MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Jumat, 07 September 2018

Pesta Pasti Berakhir

Tulisan ini terinspirasi oleh sebuah judul lagu Rhoma Irama dengan judul yang sama, yaitu Pesta Pasti Berakhir. Tulisan ini bukan untuk menafsirkan isi lagunya. Karena saya bukan seorang yang ahli dalam menafsirkan sebuah lagu hehe… Saya hanya melihat bahwa lagu-lagu yang dibawakan oleh H. Rhoma Irama beserta Group Sonetanya mengandung nilai-nilai kehidupan yang luar biasa. Selain enak dan sahdu didengarnya, lagu-lagu yang Beliau ciptakan dan langsung dinyanyikannya penuh dengan makna, nasihat dan hikmah bagi mereka yang mendengarkannya. Semua kalangan yang menyukai pasti sepakat dengan apa yang saya sebutkan itu. Kebetulan saja, dalam tulisan ini saya hanya mencoba untuk memberikan sedikit ‘tafsir’__sekali lagi saya bukan ahli tafsir hehe___untuk lagu itu.  Lirik laguny menggambarkan tentang kehidupan di dunia ini yang hanya sementara. Sang penulis lagu mengibaratkan kehidupan dunia yang serba sementara ini dengan Pesta Pasti Berakhir. Bait pertama lirik lagu itu adalah :

Berumah megah bermobil mewah
Itu tujuan banyak manusia
Uang berlimpah pakaian indah
Itu tujuan banyak manusia
Makanan dan minuman yang serba lezat
Santapan yang selalu dicari
Rekreasi yang mahal serta memikat
Hiburan yang selalu dinikmati.

Dalam bait pertama, syair lagu itu diceritakan bahwa berumah megah, bermobil mewah dan uang belimpah serta pakaian yang indah merupakan tujuan banyak manusia. Dengan memiliki semua itu akan mudah mendapatkan makanan, minuman yang lezat. Rekresasi dan hiburan di manapun akan bisa dinikmati. Merupakan hal yang lumrah, bahwa kebanyakan dari manusia menginginkan semua itu. Hal ini sudah dinyatakan Allah bahwa ‘
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)’ (Qs.3:14). Mereka bekerja siang dan malam hanya untuk meraih semua itu. Kesuksesan hidup kadang diukur dengan punya rumah megah, mobil mewah, uang berlimpah, pakaian indah serta rekreasi dan hiburan yang membuat kesenangan meraka. Orang lain yang melihat pun akan cemburu dan menganggap semua kesenangan dunia telah mereka dapatkan. Seolah-olah ‘surga’ dunia sudah berada di dalam genggangannya. Padahal semua itu hanya sementara saja. Hal ini sudah digambarkan oleh H. Rhoma Irama dalam bait lirik lagu yang kedua, yaitu :

Makan-minumlah senang-senanglah
Dalam pesta kehidupan dunia
Tapi ingatlah gunakan pikir
Bahwa pesta pasti kan berakhir
Dunia hanyalah persinggahan
Dari sebuah perjalanan Panjang
Dunia bukanlah tujuan
Namun hanya ladang tempat bertanam.

Dalam lirik lagu itu disebutkan bahwa dunia hanyalah tempat persinggahan dari sebuah perjalanan panjang. Dunia bukanlah tujuan, namun hanya ladang tempat bertanam. Dalam Bahasa Al qur`an dunia dinyatakan sebagai kesenangan yang palsu (Qs.57:20). Dalam ayat itu juga disebutkan bahwa dunia ini hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan. Di ayat lain (Qs.47:36) juga disebutkan bahwa “Kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu, dan Dia tidak akan meminta hartamu. Bagi semua manusia dipersilahkan untuk menikmati semua kenikmatan dunia yang dimilikinya”. Tapi perlu diingat bahwa semua kenikmatan itu pastinya akan hilang dan lenyap. Istilah sang penulis lagu adalah Pesta Pasti Berakhir. Ya benar! Pesta pasti akan berakhir.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pesta adalah perjamuan makan minum (bersuka ria dan sebagainya) atau perayaan. Pesta yang dilakukan itu berbagai macam. Ada pesta perkawinan, ulang tahun, tunangan, panen, dansa, olahraga, sunatan, pesta demokrasi dan sebagainya. Tergantung kebutuhan dan kemampuan orang dalam menyajikan serta menyuguhkan pesta itu. Bagi orang yang memiliki kelebihan harta, maka pesta yang diselenggarakan akan mewah. Tempat acara biasanya digedung yang luas dan besar. Bisa juga di hotel berbintang dan sebagainya. Sedang mereka yang memiliki kemampuan harta benda yang menengah ke bawah, acara pesta bisa diselenggarakan di rumah atau Gedung yang tidak begitu besar yang bisa menampung banyak orang. Inti dari pesta itu adalah jamuan makan disertai dengan hiburan. Hiburan yang disuguhkan terkadang mendatangkan artis ibukota ataupun artis yang terkenal. Semua orang yang hadir di dalam pesta itu penuh dengan kebahagian, kecerian, senda gurau, tawa, senyum. Mereka menikmati jamuan makan dan alunan musik yang disuguhkan. Terkadang jamuan makan yang disuguhkan banyak sekali. Undangan yang datang bisa memilih menunya. Semuanya terasa enak, sedap dan lezat. Pesta yang diselenggarakan ada yang setengah hari, satu hari penuh dari pagi sampai malam, ada pesta itu diselenggarakan selama beberapa hari bahkan lebih dari satu bulan. Tidak sedikit biaya yang dikeluarkan untuk bisa menggelar pesta itu. Semakin besar, megah, dan mewah pesta itu, maka semakin besar biaya yang dikeluarkan.

Begitulah pesta itu diselenggarakan, baik pestanya itu diselenggarakan setengah hari, sehari penuh, seminggu ataupun berbulan-bulan. Yang perlu diingat bahwa semua itu pasti ada akhirnya. Kesenangan dan kebahagian akan hilang seiring dengan berakhirnya pesta itu. Semuanya serba sementara dan tidak akan abadi. Bisa saja, setelah selesai pesta itu akan mendatangkan penderitaan. Allah menyatakan bahwa “Biarkanlah mereka itu (didunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong) mereka, kelak mereka akan mengetahui (akibat Perbuatannya)” (Qs.15:3), “Tidak ada suatu umat pun yang dapat mendahului ajalnya, dan tidak (pula) dapat meminta penundaan(-nya)” (Qs.15:5). Pesta itu merupakan simbol dari kehidupan di dunia ini. Semua kesenangan hidup yang diterima di dunia suatu saat akan hilang. Pesta akan berakhir. Semua kehidupan di dunia ini pasti akan hilang dan lenyap. Hal ini akan di mulai saat kematian datang menjemput. Firman-Nya “(Bagi mereka) kesenangan (sesaat) ketika di dunia, selanjutnya kepada Kamilah mereka kembali, kemudian Kami rasakan kepada mereka azb yang berat karena kekafiran mereka” (Qs.10:70).

Semua makhluk hidup di muka bumi ini pasti akan mengalami kematian. Allah berfirman “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, seungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya” (Qs.3:185). Di ayat lain disebutkan “Di mana pun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh” (Qs.4:78). Kematian akan menghilangkan semua kenikmatan dan kesenangan yang diperoleh di dunia ini. Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang bisa menghindar dan lari dari kematian. Mereka yang sadar bahwa hidupnya akan menuju kepada kematian akan mengisi hidupnya dengan kebaikan. Pesta boleh saja dilaksanakan, sesederhana atau pun semewah-mewahnya. Akan tetapi jangan sampai lupa pada akhir dari pesta itu. Jangan sampai pesta yang diselenggarakan itu justru melalaikan kita akan kematian. Allah berfirman “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Sekali-kali tidak, kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu)” (Qs.102:1-3). Begitulah, Allah mengingatkan kepada kita bahwa setiap kesenangan dan kemewahan dunia akan melalaikan kepada nikmat dan kematian. Bahkan disebutkan dalam ayat itu sampai ke dalam kubur. Nauzdubillah…. Untuk itu, bagi mereka yang sadar bahwa ‘pesta akan berakhir’ akan mempersiapkan dirinya untuk ‘kembali’ kepada Allah Swt. Dia tidak tergoda dengan kesenangan, kemewahan dan kemegahan ‘pesta’ itu. Walaupun dia ikut di dalam pesta itu, akan tetapi jiwanya tidak terikat dan terbujuk oleh kesenangan acara didalamnya. Jiwanya tidak lalai dalam mengingat Allah. Semuanya dia lakukan hanya mengharap Ridha-Nya. Dan, tentunya bisa kembali menghadap-Nya dengan penuh kedamaian dan kebahagian. Semoga…

#Mari Sebarkan Kebaikan#
Paringin, 7 September 2018

Tidak ada komentar:

Popular