MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Jumat, 15 Juni 2018

Mohon Maaf Lahir dan Batin

Lebaran sebentar lagi akan kita laksanakan. Ada beberapa tradisi atau kebiasaa yang dilakukan masyarakat kita ketika menjelang lebaran dan sesudahnya. Diantaranya takbiran dimesjid,  mushalla dan tempat-tempat lainnya.  Ada juga takbiran sambil keliling kampung dengan jalan kaki ataupun naik mobil.  Pada malam hari, menjelang lebaran banyak yang mengantar zakat fitrahnya ke berbagai mustahik sekitar daerah tempat tinggalnya. Kemudian pada pagi hari melaksanakan shalat Id berjamaah di berbagai tempat, ada yang di mesjid, mushalla, lapangan terbuka, gedung dan sebagainya. Setelah itu, masing-masing menuju pemakaman umum dan pemakaman keluarga untuk berziarah membaca Al qur'an dan berdoa untuk mayyit didalam kubur. Dan selanjutnya, bersilaturrahmi ke rumah-rumah tetangga terdekat maupun jauh untuk saling bermaaf-maafan, atau sekedar berkunjung untuk melepas rasa kangen setelah lama tak berjumpa.

Berkaitan dengan maaf-maafan itu. Pada saat sebelum lebaran pun sudah mulai diucapkan. Dewasa ini, ucapan tidak mesti dengan lisan. Sekarang ucapan-ucapan kata-kata maaf bisa disampaikan lewat media sosial seperti wathsapp,  facebook,  instagram,  telegram,  twetter dan sebagainya.  Kreatifitas ucapan dengan berbagai bentuk pun tersebar di medsos. Berbagai macam aplikasi tersedia untuk memudahkan bentuk variasi ucapan-ucapan permohonan maaf itu. Bahkan, walaupun tidak bisa bertemu secara langsung secara tatap muka bisa dengan video call. Kita bisa berbicara, bercanda dan saling bermaafan dengan langsung bertatap muka walaupun dalam kejauhan. Artinya, tidak ada alasan untuk tidak bisa bertemu dengan berbagai kesibukan dan jarak yang berjauhan sekalipun.

Ucapan yang umum biasa diucapkan secara lisan dan tulisan di media masa dan elektronik adalah "Mohon Maaf Lahir dan Batin". Kata-kata seperti itu bertebaran diberbagai macam media sosial. Berbagai macam kata-kata bijak yang mengirimi atau pun mendahului tulisan itu. Intinya adalah bagaimana permohonan maaf itu bisa tersampaikan.

Kalau kita kaji secara agama, makna yang terkandung dari kata "Mohon Maaf Lahir dan Batin" itu sungguh luar biasa. Di dalam kata itu terkandung permohonan maaf secara lahir dan batin. Lahir artinya yang tampak dari luar atau berupa benda yang kelihatan, keduniaan dan jasmani. Sedangkan batin berarti sesuatu yang terdapat di dalam hati atau sesuatu yang menyangkut jiwa, perasaan hati dan sebagainya. Permohonan maaf secara lahir dan batin merupakan ucapan sepenuh hati, dengan tulus, dan ikhlas. Segenap potensi yang terlibat dalam diri seseorang diserahkan sebagai bentuk permohonan maaf. Kesalahan seseorang bisa tercipta dari jasmaniahnya seperti perbuatan jahat dan ucapan kotor, makian, fitnah. Bisa juga karena pukulan, tendangan maupun pandangan yang mengandung syahwat. Selain itu, dari dalam jiwanya seperti iri, riya, dengki, sombong, ghibah dan sebagainya. Oleh sebab itu, permohonan maaf secara tulus ikhlas ditujukan secara lahir dan batin. 

Selain itu, kesalahan yang diperbuat manusia secara umum ada dua macam, yaitu kesalahan yang diperbuatnya kepada Allah Swt dan kesalahan yang diperbuatnya terhadap sesama manusia. Kesalahan yang diperbuat manusia kepada Allah Swt merupakan pelanggaran yang telah dilakukan manusia terhadap apa yang telah diperintahkan-Nya. Perintah yang diberikan kepada manusia telah terkodifikasi atau tertulis di dalam Al qur'an. Al qur'an merupakan sumber dari segala hukum untuk dipegangi agar mendapatkan kehidupan yang baik di dunia maupun di akhirat kelak. Apa yang terdapat di dalan Al qur'an merupakan perintah yang harus dijalankan manusia. Selain itu, ada juga hadits dari Rasulullah Saw. Yang merupakan penjelasan sebagian dari Al qur'an tersebut. Perintah-perintah yang terdapat di dalam Al qur'an dan Hadits merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan. Ketika seseorang melanggar perintah, itu berarti dia telah melakukan kesalahan yaitu dosa. Besar kecilnya kesalahan atau dosa itu tergantung dari perbuatan yang telah dilakukannya. Akan tetapi setiap kesalahan yang dilakukan manusia kepada Allah Swt, sebesar apa pun itu, maka Allah Swt akan mengampuninya selama ia benar-benar menyadari kesalahan yang dilakukannya dan berjanji untuk tidak mengulangi lagi perbuatan yang sama yaitu Tobat Nashuha.

Firman-Nya "Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai... (Qs.66:8). Selain bertobat dengan menyesali dan tidak mengulangi perbuatannya, dia juga harus melakukan kebaikan. Dengan begitu maka tobatnya akan diterima oleh Allah Swt (Lihat Qs.5:39, 2:160, 3:89, 25:71). Dan, Allah Swt akan mengampuni orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, ketika dia mau bertobat dan memperbaiki kesalahannya (Qs.16:119). Dengan demikian, setiap kesalahan yang dilakukan terhadap Allah Swt maka cukup dengan tobat dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi serta berbaik kebaikan se banyak mungkin untuk mengganti kesalahan yang telah diperbuatnya pada masa lalu.

Hal ini berbeda dengan kesalahan yang dilakukan kepada sesama manusia. Allah Swt tidak akan mengampuni hamba-Nya sebelum dia meminta maaf terhadap kesalahan yang diperbuatnya kepada orang lain. Selama orang yang terzalimi akibat perbuatannya tidak mau memaafkan, maka Allah pun juga tidak mau memaafkannya. Oleh sebab itu, kalau kita sadar telah berbuat zalim kepada orang lain, maka bersegeralah meminta maaf. Apabila kita tidak menyadari bahwa perbuatan yang kita lakukan itu ternyata menzalimi orang lain, maka dengan terus menjaga silaturrahmi maka orang yang merasa terzalimi akan mudah memaafkannya.

Oleh sebab itu, momentum lebaran harus kita gunakan se baik mungkin untuk bersilaturrahmi dan mengucapkan permohonan maaf lahir dan batin. Ucapan itu sebaiknya langsung diucapkan kepada yang bersangkutan secara langsung tanpa perantara orang lain maupun media sosial. Akan tetapi, kalau pun tidak bisa juga, maka media sosial merupakan sebuah alternatif untuk memberikan ucapan permohonan maaf lahir dan batin itu. Hasilnya serahkan kepada yang bersangkutan, mau atau tidak memaafkannya. Paling tidak sudah ada usaha yang kita lakukan untuk memperbaiki hubungan persaudaraan agar lebih baik lagi kedepannya. Ucapkanlah permohonan maaf itu dengan tulus dan ikhlas karena mengharap Ridha Allah Swt. Mudah-mudahan Allah Swt membalikkan hati seseorang agar bisa memaafkan kesalahan yang telah dilakukannya. Semoga...🙏🙏🙏

#
Menyebarluaskan Kebaikan#
Rantau, 4 Juni 2019

Kamis, 14 Juni 2018

Mudik : Perjalanan Kembali Kepada Allah

Mudik adalah pulang ke kampung halaman. Orangnya disebut pemudik. Mudik merupakan kegiatan perantau atau pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Mudik merupakan sebuah tradisi di Indonesia, yang mana di Negara lain tidak ada. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan, misalnya menjelang lebaran Idul Fitri dan Idul Adha. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar diperantauan. Selain itu, juga sebagai bentuk sowan kepada orang tua yang masih hidup maupun ziarah ke makam mereka yang sudah meninggal dunia. Transportasi yang dipakai pemudik pun berbagai macam, ada yang pakai mobil pribadi, sepeda motor, taksi, pesawat, kapal laut, kereta api, dan sebagainya. Walaupun kadangkala tidak mempunyai ongkos untuk mudik. Intinya, bagaimana para pemudik bisa pulang ke kampung halamannya dan bisa bertemu dengan orang tua, sanak saudara, keluarga, teman dan sebagainya.

Akibat dari tradisi itu, maka menjelang lebaran pemerintah Indonesia memberlakukan cuti beberapa hari, dan itu juga berlaku bagi perusahan-perusahaan swasta. Bahkan, terkadang pemberlakuan cuti bersama itu terkesan kontroversial bagi kalangan swasta. Akan tetapi semua itu tetap berlangsung baik dan damai demi memberi kepuasan kepada para pemudik agar bisa bertemu dengan keluarganya. Belum lagi, setiap tahun mudik disetiap daerah diliput oleh seluruh media cetak dan elektronik. Bahkan, telivisi-telivisi menyiarkannya secara langsung (live). Hal ini menambah tradisi mudik menjadi lebih heboh dan ramai. Siang dan malam para pewarta berita tidak henti-hentinya memantau arus mudik sebagai berita yang menarik untuk ditonton dan dibaca. Hal ini terus berlangsung sampai beberapa hari setelah lebaran, dimana pemudik kembali ketempat tinggal dan kerjanya masing-masing.

Mudik biasanya dianggap hanya sebagai sebuah tradisi biasa yang berlangsung secara turun temurun di Indonesia. Makna yang bisa diambil hanya sebagai temu kangen dan silaturrahmi belaka. Walaupun itu merupakan sebuah kebaikan dan merupakan anjuran sunnah Nabi Saw. Maka dari itu mudik selain sebagai sebuah tradisi dan temu kangen juga merupakan sebuah perjalanan ibadah, karena didalamnya terkandung silaturrahmi. Kata silaturrahmi berasal dari Bahasa Arab yaitu _shilah_ yang berarti menyambung, dan _al-rahmi_ yang berarti rahmat, tapi berarti rahim ibu, sehingga berarti hubungan kekeluargaan dan hubungan persahabatan. Dengan demikian, silaturrahmi merupakan cara untuk menyambung bentuk kekeluargaan, pertemanan maupun persahabatan yang telah putus, retak, maupun sudah terlupakan. Dengan bersilaturrahmi maka hubungan tersebut bisa menjadi lebih baik lagi. Benang yang dulu kusut menjadi rapi lagi. Dengan begitu, Ukhuwah Islamiyyah kembali terjalin dan tegak didalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Selain makna silaturrahmi tersebut, ada makna hakiki yang dilupakan oleh para pemudik. Secara alamiah, mudik merupakan perjalanan pulang ke kampung halaman. Tempat dia dilahirkan, dibesarkan, dan mengenyam pendidikan dasar bahkan mungkin sampai pendidikan menengah atas. Ketika mudik, maka sejarah masa lalu bisa kembali dirasakan. Bisa jadi, masa lalunya dilaluinya dengan penuh kesusahan, penderitaan dan kesengsaraan. Atau sebaliknya, masa lalunya penuh dengan kesenangan, kegembiraan dan kebahagiaan. Sehingga ketika dia kembali berada dilingkungan masa lalu maka dia bisa kembali merasakan hal itu dalan hidupnya. Dan lebih dari itu, mudik secara spiritual merupakan perjalanan kembali kepada asal kejadiannya.

Asal kejadian seluruh manusia dimuka bumi ini sama, yakni tercipta dari tanah. Hal ini bermula dari penciptaan Nabi Adam as. Allah berfirman "Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk (Qs.15:26). Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar (Qs.55:14). Begitulah asal mula  manusia diciptakan oleh Allah Swt. Setelah penciptaan awal tersebut, manusia secara umum akan dijadikan Allah dari saripati air yang hina. Firman Allah Swt "Dialah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian dibiarkan kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua. Tetapi di antara kamu ada yang dimatikan sebelum itu. Kami perbuat demikian agar kamu sampai kepada kurun waktu yang ditentukan, agar kamu mengerti (Qs.40:67). Di ayat lain disebutkan "Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu menjadi manusia yang berkembang biak (Qs.30:20).

Begitulah semua asal kejadian manusia di dunia ini. Semuanya tercipta dari tanah dan akan kembali lagi ke tanah. Allah Swt menyatakan bahwa "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan (Qs.29:57). Kemudian Dia akan mengembalikan ke dalamnya (tanah) dan mengeluarkan kamu (pada hari kiamat) dengan pasti (Qs.71:18). Demikianlah perjalanan hidup manusia di muka bumi. Proses perjalanan hidup yang dilalui mulai lahir, bayi, anak-anak, remaja, dewasa, tua dan akan mengalami kematian. Walaupun sebagian manusia tidak sampai menjalani semua proses itu. Mungkin ada yang sampai bayi saja kemudian meninggal. Ada yang sampai anak-anak, remaja dan dewasa saja. Akan tetapi, semuanya akan menjalani perjalanan akhir di dunia ini, yakni kematian. Dengan begitu, perjalanan mudik selain dimaknai perjalanan pulang ke kampung halaman, sebaiknya juga dimaknai sebagai perjalanan pulang kembali ke hadirat-Nya. Mungkin siapa tahu, di dalam perjalan mudik betul-betul mendapat musibah berupa kecelakaan yang bisa merenggut nyawanya. Atau bisa juga terserang penyakit yang mematikan seperti serangan jantung, stroke, maag akut, liver dan sebagainya. Maka dari itu, dengan mengingat mudik dalam arti perjalanan kembali kepada-Nya akan benar-benar terwujud dengan baik dan indah. Allah Swt berfirman "Dialah yang menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan (Qs.10:56). Yaitu mereka yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya (Qs.2:46).

Mudik merupakan perjalanan yang nantinya akan kembali ke tempat asalnya. Sebelum diciptakan, manusia tidak disebut sebagai manusia. Dia tidak memiliki daya dan upaya apa-apa. Semua yang dimilikinya merupakan pemberian dan titipan dari Allah Swt. Di kemudian hari semua pemberian dan titipan akan di ambil-Nya kembali. Karena itu, kita harus selalu ingat bahwa tempat kembali yang hakiki adalah bisa bersama dan "bertemu" dengan-Nya. Dengan begitu, marilah kita mudik untuk bisa kembali ke hadirat-Nya dengan selalu ingat asal kampung halamannya, yakni asal kejadiannya dan tempat kembalinya kelak, yaitu Allah Swt. Semoga...🙏🙏🙏

#Menyebarluaskan Kebaikan#
Rantau, 13 Juni 2018

Selasa, 12 Juni 2018

Kembali Fitrah (Menyambut Hari Raya Idul Fitri)

Sebentar lagi bulan Ramadhan 1439 H atau Tahun 2018 M akan berakhir. Tinggal menunggu keputusan dari pemerintah yang akan disampaikan Menteri Agama, kapan berakhirnya ramadhan dan mulai 1 Syawal 1439 H. Dengan telah ditentukannya awal Syawal berarti puasa dibulan Ramadhan akan berakhir. Pada hari itu, seluruh umat Islam diseluruh dunia akan merayakan hari kemenangan yang disebut Idul Fitri. Pada hari itu pekik Takbir, Tahlil dan Tahmid terdengar dimesjid, mushalla, kantor, gedung, dan bahkan dirumah-rumah dan jalan-jalan. Pada hari ini umat Islam merayakan kemenangan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa dengan berbagai amalan ibadah lainnya. Selama berpuasa dibulan Ramadhan, banyak gangguan, rintangan dan godaan yang bisa menyebabkan puasanya batal. Belum lagi pengorbanan harta benda untuk bersedekah, infak, wakaf, zakat dan persiapan takjil dan makanan untuk persiapan berbuka dan sahur. Semua itu mereka jalankan dengan penuh ikhlas dan sabar demi mendapatkan gelar Muttaqin sesuai dengan janji Allah Swt (Qs.2:183).

Setelah umat Islam menjalankan kewajiban ibadah puasa, maka dengan waktu yang sama juga diwajibkan mengeluarkan zakat, yakni Zakat Fitrah. Zakat itu diwajibkan bagi semua orang Islam yang mampu sesuai dengan makanan pokoknya yang telah ditentukan kadar ukurannya. Selain itu ada juga yang berzakat dengan uang, walaupun itu masih diperdebatkan dikalangan masyarakat karena berbeda dengan mazdhab Syafi'i yang dijadikan landasan hukum diwilayah Indonesia pada umumnya. Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, zakat fitrah merupakan kewajiban yang harus dikeluarkan oleh orang Islam secara perorangan. Dengan zakat fitrah, maka lengkap sudah syarat untuk meraih kemenangan dibulan syawal dengan merayakan Idul Fitri.

Zakat Fitrah dan Idul Fitri merupakan dua hal yang sama namun berbeda dalam makna. Keduanya sama-sama menggunakan kata fitrah dibelakangnya. Fitri dan fitrah itu mempunyai makna yang sama. Secara umum Zakat memiliki arti suci dan berkembang. Orang yang menunaikan atau menyisihkan sebagian hartanya untuk berzakat pasti akan suci jiwanya sekaligus akan berkembang harta bendanya. Allah akan menambah harta orang Islam yang gemar berzakat dan sedekah. Allah menyatakan bahwa Dia akan memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah (Qs.2:276).

Disamping itu, zakat merupakan pemberian seseorang yang berkemampuan dalam harta kepada orang yang kekurangan. Dengan demikian zakat sangat berarti dibagikan dan diberikan pada waktu yang tepat. Ketika orang yang mempunyai kekurangan dalam hal makanan, uang, pakaian dan sebagainya kemudian ada yang memberikannya maka orang yang menerima pemberian itu akan merasakan kesenangan dan kepuasan yang luar biasa. Disitulah letak pemberian zakat fitrah yang disandingkan dengan hari raya Idul Fitri. Dimana pada waktu merayakan kemenangan setelah berpuasa dibulan Ramadhan semua orang bisa merayakan hari kemenangan itu tanpa memandang status dan jabatan masing-masing. Semuanya larut dalam kebersamaan, kekeluargaan, dan persatuan sebagai sesama orang Islam. Yang miskin dan kaya mempunyai kesempatan yang sama dalam merayakan hari raya Idul Fitri.

Hal ini sesuai dengan makna Fitrah itu sendiri yang berarti kesucian, asal kejadian dan agama yang benar. Fitrah dalam arti kesucian merupakan bentuk pembersihan diri orang Islam. Selama sebulan penuh berpuasa dengan melakukan ibadah sebanyak-banyaknya serta menghindari perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah Swt, maka seseorang akan terlahir kembali seperti bayi yang baru lahir, tidak ada dosa dan kesalahan yang ada pada dirinya. Seperti itulah gambaran bagi orang yang benar-benar menjalankan ibadah puasa. Nabi bersabda "Barangsiapa berpuasa dengan iman dan mengharapkan ridha Allah maka akan diampuni dosanya yang telah lalu" (HR. Bukhari). Dengan demikian, wajar saja orang yang berpuasa dengan baik dan sungguh-sungguh akan menjadi suci jiwanya. Kemudian ditambah lagi dengan mengeluarkan zakat fitrah, maka kesucian jiwanya akan bertambah baik lagi, sehingga orang itu akan menjadi orang yang benar-benar bertaqwa.

Selain itu, makna fitrah juga berarti asal kejadian. Setiap manusia asal kejadiannya sama. Bermula dengan diciptakannya Nabi Adam As dari tanah sebagaimana firman "Dan sungguh, Kami telah menciptakan  manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk" (Qs15:26). Begitulah asal mula manusia diciptakan oleh Allah Swt. Setelah penciptaan awal maka manusia secara umum akan dijadikan Allah dari saripati air yang hina. Ini sesuai dengan firman-Nya "Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani) (Qs.32:8). Di lain ayat juga disebutkan bahwa "Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina (mani), kemudian Kami letakkan ia dalam tempat yang kukuh (rahim), sampai waktu yang ditentukan (Qs.77:20-22). Begitulah semua asal kejadian manusia didunia ini. Karen itu arti kembali kepada fitrah merupakan proses mengingat kembali asal kejadian dirinya yang tercipta dari tanah dan air yang hina (mani). Dengan demikian tidak patut kalau manusia dalam hidupnya bersifat sombong dan angkuh. Harta yang dimiliki merupakan titipan Allah untuk dipergunakan sebaik mungkin dijalan-Nya. Pada akhirnya setiap manusia akan mengalami kematian dan kebangkrutan. Karena itu, setalah manusia mengalami kematian maka jasadnya akan kembali kepada asal kejadiannya semula, yaitu tanah. Dan ketika mengalami kebangkrutan baru dia sadar akan keberadaan Allah dalam kehidupannya. Oleh sebab itu, momentum Idul Fitri tahun ini merupakan bentuk instrospeksi diri agar kedepan bisa lebih baik lagi.

Terakhir, makna fitrah adalah agama yang benar. Dengan berpuasa dan mengeluarkan zakat fitrah, maka seseorang bisa menemukan kembali agamanya. Pada saat melaksanakan ibadah puasa, seseorang menjalankannya dengan sungguh-sungguh. Selain menahan lapar, haus dan seksual pada siang hari. Orang yang berpuasa juga menahan semua indera dan hatinya dari perbuatan yang dapat membatalkan puasanya. Mata, telinga, mulut, hidung dan kulit dijaganya betul-betul agar tidak melakukan perbuatan dosa. Mata terjaga dari pandangan yang tidak baik, mulut terjaga dari perkataan yang kotor dan jorok, telinga terjaga dari pendengaran yang buruk, hidung juga terjaga dari penciuman yang tidak baik. Selain itu, hati juga terjaga dari sifat-sifat tidak terpuji, seperti sombong, riya, hasad dan sebagainya. Dengan demikian, semua tingkah lakunya terjaga sehingga agamanya kembali kepada jalan kebenaran, yakni semua perbuatan yang dilakukannya sesuai dengan ajaran Islam.

Begitulah makna kembali fitrah yang terkandung dalam perayaan Idul Fitri. Id artinya adalah kembali, sedangkan fitrah seperti yang sudah dijelaskan di atas. Oleh karena itu, setiap orang yang sudah berpuasa dan menjalankan setiap amalan-amalan ibadah lainnya kemudian menjaga semua indera tubuhnya dari perbuatan yang tidak baik serta menjaga hatinya dari sifat-sifat tercela akan kembali kepada fitrahnya tersebut. Setiap manusia diharapkan bisa melaksanakan dan meraih kembali makna fitrah itu, yaitu kembali kepada kesuciannya, kembali kepada asal kejadiannya dan kembali kepada agama yang benar. Kalau ketiga hal itu bisa diraih, maka kita akan betul-betul meraih kemenangan yang hakiki.  Semoga!!!

#Mari Sebarkan Kebaikan#
Rantau, 12 Juni 2018

Popular