MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Senin, 09 September 2019

Berubah...

Berubah berasal dari kata ubah. Artinya menjadi lain (berbeda) dari semula. Atau bertukar (beralih, berganti) menjadi sesuatu yang lain. Dari kata ubah itu muncul kata perubahan yang berarti hal (keadaan) berubah, peralihan atau pertukaran. Berubah bukanlah menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Berubah merupakan pergantian atau peralihan dari sesuatu yang ada menjadi sesuatu yang lain. Perubahan itu diakibatkan oleh perjalanan waktu, musim ataupun campur tangan dari manusia maupun binatang dan sebagainya. Setiap perubahan yang terjadi akan membawa dampak yang baik dan buruk. Tergantung dari cara menyikapi perubahan itu. Perubahan yang terjadi di alam ini sangat banyak. Semuanya akan mengalami perubahan. Seperti perubahan cuaca atau iklim, perubahan manusia, dari bayi, anak-anak, remaja, tua dan meninggal dunia. Tumbuhan yang tumbuh subur, yang menghasilkan bunga dan buah-buahan dan akan mengalami kekeringan dan mati. Hewan yang bertelur atau melahirkan kemudian tumbuh menjadi bayi, anak-anak, dewasa dan juga mati, dan sebagainya.

Dalam Al qur’an Allah Swt telah menjelaskan tentang perubahan-perubahan itu. Semuanya akan mengalami perubahan seiring dengan perputaran ruang dan waktu. Mulai dari alam semesta yang terus mengembang dan melebar. Firman-Nya Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan Kami benar-benar meluaskannya” (Qs.51:47). Pertumbuhan dan perkembangan manusia, yang penciptaannya dari saripati tanah, kemudian menjadi air mani yang disimpan ditempat yang kukuh (Rahim). Dari air mani itu dijadikan segumpal darah (sesuatu yang melekat), setelahnya menjadi segumpal daging. Kemudian menjadi tulang belulang dan dibungkus dengan daging. Setelahnya menjadi makhluk yang berbentuk lain (bayi). Setelah itu, manusia pasti akan mengalami kematian. Firman-Nya Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.” (Qs.23:12-15). Selain itu, Allah Swt juga menciptakan manusia dari keadaan lemah, kemudian menjadikannya kuat dan setelahnya menjadi lemah kembali dan beruban (tua). Firman-Nya Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (Qs. 30:54). Perubahan juga terjadi pada hewan. Ada yang melahirkan, bertelur kemudian hidup dan berkembang biak dan mati. Hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya. Sebagian lagi berjalan dengan dua kaki dan sebagian lagi berjalan dengan empat kaki. Firman-Nya Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Qs.24:45). Begitu pula tumbuhan. Allah Swt menyatakan bahwa Dia-lah yang menurunkan air hujan dari langit. Kemudian ditumbuhkan dengan air itu tumbuh-tumbuhan tanaman yang menghijau. Setelahnya dikeluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir (tunas) yang banyak. Firman-Nya Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (Qs.6:99). Tanaman memerlukan air dan suhu yang sesuai agar biji dapat berkecambah. Saat biji berkecambah, maka embrionya akan keluar untuk membentuk akar-akar kecil. Setelahnya akan membentuk batang, ranting, daun dan juga buah. Akhirnya, akan mengalami kerusakan dan mati. Firman-Nya “Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?” (Qs.6:95).

Perubahan dalam hari juga terjadi. Allah Swt telah mempergantikan malam dan siang dalam sehari. Firman-Nya Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan.”  (Qs.24:44). Allah Swt juga yang mengatur pertukaran malam dan siang. Firman-Nya Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak memahaminya?” (Qs.23:80). Allah Swt juga yang menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Firman-Nya “Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Qs.39:5). Begitulah perubahan-perubahan yang terjadi, baik pada alam semesta, manusia, hewan, tumbuhan, maupun waktu. Semuanya berubah sesuai dengan yang telah ditentukan oleh Sang Pencipta. Tidak ada di dunia ini yang tidak mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi merupakan Sunnatullah. Ketika ada yang berhenti (tidak berubah lagi), maka ia akan mengalami kerusakan, kehancuran dan kematian. Karena itu, semua makhluk di dunia ini akan selalu mengalami perubahan sampai saatnya nanti akan berhenti. Tidak ada yang abadi, kecuali Sang Pencipta perubahan itu sendiri.

Hidup ini adalah perubahan. Setiap perubahan di dalam kehidupan ini harus mendatangkan manfaat dan kebaikan. Jangan sampai perubahan dalam hidup itu justru mengarah kepada kejahatan dan keburukan. Kesuksesan di dalam hidup merupakan sebuah usaha dalam menggapai perubahan hidup itu. Jangan sampai berhenti untuk meraih keberhasilan. Hari ini harus lebih baik dari kemarin. Perubahan demi perubahan untuk menuju kesuksesan dan kebaikan harus dilakukan. Jangan berhenti dan puas dengan hasil yang ada. Sebab, ketika berhenti bisa saja digilas oleh zaman (waktu). Kegagalan bahkan kehancuran bisa saja terjadi setiap saat. Allah Swt menyatakan bahwa Dia tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mau mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya. Firman-Nya “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Qs.13:11).

Apalagi dalam ibadah kepada Allah Swt. Setiap saat harus ditingkatkan. Sebelum masa tua dan ajal menjemput. Setiap hari harus berubah menuju ketakwaan. Bukan sebaliknya, justru menurun kepada keburukan dan kesesatan. Allah Swt menyatakan bahwa hendaklah setiap orang selalu memperhatikan dan mempersiapkan dirinya untuk esok harinya perbuatan yang mengarah kepada ketakwaan. Sebab, Allah Swt mengetahui setiap saat apapun yang kita dikerjakan. Firman-Nya “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs.59:18). Untuk itu tidak ada pilihan bagi kita untuk selalu mengevaluasi setiap hari apa yang dikerjakan. Apakah sudah mengarah kepada kebaikan (takwa) ataukah justru kearah keburukan dan kesesatan. Grafik Kehidupan setiap hari harusnya selalu mengarah kepada peningkatan kebaikan. Allah Swt telah menyatakan siapa yang berat timbangan kebaikannya, maka dia akan mendapat keberuntungan. Sebaliknya, siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka dia merupakan orang yang merugikan dirinya sendiri. Firman-Nya “Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam.” (Qs.23:102-103). Untuk itu, di penghujung tulisan ini, mari kita renungkan puisi yang diucapkan seorang Filsuf dari Pakistan, Sir Mohammad Iqbal berikut Di jalan ini tak ada tempat berhenti, sikap lamban berarti mati, siapa yang bergerak dialah yang terdepan, Berhenti –sejenak pun– pasti tergilas!”. Kalau kita tidak ingin tergilas oleh zaman (waktu), maka berusahalah untuk selalu berubah mengikuti perkembangan zaman itu. Dalam arti, berubah menuju kepada arah kebaikan. Sehingga bisa bermanfaat sebesar-besarnya bagi orang lain. Semoga!


Paringin, 9 September 2019
#Mari Sebarkan Kebaikan#

Tidak ada komentar:

Popular