Banyak orang tua yang tidak memahami pembelajaran secara daring. Terlebih materi dan tugas yang diberikan kepada anak-anak mereka. Hampir setiap hari anak mendapat tugas dari gurunya secara daring. Hal ini membuat anak dan orang tua menjadi kelimpungan. Orang tua dan anak tidak paham dengan tugas dan materi ajar itu. Sebab, anak tidak diberikan penjelasan yang memadai oleh guru. Pembelajaran melalui daring dengan mendownloud materi terkadang tidak dibaca. Walaupun dibaca juga tidak bisa dipahami. Video pembelajaran yang di share juga tidak menolong anak didik paham terhadap bahan ajar. Belum lagi guru yang mengajar secara daring ingin mengejar ketercapaian kurikulum. Bab atau bahan pelajaran yang satu belum dipahami anak, kemudian lanjut lagi dengan bab atau bahan yang lainnya. Akhirnya anak didik menjadi stres dan bosan. Sebab, mereka tidak bisa menyesuaikan dengan pelajaran itu. Orang tua yang diharapkan bisa membantu juga tidak mampu. Banyak orang tua yang mengeluh akibat tidak bisa mendampingi anaknya. Alasannya bisa karena kesibukan, lelah setelah bekerja seharian. Dan yang lebih banyak disebabkan tidak paham dengan materi pembelajarannya.
Ketika pembelajaran tatap muka ditiadakan dan diganti dengan daring, banyak sekali masalah yang muncul. Masalah yang muncul tidak hanya dihadapi oleh anak didik, orang tua dan guru. Semua orang juga merasakannya. Para pejabat pemangku kebijakan juga mulai gerah. Akibat banyaknya desakan para orang tua, guru dan masyarakat agar membuka kembali pembelajaran tatap muka disekolah. Dengan alasan pandemi covid 19 yang masih terus meningkat mereka juga tidak berani memberikan izin membuka PTM. Padahal menurut SKB 4 Menteri, PTM bisa dibuka apabila suatu daerah berada pada level 3, 2 dan 1. Akan tetapi dengan menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) yang ketat.
Saat ini covid 19 di Kalimantan Selatan sudah
mengalami penurunan. Hanya Banjarmasin dan Banjarbaru yang masih level 4. Bahkan
ada daerah yang sudah berada dilevel 2. Tentuanya, kita semua berharap PTM bisa
segera dibuka lagi. Sebab, dengan PTM guru dan murid bisa berinteraksi dengan
baik. Penanaman karakter bisa kembali ditanamkan kepada siswa. Selama pembelajaran
secara daring nilai-nilai karakter ini telah hilang. Adab atau akhlak tidak bisa
diberikan secara daring. Akhlak hanya bisa dilakukan melalui pembiasaan. Dengan
selalu melakukan kebiasaan baik, seperti mengucapkan salam, membersihkan kelas,
membuang sampah pada tempatnya, berkata-kata yang baik dan sopan, melaksanakan
salat berjamaah, berpakaian rapi, disiplin, dan lain-lain. Hal itu biasanya
dilakukan setiap hari disekolah. Guru senantiasa menanamkan nilai-nilai itu
kepada siswanya. Dengan adanya penanaman karakter atau akhlak kepada anak didik
sedini mungkin, maka akan menjadi sebuah kebiasaan. Dengan begitu, anak didik
akan menjadi orang yang berkarakter baik. Anak yang beradab dan berakhlak. Jauh
dari kenakalan anak remaja masa kini. Dan bisa terhindar dari pergaulan bebas
dan narkoba. Semoga!
#Menyebarluaskan Kebaikan#
Paringin, 26 September 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar