang saling berlawanan. Dampak yang ditimbulkannya pun berbeda. Dan, balasannya juga berbeda. 

Qs. As Sajdah (41): 34

وَلَا تَسۡتَوِي ٱلۡحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُۚ ٱدۡفَعۡ بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِي بَيۡنَكَ وَبَيۡنَهُۥ عَدَٰوَةٞ كَأَنَّهُۥ وَلِيٌّ حَمِيمٞ  ٣٤

Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” 

Allah Swt juga menyatakan bahwa kebaikan akan dibalas dengan kebaikan pula. 

Qs. Ar Rahman (55): 60-61

هَلۡ جَزَآءُ ٱلۡإِحۡسَٰنِ إِلَّا ٱلۡإِحۡسَٰنُ  ٦٠ 

فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ  ٦١

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?.”

Di ayat lain, Allah Swt juga menyatakan bahwa setiap perbuatan baik yang telah dikerjakan akan kembali kepadanya. ia akan mendapat pahala yang besar disisi-Nya. 

Qs. AL Baqarah (2): 110

وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَمَا تُقَدِّمُواْ لِأَنفُسِكُم مِّنۡ خَيۡرٖ تَجِدُوهُ عِندَ ٱللَّهِۗ إِنَّ ٱللَّهَ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٞ  ١١٠

“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” 

Begitu pula dengan kejahatan akan dibalas dengan kejahatan yang serupa. Akan tetapi, siapa yang mau memaafkan perbuatan jahat itu. Apalabi bisa berbuat baik kepada yang melakukan perbuatan jahat kepadanya. maka ia akan mendapatkan balasan berupa pahal yang berlipat ganda. 

Qs. Asy Syura (42): 40

وَجَزَٰٓؤُاْ سَيِّئَةٖ سَيِّئَةٞ مِّثۡلُهَاۖ فَمَنۡ عَفَا وَأَصۡلَحَ فَأَجۡرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ  ٤٠

Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” 

Allah juga menyatakan bahwa barangsiapa yang mengerjakan kejahatan niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak akan mendapat pelindung dan juga tidak ada penolong selain dari Allah Swt. 

Qs. An Nisa (4): 123

لَّيۡسَ بِأَمَانِيِّكُمۡ وَلَآ أَمَانِيِّ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِۗ مَن يَعۡمَلۡ سُوٓءٗا يُجۡزَ بِهِۦ وَلَا يَجِدۡ لَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلِيّٗا وَلَا نَصِيرٗا  ١٢٣

“(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah. 

Di ayat lain, Allah Swt menyatakan bahwa barangsiapa yang mengerjakan amal saleh adalah untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan akan menimpa dirinya sendiri. 

Qs. Al Jatsiyah (45): 15

مَنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا فَلِنَفۡسِهِۦۖ وَمَنۡ أَسَآءَ فَعَلَيۡهَاۖ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمۡ تُرۡجَعُونَ  ١٥

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan.” 

Qs. Al Isra (17): 7

إِنۡ أَحۡسَنتُمۡ أَحۡسَنتُمۡ لِأَنفُسِكُمۡۖ وَإِنۡ أَسَأۡتُمۡ فَلَهَاۚ فَإِذَا جَآءَ وَعۡدُ ٱلۡأٓخِرَةِ لِيَسُُٔواْ وُجُوهَكُمۡ وَلِيَدۡخُلُواْ ٱلۡمَسۡجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٖ وَلِيُتَبِّرُواْ مَا عَلَوۡاْ تَتۡبِيرًا  ٧

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.” 

Bahkan di ayat lain disebutkan bahwa barangsiapa yang melakukan kejahatan, maka ia akan mendapatkan balasan sesuai dengan kejahatan yang telah dilakukannanya. Allah Swt Maha Adil, Dia akan memberikan hukuman yang setimpal (seimbang) sesuai dengan perbuatannya. Balasan berupa Pahala dan dosa tidak akan pernah tertukar kepada mereka yang melakukan kebaikan dan kejahatan itu. 

Qs. Al Qashash (28): 84

مَن جَآءَ بِٱلۡحَسَنَةِ فَلَهُۥ خَيۡرٞ مِّنۡهَاۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجۡزَى ٱلَّذِينَ عَمِلُواْ ٱلسَّئَِّاتِ إِلَّا مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ  ٨٤

“Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.” 

Demikian Allah Swt memberikan balasan kepada manusia yang berbuat kebaikan dan kejahatan. Allah akan memberikan pahala yang berlipat ganda kepada mereka yang berbuat baik dan juga membalas dengan balasan yang setimpal kepada pelaku kejahatan. Allah akan membalas setiap perbuatan baik dan jahat sekecil apapun perbuatan itu dilakukan, walaupun seberat atau sebesar dzarrah (Molekul penyusun atom) sekalipun. 

Qs. Al Zalzalah (99): 7-8

لَهَا يَوۡمَئِذٖ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرٗا يَرَهُۥ  ٧ 

وَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٖ شَرّٗا يَرَهُۥ  ٨

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. 

Dalam hal balasan terhadap kebaikan dan kejahatan ini, ada ayat yang menarik untuk diperhatikan dan direnungi serta diambil pelajaran. Ayat itu menyatakan bahwa Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat balasan terhadap amalnya itu. Sedangkan, ketika ia melakukan perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). 

Qs. Al An’am (6): 160

مَن جَآءَ بِٱلۡحَسَنَةِ فَلَهُۥ عَشۡرُ أَمۡثَالِهَاۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجۡزَىٰٓ إِلَّا مِثۡلَهَا وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ  ١٦٠

Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” 

Di dalam hadits Rasululullah Saw juga dijelaskan tentang balasan dari perbuatan baik dan jahat ini, yaitu :

عَنِ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْ هُمَا، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلى الله عليه وسلم فِيْمَا يَ رْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ تَ بَارَكَ وَتَ عَالَى: إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَ يَّنَ ذَلِكَ : فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَ لَمْ يَ عْمَلْهَا كَ تَبَ هَا عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَ عَمِلَهَا كَتَبَ هَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَةَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْ رَةٍ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَ لَمْ يَ عْمَلْهَا كَتَبَ هَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وإِنْ هَمَّ بِهَا فَ عَمِلَهَا كَتَبَ هَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَة. (رواه البخاري ومسلم في صحيحهما بهذه الحروف)

“Dari Ibnu ‘Abbas Ra. dari Nabi Saw tentang hadits yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya Azza wa Jalla. Nabi Saw bersabda, “Sesungguhnya Allah menulis kebaikan-kebaikan dan kesalahan-kesalahan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa berniat melakukan kebaikan namun dia tidak (jadi) melakukannya, Allah tetap menuliskannya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Jika ia berniat berbuat kebaikan kemudian mengerjakannya, maka Allah menulisnya di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipatan yang banyak. Barangsiapa berniat berbuat buruk namun dia tidak jadi melakukannya, maka Allah menulisnya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Dan barangsiapa berniat berbuat kesalahan kemudian mengerjakannya, maka Allah menuliskannya sebagai satu kesalahan.” (HR. Bukhari dan Muslim dalam Kitab Shahihnya dengan redaksi yang sama). (Syarah Arbain Annawawiyah, hadits ke-37). 

Dalam (Qs. Al An’am (6): 160), Allah Swt sangat jelas menyatakan bahwa siapa yang mengerjakan amal kebaikan akan mendapatkan balasan (pahala) sepuluh kali lipat amalnya, dan jika mengerjakan kejahatan akan di balas dengan kejahatan yang seimbang. Lebih rinci lagi disebutkan di dalam Hadist, jika seseorang berniat melakukan perbuatan baik, Allah akan membalasnya dengan satu kebaikan. Apabila, niat berbuat baik itu bisa dikerjakannya dengan benar maka akan dibalas Allah dengan sepuluh kebaikan hingga sampai tujuh ratus kali lipat banyaknya. Luar biasa!. Berniat baik saja sudah dapat pahala satu kebaikan penuh apalagi mampu melakukan niat baik itu dengan benar, Allah akan membalas dengan pahala yang berlipat ganda. Subhanallah! Dan jika seseorang mempunyai niat untuk berbuat buruk (jahat) maka Allah tidak mencatatnya sebagai sebuah keburukan (kejahatan). Dan apabila niat buruk itu tidak jadi dilakukan, maka Allah Swt akan menulisnya sebagai sebuah kebaikan. Subhanallah! Apabila niat buruk itu dikerjakan, maka Allah Swt hanya menuliskan sebagai satu kesalahan saja. Allah Maha Adil dan Maha Bijaksana kepada semua makhluk-Nya. Dia menghendaki agar manusia bisa berbuat baik sebanyak-banyaknya. Dia tidak menghendaki hamba-Nya berbuat kesalahan, kejahatan dan kezhaliman. Sehingga, Allah Swt membalas perbuatan baik itu dengan ganjaran pahala yang berlipat ganda dan membalas setiap kesalahannya sesuai dengan kesalahan itu saja. Allah Swt tidak membalas perbuatan jahat dengan berlipat ganda pula. Artinya, ampunan dan Rahmat Allah itu sangat luas. Tinggal manusianya saja yang sadar dan tahu diri dengan setiap perbuatan yang dilakukannya. 

Kalau balasan perbuatan baik dan jahat itu dimatematikakan, maka kita akan menemukan penjumlahan sederhana sebagai berikut : 

Niat Kebaikan = 1 kebaikan penuh

Niat dikerjakan = 10 kebaikan (sampai 700 kali lipat)

Niat jahat = 0 kejahatan

Niat dikerjakan = 1 kejahatan 

Dari penjumlahan sederhana itu akan didapatkan hasil 10 – 1 = 9 (ini belum dijumlahkan dengan kelipatannya). Jika dijumlahkan lagi, maka balasan kebaikan itu lebih besar lagi. Artinya ketika seseorang sekali berbuat baik dan juga berbuat jahat, maka balasan kebaikan lebih besar dari balasan kejahatan, sehingga nilai kebaikan itu menutupi nilai kejahatannya. 

Qs. Al Furqan (25): 70

إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلٗا صَٰلِحٗا فَأُوْلَٰٓئِكَ يُبَدِّلُ ٱللَّهُ سَئَِّاتِهِمۡ حَسَنَٰتٖۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمٗا  ٧٠

“Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. 

Rasulullah Saw juga bersabda :

عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَة ، وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْ هُمَا، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ . (رواه الترمذي وقال: حديث حسن وفي بعض النسخ : حسن صحيح(

“Dari Abu Dzar, Jundub bin Junadah dan Abu ‘Abdurrahman, Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda : Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya ia akan menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik” (HR. HR. Tirmidzi, ia telah berkata: Hadits ini hasan, pada lafazh lain derajatnya hasan shahih). (Syarah Arbain Annawawiyah, hadits ke-18). 

Di ayat dan hadits tersebut sudah sangat jelas, bahwa Allah Swt akan mengganti nilai kejahatan yang dilakukan seseorang dengan kebaikan, selama ia bertaubat, beriman dan mengerjakan kebaikan (amal saleh). Untuk itulah, Allah Swt menyuruh hamba-hamba-Nya untuk selalu berbuat kebaikan dimanapun ia berada sebanyak-banyaknya. Bahkan disuruh untuk berlomba-lomba untuk mendapatkannya. 

Qs. Al Baqarah (2): 148

وَلِكُلّٖ وِجۡهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَاۖ فَٱسۡتَبِقُواْ ٱلۡخَيۡرَٰتِۚ أَيۡنَ مَا تَكُونُواْ يَأۡتِ بِكُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ  ١٤٨

“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” 

Di ayat lain Allah Swt juga menyatakan bahwa perbuatan baik akan menghapus perbuatan-perbuatan yang buruk. Allah Swt tidak akan pernah menyia-nyiakan pahala bagi mereka yang melakukan perbuatan baik. dengan syarat, ia harus bersabar dalam mengerjakan kebaikan itu. Jangan tergesa-gesa dalam mengerjakannya. Dan juga jangan terlalu berharap dengan hasil yang bagus. Sebab, tidak semua perbuatan baik itu akan mendapat hasil yang memuaskan. Terkadang justru berbuah kekecewaan. Untuk itu, sabar dalam berbuat baik itu merupakan kunci dalam meraih keberhasilan. Jangan pedulikan hasilnya, semuanya serahkan kepada Allah Swt. Biarlah, Dia yang menentukan segalanya. Yakin saja, bahwa perbuatan baik yang kita lakukan tidak akan pernah sia-sia dalam pandangan-Nya. Kita harus selalu ingat dengan-Nya, kapanpun dan dimanapun kita berada. 

Qs. Hud (11): 114-115

وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ طَرَفَيِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفٗا مِّنَ ٱلَّيۡلِۚ إِنَّ ٱلۡحَسَنَٰتِ يُذۡهِبۡنَ ٱلسَّئَِّاتِۚ ذَٰلِكَ ذِكۡرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ  ١١٤ 

وَٱصۡبِرۡ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجۡرَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ  ١١٥

“Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.” 

Perhitungan matematika itu bukan untuk menyederhanakan balasan (pahala) yang diberikan Allah Swt. Perhitungan itu hanya untuk memberikan gambaran bahwa balasan terhadap kebaikan lebih besar dari kejahatan yang dilakukan. Hal ini juga bukan berarti meremehkan perbuatan jahat (kesalahan) yang dilakukan. Perbuatan baik itu harus dilakukan secara terus-menerus tiada henti sampai ajal menjemput. Sedangkan perbuatan jahat, sekecil apapun itu jangan sampai dilakukan, apalagi sampai terulang secara terus-menerus pula. Sekecil apapun perbuatan baik dan jahat yang dilakukan akan mendapatkan balasan. Allah Swt menyatakan, barang siapa yang berat timbangan kebaikannya selama hidup di dunia, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, yaitu kejahatan yang dilakukannya lebih besar dari pada perbuatan baiknya. Allah Swt mengancam akan memasukkannya ke dalam neraka Hawiyah. Yaitu api yang sangat panas. 

Qs. Al Qari’ah (101): 6-11

فَأَمَّا مَن ثَقُلَتۡ مَوَٰزِينُهُۥ  ٦ 

فَهُوَ فِي عِيشَةٖ رَّاضِيَةٖ  ٧ 

وَأَمَّا مَنۡ خَفَّتۡ مَوَٰزِينُهُۥ  ٨ 

فَأُمُّهُۥ هَاوِيَةٞ  ٩ 

وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا هِيَهۡ  ١٠ 

نَارٌ حَامِيَةُۢ  ١١

“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.” 

Perbuatan baik yang dilakukan itu akan menambah timbangan amal nantinya di akhirat. Begitu pula perbuatan jahat akan mengurangi timbangan kebaikan. Karena itu, jangan sampai nilai kebaikan kita justru lebih kecil timbangannya dari pada nilai kejahatan. Sehingga celaka nantinya di akhirat, dengan masuk neraka Hawiyah. Nauzdubillah.…__

 

#Menyebarluaskan Kebaikan#

Paringin, 1 Oktober 2021

Tidak ada komentar:

Popular