MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Sabtu, 29 Februari 2020

Karena Cinta

Sabtu, 29 Februari 2020, sekitar jam 08.30 Wita berangkat dari rumah di Paringin Kabupaten Balangan menuju Martapura untuk menghadiri Haul Abah Guru Sekumpul yang ke-15. Ketika berangkat hujan yang cukup lebat membasahi Bumi Sanggam Balangan. Selama perjalanan pagi itu hujan terus menerus turun. Sampai di daerah Pantai Hambawang Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) hujan reda. Dan setelahnya tidak ada lagi turun hujan sampai tiba di Martapura sekitar jam 16.30 Wita. Alhamdulillah bisa sampai dengan selamat dan bisa mengikuti rangkaian acara Haulan Abah Guru, walaupun jarak duduk saya sangat jauh dari area Sekumpul. Akan tetapi tidak mengurangi kekhidmatan dan kekhusyukan acara Haul itu.

Selama perjalanan dari Paringin menuju Martapura. Banyak sekali ditemukan Rest Area. Hampir tiap desa di sepanjang jalan menuju Sekumpul itu ada tempat itu. Berbagai macam menu makanan disuguhkan. Semuanya gratis. Masyarakat melakukannya secara swadaya untuk membantu dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi jamaah yang pergi ke tempat Haul Abah Guru Sekumpul. Sungguh luar biasa, apa yang dilakukan oleh segenap lapisan masyarakat itu hanya untuk ikut berpartisipasi dalam acara Haulan itu. Mereka beranggapan tidak bisa pergi langsung ke acara haulan akan tetapi bisa membantu jamaah yang berangkat merupakan sesuatu yang sangat membanggakan bagi mereka. Anggapannya, mereka yang membantu jamaah itu akan mendapatkan berkah dari almarhum Almukarram Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani. Dengan keberkahan itu, mereka berharap bisa memberikan keberuntungan dan kesuksesan di dalam hidupnya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amin!

Menurut informasi, rest area ini tidak hanya di daerah Kalimantan Selatan. Dari Samarinda, Balikpapan, Penajam dan daerah Kalimantan Timur yang dilalui jamaah haul menuju ke Sekumpul juga membuat tempat beristirahat itu. Begitu juga daerah Palangka Raya, Sampit, Kapuas dan sebagainya juga menyediakan tempat itu. Ada yang secara pribadi, kelompok dan sebagainya. Tidak hanya itu, ada yang mengratiskan BBM (Bahan Bakar Minyak) bagi pengendara motor. Di sepanjang jalan menuju Sekumpul ada juga yang memberikan buah-buahan. Kebetulan pada saat ini sedang musim rambutan dan langsat (duku), buah lokal daerah Kalimantan. Sehingga banyak juga dari masyarakat yang membagikan kedua buah-buahan itu secara gratis. Belum lagi air mineral, baik botol ataupun gelas juga dibagikan secara gratis.

Selama dalam perjalanan menuju Sekumpul perasaan ini campur aduk. Senang, karena jalanan sangat ramai dan penuh makanan. Kalau sanggup perutnya, tiap rest area yang disinggahi pasti dapat makanan gratis. Ada juga rasa lelah, karena sepanjang jalan penuh dengan kemacetan. Biasanya, dalam waktu normal dari Paringin ke Sekumpul dapat ditempuh sekitar 4 jam. Tapi pada waktu haulan ini bisa sampai 8-10 jam. Atau bahkan bisa saja lebih dari itu, tergantung situasi jalanan dan tingkat kemacetannya. Selain itu, ada juga rasa haru melihat keikhlasan dan kesabaran masyarakat memberikan pelayanan kepada jamaah haul. Mereka tulus ikhlas memberikan apa yang bisa mereka berikan. Seperti makanan, minuman, buah-buahan, BBM dan sebagainya. Ada juga yang memberikan jasanya, seperti pijat atau urut gratis, bengkel gratis, toilet, rumah untuk istirahat dan sebagainya. Rasa haru dan bangga campur aduk melihat semua itu. Belum lagi, relawan yang mengatur lalu lintas. Bahkan ada yang siang malam mereka bertugas mengatur lalu lintas itu agar para pengendara mobil dan sepeda motor bisa tertib. Hujan dan panas tidak mereka pedulikan. Semua itu mereka lakukan untuk kelancaran acara Haulan Abah Guru Sekumpul.

Kadang bulu kuduk ini berdiri menyaksikan keikhlasan dan kesabaran mereka itu. Sungguh luar biasa!. Semua lapisan masyarakat bersatu padu untuk suksesnya acara haulan. Padahal, diantara mereka itu mungkin ada yang tidak pernah ketemu dengan Abah Guru. Atau, mungkin saja ada diantara mereka yang tidak tahu siapa Beliau. Atau, bisa juga tidak pernah pergi ke pengajian Beliau sewaktu masih hidup. Bisa juga, tidak pernah sama sekali ke Sekumpul untuk berziarah ke Makam Beliau. Atau, tidak pernah menonton video ceramahnya. Tidak juga tahu orangnya, karena tidak pernah sama sekali melihat fotonya, dan sebagainya. Tapi mau melakukan semua itu dengan tulus dan ikhlas. Tanpa mengharapkan apapun, kecuali keberkahan.

Biasanya, orang yang mau berkorban apapun terhadap seseorang yang dikenal ataupun tidak dikenalnya merupakan sebuah kecintaan. Cinta itu merupakan perasaan suka terhadap sesuatu. Ketika rasa cinta itu muncul, maka dia rela berkorban harta benda bahkan nyawa sekalipun untuk orang yang dicintainya. Dia tidak peduli dengan dirinya. Dia akan bahagia kalau orang yang dicintainya itu senang. Walaupun orang yang dicintainya itu tidak tahu bahwa ia mencintainya. Begitulah perasaan cinta itu masuk dan terpendam didalam jiwanya. Apalagi, kalau orang yang dicintainya itu orang yang mulia. Misalnya Nabi dan Rasul, para Auliya Allah maupun Ulama. Mereka itu merupakan orang yang sangat dekat dengan Allah Swt. Kehidupannya dipenuhi dengan ibadah dan perbuatan baik. Mencintainya sama dengan mencintai Allah Swt. Nabi Saw menyatakan bahwa siapa mencintai seseorang, maka dia akan bersamanya kelak di akhirat.

Kita semua sudah mengetahuinya, Abah Guru Sekumpul merupakan salah satu dari para Auliya Allah itu. Setiap tahun, haulnya selalu bertambah jamaah yang datang. Tidak hanya dari Kalimantan Selatan saja, tapi juga provinsi tetangga bahkan negara lain. Ini membuktikan kecintaan mereka kepada Abah Guru. Kita berharap kecintaan ini bisa berlanjut sampai ke alam akhirat kelak. Para Aulia Allah mendapat jaminan surga-Nya. Orang yang cinta dengan penghuni surga, maka kelak ia akan bersamanya pula di dalam surga. Semoga!

#Menyebarluaskan Kebaikan#
Martapura, 29 Februari 2020

Kamis, 27 Februari 2020

Selesaikan Secara Kekeluargaan

Radar Banjar, Kamis 27 Februari 2020 memuat berita dengan judul “PGRI Protes Guru Digunduli”. Berita itu terkait dengan kejadian susur sungai Sempor yang menewaskan 10 siswa SMPN 1 Turi Yogyakarta. Dalam kejadian itu polisi telah menetapkan tiga tersangka. Mereka merupakan Pembina pramuka di SMPN 1 Turi, yaitu IYA (36), DDS (58) dan R (58). Status tersangka ditetapkan oleh Polres Sleman Yogyakarta karena mereka dianggap lalai sehingga menyebabkan adanya korbar meninggal dunia. Padahal mereka yang bertiga ini sudah memiliki sertifikat dalam kepramukaan karena telah lulus Kursus Mahir Dasar (KMD) Pramuka. Namun, karena dinilai gagal dalam mengantisipasi adanya gejala alam seperti cuaca mendung dan hujan, maka terjadilah tragedi memilukan itu.

Pada saat konferensi pers, Polres Sleman Yogyakarta menghadirkan ketiga guru itu sebagai tersangka. Ada hal yang menarik dan membuat heboh para guru se Indonesia. Ketiga guru itu sudah memakai baju tahanan dan kepala ketiganya digunduli. Banyak sekali protes guru-guru di media sosial dengan perlakukan kepolisian terhadap ketiganya. Ketiga guru Pembina pramuka itu digunduli, seolah-olah mereka disamakan dengan para pelaku kejahatan seperti maling, begal, perampok dan sebagainya. Padahal mereka itu hanya lalai saja terhadap tugasnya sehingga menimbulkan korban jiwa. Guru-guru tidak terima dengan perlakuan pihak kepolisian kepada ketiganya. Kalau dilihat dari aspek hukum, mungkin mereka bersalah karena telah lalai. Akan tetapi, dari segi etika tidak sepantasnya mereka disamakan dengan pelaku kejahatan lainnya. Sampai-sampai Ketua Umum PGRI Pusat, Prof. Unifah datang untuk melakukan investigasi dan memberikan bantuan hukum kepada ketiganya. Unifah juga meminta agar tidak menyalahkan ketiga guru itu semata. Menurut Ketua LKBH PGRI Pusat, Ahmad Wahyudi mengatakan dari penelusuran awal yang telah dilakukan, pihaknya tidak menemukan pelanggaran prosedural yang dilakukan oleh sekolah dalam penyelenggaraan program susur sungai pramuka itu. Bahkan beredar di group WatsApp hasil investigasi dari Advokat PGRI pada hari Senin, 24 Februari 2020 yang menyatakan bahwa kegiatan susur sungai adalah legal formal/resmi, bukan spontan dengan dasar : (1) Kegiatan Pramuka adalah kegiatan Ekstrakulekuler Wajib, (2) Kegiatan Pramuka sudah diprogramkan di rencana Kerja Sekolah dan masuk dalam RAPB sekolah, (3) Program Ekstrakulekuler Pramuka diadakan tiap hari jumat, (4) Program dibuat secara rigit dalam satu tahun, termasuk kegiatan susur sungai, (5) Program susur sungai adalah legal diadakan setiap tahun, dan (6) Selama ini dan sudah bertahun-tahun tidak pernah terjadi apa-apa. Untuk itu, pihak kepolisian harus jeli melihat kasus ini sehingga tidak menyalahkan guru semata. Sebab, tidak ada yang menghendaki setiap bencana atau musibah itu terjadi. Tragedi susur sungai itu murni karena musibah yang tidak bisa terhindarkan lagi. Siapapun tidak menghendakinya. Tetapi, semua telah terjadi. 10 dari 200 siswa yang ikut susur sungai itu tewas. Pihak kepolisian telah menetapkan tiga guru Pembina menjadi tersangka. Dan saat ini telah dimasukkan ke dalam penjara.

Pada saat jumpa pers, salah satu guru Pembina Pramuka yang dijadikan tersangka memberikan klarifikasinya. IYA menyampaikan rasa penyesalan, serta meminta maaf kepada keluarga. IYA menjelaskan, kejadian itu berawal dari keinginan para Pembina pramuka untuk memperkenalkan kegiatan outbound di pinggir sungai  kepada siswa-siswi SMPN 1 Turi. Sebelum para siswa menyusuri sungai, IYA mengaku sempat memeriksa arus sungai dan jalur awal susur sungai bersama temannya. IYA menyiapkan para para siswa pukul 13.15 WIB. Selang 15 menit dia memberangkatkan siswa. Saat itu hujan belum turun. Mereka tidak mengetahui bahwa di daerah hulu sungai itu hujan sangat lebat sehingga menyebabkan air meluap dan mengalir deras kea rah hilirnya. Nah, pada saat itulah, para siswa yang mengadakan kegiatan susur sungai tidak menyangka air bah datang secepat itu. Sehingga, sebagian dari mereka tidak bisa menyelamatkan diri dan dinyatakan tewas terseret air bah itu.

Menurut Peraturan Menteri pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 63 Tahun 2014 pada Pasal 2 atay 1 menyatakan bahwa Pendidikan kepramukaan merupakan kegiatan Ekstrakulekuler Wajib yang harus dilaksanakan semua jenjang pendidikan dari tingkat Dasar sampai Menengah. Pasal 2 ayat 2 menyatakan kegiatan ekstrakulekuler wajib kepramukaan harus diikuti oleh seluruh peserta didik. Dalam Pasal 7 ayat 2 yang menyatakan bahwa Pembina Pramuka adalah Guru Kelas/Guru Mata pelajaran yang telah memperoleh sertifikat paling rendah kursus dasar atau Pembina Pramuka yang bukan guru kelas/guru mata pelajaran. Artinya secara hukum, para guru itu telah memenuhi aturan yang berlaku. Mereka melaksanakan kegiatan pramuka dengan susur sungai itu merupakan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) mereka sebagai Pembina Pramuka. Mereka juga telah memiliki sertifikat kepelatihan Pramuka. Artinya mereka melakukannya dengan legal dan prosedural. Selain itu, dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan pada Pasal 7 Ayat 1 poin h disebutkan profesi guru memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Pada Pasal 14 ayat 1 poin c juga disebutkan bahwa Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan itu, guru berhak memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual. Sehingga tidak etis kalau guru yang melakukan kesalahan bukan karena kesengajaan dan juga bukan tindak kriminal kejahatan diperlakukan sama dengan pelaku kejahatan itu.

Kasus ini merupakan sebuah pukulan bagi dunia pendidikan kita. Guru yang telah melakukan tugasnya sesuai dengan prosedur yang berlaku, hanya akibat musibah alam menjadi tersangka dan dipenjara. Memang, kejadian itu sudah menimbulkan kehilangan nyawa beberapa siswa. Akan tetapi, itu merupakan musibah yang tidak bisa dihindari oleh siapapun. Kedepan, kalau peristiwa ini terus berujung kepada status terdakwa dan dapat vonis hukum secara inkrah. Maka akan membuat efek jera bagi guru-guru yang lain. Guru akan berpikir untuk membawa siswa-siswinya untuk belajar di luar sekolah. Seperti outbound, camping, rekreasi, pantai, gunung dan sebagainya. Mereka akan merasa takut kalau terjadi musibah yang akan menimpa mereka nantinya. Kalau sudah seperti ini, maka pendidikan anak akan terhambat. Kreatifitas guru dan siswa tidak akan bisa berkembang. Pengetahuan akan terkungkung di dalam sekolah saja. Guru tidak berani membawa siswa-siswainya keluar sekolah. Hal ini akan berakibat fatal bagi perkembangan dunia pendidikan di Indonesia nantinya. Peristiwa ini akan menjadi presiden buruk bagi pendidikan ke depannya. Sebab, pendidikan yang diajarkan itu tidak melulu teori yang ada di sekolah. Para siswa juga perlu belajar tentang ilmu pengetahuan di luar lingkungan sekolah. Para siswa juga perlu dibekali ilmu tentang kehidupan dan lingkungan. Ketika mereka melakukan outbound, rekreasi, susur sungai, pendakian gunung, pantai dan sebagainya. Mereka akan belajar tentang banyak hal dalam kehidupan di muka bumi. Mereka bisa belajar disiplin, kerjasama, kelompok, empati, simpati, dan arti kehidupan yang sebenarnya. Selain ilmu pengetahuan, banyak pula pengalaman hidup yang mereka dapat. Sehingga siap nantinya ketika terjun ke masyarakat. Mengamalkan ilmu yang telah didapatnya selama pendidikan di sekolah.

Kita semua berharap. Pihak aparat hukum bisa bertindak dengan adil dan bijaksana. Bisa membedakan mana yang murni pelanggaran hukum dan etika. Jika terbukti nantinya mereka melanggar hukum, biarlah mereka menanggung resikonya. Akan tetapi janganlah melecehkan profesi guru dengan cara menggunduli mereka. Janganlah setiap pelanggaran hukum itu disamakan kasusnya dengan perbuatan kriminal. Kasus itu terjadi akibat faktor kelalaian saja. Kalau perlu diselesaikan secara kekeluargaan saja. Tidak usah sampai ke meja hijau. Sehingga hal ini tidak akan terjadi lagi nantinya.Semoga!!!


#Menyebarkanluaskan Kebaikan#
Paringin, 27 Februari 2020

Rabu, 19 Februari 2020

Menuai Kebaikan

Dalam kehidupan di dunia ini, semua orang diarahkan untuk bisa berbuat baik sebanyak-banyaknya. Hal ini merupakan perintah semua agama. Tidak ada dalam ajaran sebuah agama yang mengajarkan kepada pengikutnya untuk berbuat jahat. Ketika ada suatu pengikut yang berbuat jahat, bukan ajarannya yang salah akan tetapi bisa jadi ajaran itu di salah pahami oleh mereka. Begitu juga dalam Agama Islam. Sumber ajarannya merujuk kepada Al qur’an dan hadits. Rasulullah Saw bersabda :

تَرَكْتُ فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ مَا اِنْ تَمَسَكْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوْا اَبَدَ كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّتِى. (رواه مالك).
Aku tinggalkan kamu dua perkara, kamu tidak akan sesat selama kamu berpegang dengan kedua-duanya, yaitu kitab Allah (Al-Qur’an) dan sunnahku.” (HR. Malik, Hadits ini shahih menurut riwayat Imam Hakim dan Ibnu Abdil Barr dan yang lain).

Al qur’an dan sunnah merupakan pegangan pokok dalam kehidupan di dunia untuk bisa meraih kebaikan yang telah dijanjikan Allah Swt. Meraih kebaikan merupakan sesuatu yang sangat diharapkan semua orang. Allah Swt menyuruh hamba-hamba-Nya untuk terus berlomba dalam mengejar kebaikan itu. Sebab, dimanapun mereka berada, Allah Swt akan mengumpulkannya di akhirat kelak. Artinya, siapa yang yang berbuat baik, maka dia akan bersama dengan orang-orang yang berbuat, dimanapun dan siapapun serta suku dan bangsa manapun di dunia ini. Mereka akan berkumpul ditempat kebaikan, yakni surga-Nya Allah Swt.

Qs. Al Baqarah (2): 148
وَلِكُلّٖ وِجۡهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَاۖ فَٱسۡتَبِقُواْ ٱلۡخَيۡرَٰتِۚ أَيۡنَ مَا تَكُونُواْ يَأۡتِ بِكُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ ١٤٨
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”

Qs. Al Maidah (5): 48
وَأَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ٱلۡكِتَٰبَ بِٱلۡحَقِّ مُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَمُهَيۡمِنًا عَلَيۡهِۖ فَٱحۡكُم بَيۡنَهُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُۖ وَلَا تَتَّبِعۡ أَهۡوَآءَهُمۡ عَمَّا جَآءَكَ مِنَ ٱلۡحَقِّۚ لِكُلّٖ جَعَلۡنَا مِنكُمۡ شِرۡعَةٗ وَمِنۡهَاجٗاۚ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ لَجَعَلَكُمۡ أُمَّةٗ وَٰحِدَةٗ وَلَٰكِن لِّيَبۡلُوَكُمۡ فِي مَآ ءَاتَىٰكُمۡۖ فَٱسۡتَبِقُواْ ٱلۡخَيۡرَٰتِۚ إِلَى ٱللَّهِ مَرۡجِعُكُمۡ جَمِيعٗا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ فِيهِ تَخۡتَلِفُونَ ٤٨
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.”

Dengan banyak melakukan kebaikan, maka ia akan mendapat pahala disisi-Nya. Yakni selalu mendirikan shalat serta menunaikan zakat. Allah Swt senantiasa melihat apapun yang dikerjakan hamba-Nya. Sekecil apapun perbuatan baik itu dilakukannya, pasti Allah Swt mengetahuinya.

Qs. Al Baqarah (2): 110
وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَمَا تُقَدِّمُواْ لِأَنفُسِكُم مِّنۡ خَيۡرٖ تَجِدُوهُ عِندَ ٱللَّهِۗ إِنَّ ٱللَّهَ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٞ ١١٠
“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.”

Allah Swt juga tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan. Setiap perbuatan baik yang dilakukannya, akan mendapatkan balasan yang setimpal. Balasan yang diberikan Allah Swt itu bisa langsung diterimanya maupun dikemudian hari. Bisa semasa hidup di dunia, maupun diakhirat kelak. Yang jelas, perbuatan baik yang telah dilakukan itu tidak akan pernah sia-sia. Walaupun orang yang telah kita bantu (tolong) tidak mengetahuinya. Atau, perbuatan baik yang dilakukannya tidak dianggap baik oleh orang lain. Bahkan cenderung diremehkan atau lebih parah lagi, dia mendapat cercaan, hinaan bahkan mendapat kekerasan fisik. Ingatlah, Allah Swt Maha Tahu. Untuk itu, berbuat baiklah hanya untuk mengharap Rida-Nya saja.

Qs. Hud (11): 115
وَٱصۡبِرۡ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجۡرَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ١١٥
“Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.”

Allah Swt menyatakan bahwa siapa yang mengerjakan kebaikan akan ditambahkan-Nya pada kebaikan itu. Setiap kebaikan akan berbalas kebaikan.

Qs. Asy Syura (42): 23
ذَٰلِكَ ٱلَّذِي يُبَشِّرُ ٱللَّهُ عِبَادَهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِۗ قُل لَّآ أَسۡ‍َٔلُكُمۡ عَلَيۡهِ أَجۡرًا إِلَّا ٱلۡمَوَدَّةَ فِي ٱلۡقُرۡبَىٰۗ وَمَن يَقۡتَرِفۡ حَسَنَةٗ نَّزِدۡ لَهُۥ فِيهَا حُسۡنًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ شَكُورٌ ٢٣
“Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan". Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.”

Bahkan, Allah Swt menyatakan bahwa mereka yang mengerjakan satu kebaikan akan diberikannya ganjaran pahala sepuluh kali lipat. Dan berbanding terbalik dengan mereka yang mengerjakan satu kejahatan akan diberikan pembalasan secara seimbang sesuai dengan perbuatan jahatnya. Artinya, satu kejahatan yang dilakukannya tidak dilipat gandakan balasannya seperti yang Allah Swt berikan kepada mereka yang berbuat kebaikan.

Qs. Al An’am (6): 160
مَن جَآءَ بِٱلۡحَسَنَةِ فَلَهُۥ عَشۡرُ أَمۡثَالِهَاۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجۡزَىٰٓ إِلَّا مِثۡلَهَا وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ ١٦٠
“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).”

Allah Swt juga menyatakan bahwa tidak sama antara orang yang berbuat kebaikan dan mereka yang berbuat kejahatan. Hendaklah ketika menolak sebuah perbuatan jahat itu dengan cara yang lebih baik. Seolah-olah permusuhan yang telah terjadi itu seperti teman yang setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan kepada sembarang orang. Orang-orang teertentu saja yang akan mendapatkannya. Anugerah kebaikan itu akan diberikan-Nya kepada mereka yang memiliki sifat sabar dan orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.

Qs. Fushshilat (41): 34-35
وَلَا تَسۡتَوِي ٱلۡحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُۚ ٱدۡفَعۡ بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِي بَيۡنَكَ وَبَيۡنَهُۥ عَدَٰوَةٞ كَأَنَّهُۥ وَلِيٌّ حَمِيمٞ ٣٤
وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ٱلَّذِينَ صَبَرُواْ وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٖ ٣٥
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.”  

Untuk itu, tidaklah sama balasannya antara kebaikan dan kejahatan. Allah Swt menyatakan bahwa tidak ada balasan perbuatan baik kecuali dengan kebaikan pula. Dan kejahatan akan mendapat balasannya berupa kejahatan pula. Allah Swt akan membalas setiap perbuatan baik sekecil apapun (dzarrah) dengan kebaikan. Begitu pula, dengan kejahatan, sekecil apapun kejahatan itu juga akan dibalas oleh Allah Swt.

 Qs. Ar Rahman (55): 60-61
 هَلۡ جَزَآءُ ٱلۡإِحۡسَٰنِ إِلَّا ٱلۡإِحۡسَٰنُ ٦٠
فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ٦١
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan.”

Qs. Al Zalzalah (99): 7-8
فَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرٗا يَرَهُۥ ٧
 وَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٖ شَرّٗا يَرَهُۥ ٨
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”

Selain itu, Rahmat Allah Swt juga sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat kebaikan. Allah Swt akan memberikan pahala atas perbuatan baiknya itu selama dia di dunia dan juga di akhirat kelak. Allah Swt menyukai orang-orang yang berbuat baik dalam hidupnya. Allah Swt juga mengasihi dan menyayangi mereka-mereka yang berbuat baik itu.

Qs. Al A’raf (7): 56
وَلَا تُفۡسِدُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ بَعۡدَ إِصۡلَٰحِهَا وَٱدۡعُوهُ خَوۡفٗا وَطَمَعًاۚ إِنَّ رَحۡمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ مِّنَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٥٦
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Qs. Ali ‘Imran (3):134
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡكَٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ١٣٤
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”

Qs. Ali Imran (3): 148
فَ‍َٔاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ ثَوَابَ ٱلدُّنۡيَا وَحُسۡنَ ثَوَابِ ٱلۡأٓخِرَةِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ١٤٨
“Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.”

Akan tetapi, tidak semua orang mengetahui kebaikan itu. Bisa juga, mereka tahu bahwa yang dikerjakannya itu merupakan kebaikan akan tetapi ia tidak mau mengerjakannya. Ada juga yang mengetahui kebaikan itu, akan tetapi berpura-pura tidak mengetahuinya. Atau, mereka tidak mengetahui sama sekali akan kebaikan yang harus dikerjakannya. Semua itu diakibatkan kekurangan pengetahuan atau punya pengetahuan tapi tidak menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Allah Swt menyatakan bahwa kebajikan (kebaikan) itu bukanlah hanya menghadapkan wajahnya ke arah timur dan barat saja. Kebajikan itu banyak. Artinya, perbuatan yang mengarah kepada kebaikan itu berbagai macam. Semua manusia bisa memilih mana yang menurutnya bisa dikerjakan. Selama perbuatan baik itu dilakukannya secara Istiqamah (konsisten). Allah Swt menyatakan bahwa yang namanya kebajikan itu diantaranya adalah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.

Qs. Al Baqarah (2): 177
۞لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلۡكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّ‍ۧنَ وَءَاتَى ٱلۡمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِي ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلۡمُوفُونَ بِعَهۡدِهِمۡ إِذَا عَٰهَدُواْۖ وَٱلصَّٰبِرِينَ فِي ٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلۡبَأۡسِۗ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ ١٧٧
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”

Kebaikan itu akan diperoleh ketika ia melakukan kebaikan secara terus menerus dalam hidupnya. Setiap kebaikan yang dilakukannya, sekecil apapun kebaikan itu, ia akan menuainya nanti. Di dunia ia akan mendapatkan kebahagiaan. Diakhirat pun ia juga akan mendapat kebahagiaan yang hakiki, yakni surganya Allah Swt. Sebab, Allah Swt mengetahui apa pun yang diperbuat oleh makhluk-Nya.

Qs. Al Baqarah (2): 215
يَسۡ‍َٔلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَۖ قُلۡ مَآ أَنفَقۡتُم مِّنۡ خَيۡرٖ فَلِلۡوَٰلِدَيۡنِ وَٱلۡأَقۡرَبِينَ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِۗ وَمَا تَفۡعَلُواْ مِنۡ خَيۡرٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٞ ٢١٥
“Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan". Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.”

Hal ini telah dijelaskan dalam Al qur’an, bahwa barangsiapa yang berat timbangan kebaikannya, maka ia akan mendapat keberuntungan. Dan sebaliknya, barangsiapa yang ringan timbangan kebaikannya, ia akan mendapat kerugian, yakni kekal dalam Neraka Jahannam. Muka mereka akan di bakar  api neraka dan mereka dalam neraka itu dalam keadaan cacat.

Qs. Al Mu’minun (23): 102-104
 فَمَن ثَقُلَتۡ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ١٠٢
وَمَنۡ خَفَّتۡ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ فِي جَهَنَّمَ خَٰلِدُونَ ١٠٣
تَلۡفَحُ وُجُوهَهُمُ ٱلنَّارُ وَهُمۡ فِيهَا كَٰلِحُونَ ١٠٤
“Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan.” Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat.”

Di ayat lain juga disebutkan, bahwa mereka yang berat timbangan kebaikannya, maka dia akan merasakan ketenangan di dalam hidupnya. Sebaliknya, mereka yang ringan timbangan kebaikannya, akan mendapat tempat di Neraka Hawiyah, yaitu api yang sangat panas.

Qs. Al Qari’ah (101): 6-11
 فَأَمَّا مَن ثَقُلَتۡ مَوَٰزِينُهُۥ ٦
فَهُوَ فِي عِيشَةٖ رَّاضِيَةٖ ٧
وَأَمَّا مَنۡ خَفَّتۡ مَوَٰزِينُهُۥ ٨
فَأُمُّهُۥ هَاوِيَةٞ ٩
وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا هِيَهۡ ١٠
نَارٌ حَامِيَةُۢ ١١
“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan, Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah, Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu, (Yaitu) api yang sangat panas.”

Setiap orang yang berbuat kebaikan akan menuai (memetik) hasilnya kelak. Ibarat, menanam pohon. Tidak bisa langsung berbuah. Pohon itu bisa berasal dari biji. Kemudian berakar, lalu tumbuhlah tunas, ranting, dahan, daun dan berbuah bila tiba saatnya nanti. Begitu pula perbuatan (baik dan buruk) yang dilakukan manusia. Kebaikan yang dilakukannya akan berbuah kebaikan pula. Buah kebaikan itu, bisa didapatnya secara langsung, dan bisa juga dikemudian hari. Buah yang didapatkannya itu, bisa diterimanya sewaktu hidup di dunia. Bisa juga kelak di akhirat. Yang penting dilakukan dengan niat lillahi ta’la (Karena Allah Swt saja), sabar dan ikhlas. Allah Swt pasti akan membalas kebaikan itu dengan setimpal. Oleh sebab itu, mari kita berbuat baik se banyak-banyak di dunia ini. Mumpung masih diberi Allah Swt umur panjang, kesehatan, punya harta benda, jabatan, kehormatan, ilmu pengetahuan, tenaga, dan sebagainya, hendaklah kita gunakan untuk kebaikan. Apa pun yang dilakukan akan dituainya kelak. Kebaikan akan berbalas kebaikan. Pun, kejahatan akan berbalas kejahatan pula. Mudah-mudahan kelak di akhirat, kita menghadap Allah Swt dengan timbangan kebaikan yang banyak. Sehingga bisa menuai buahnya berupa balasan surga-Nya. Amin!


#Menyebarluaskan Kebaikan#
Paringin, 19 Februari 2020

Popular