Masa Lalu adalah sejarah. Masa Depan adalah harapan atau cita-cita. Sedangkan Masa Kini adalah kenyataan yang sedang dihadapi. Masa Lalu adalah masa yang dilalui sebelum Masa kini. Artinya, ketika kita berada pada waktu atau ditempat tertentu, maka waktu sebelum kita berada ditempat sesuatu itu disebut sebagai masa lalu. Tahun yang sudah berlalu merupakan sejarah. Begitu juga bulan, minggu dan hari yang sudah berlalu merupakan masa lalu. Bahkan jam, menit maupun detik sebelumnya juga merupakan masa lalu. Intinya, masa lalu itu dihitung mundur sebelum datangnya masa kini. Sedangkan masa kini merupakan masa yang sedang dihadapi. Ketika kita berada pada jam, menit ataupun detik tertentu dan pada tempat tertentu disebut sebagai masa kini. Intinya, masa kini merupakan masa yang sedang dihadapi secara langsung pada waktu itu. Sedangkan, masa depan merupakan masa yang terjadi setelah masa kini. Artinya, jam, menit, maupun detik sebelum terjadinya masa kini merupakan masa depan.
Masa lalu, kini dan depan berjalan beriringan. Pada waktu yang sama, seseorang telah mengalami masa lalu, kini dan depan. Ketiganya terjadi secara bersamaan seiring dengan perubahan waktu. Ketika kita berada pada waktu tertentu, maka waktu sebelumnya disebut masa lalu. Waktu yang dihadapinya merupakan masa kini. Dan, sebelum masa kini tiba disebut masa depan. Ukurannya adalah masa kini. Peristiwa atau waktu yang terjadi sebelum masa kini disebut masa lalu. Sedangkan peristiwa atau waktu yang terjadi setelah masa kini disebut sebagai masa depan. Terkadang masa lalu, kini dan depan dijalani seseorang begitu panjang. Ketika ia memiliki umur yang panjang, misalnya 60 tahun. Maka masa lalu, kini dan depannya juga 60 tahun. Begitu juga ada yang memiliki umur pendek, seperti 30 tahun, 20 tahun, 10 tahun, 5 tahun, 1 tahun, bulan, jam, menit maupun detik. Semua itu dilalui secara simultan (serentak). Untuk itu, ketika seseorang mengalami sebuah peristiwa, apakah itu baik ataupun buruk. Maka ia sedang menghadapi masa lalu, kini dan akan datang. Yang membedakannya hanya urutan waktunya saja. Sebelum disebut masa lalu. Sekarang disebut masa kini. Sesudahnya disebut masa depan. Peristiwa atau kejadiannya adalah sama. Contoh sederhana, ketika seseorang duduk santai sambil minum kopi. Maka sebelum minum kopi, adalah masa lalu. Ketika meminum kopi merupakan masa kini. Setalah minum kopi adalah masa depan. Peristiwanya sama, yakni minum kopi. Urutannya saja yang berbeda. Hal ini juga menyangkut seluruh kehidupan manusia di muka bumi ini. Setiap orang memiliki masa lalu, kini dan depan yang berbeda dengan yang lainnya. Sesuai dengan urutan waktunya masing-masing. Akan tetapi, setiap orang bisa saja memiliki masa lalu, kini dan depan yang sama dengan peristiwa yang dialaminya.
Dihadapan manusia, masa lalu, kini dan depan merupakan sesuatu yang berbeda. Sebab, manusia terikat dengan waktu dan ruang. Bukan hanya manusia saja. Seluruh makhluk di muka bumi ini terikat dengan waktu dan ruang. Alam semesta pun terikat oleh waktu dan ruang itu. Sehingga ada istilah dulu, kini dan yang akan datang. Sebelum alam semesta diciptakan berarti masa lalu. Alam semesta yang dilihat dan dirasakan merupakan masa kini. Sedangkan sebelum alam semesta dilihat dan dan dirasakan merupakan masa depan. Selama alam semesta dan segala isinya ini masih ada, maka masa lalu, kini dan depan juga akan tetap terus berlangsung. Hal ini berbeda dengan Allah Swt. Allah yang menciptakan waktu dan ruang itu. Allah yang menciptakan alam semesta dan segala isinya. Oleh sebab itu, Allah tidak terikat dengan waktu dan ruang. Tidak ada istilah dulu, kini dan yang akan datang dihadapan Allah Swt. Semua waktu dan ruang berada dalam ‘genggaman-Nya’. Allah Swt meliputi semua waktu dan ruang itu. Waktu dan ruang berada ‘didalam diri-Nya’. Di dalam Al qur’an disebutkan bahwa kepunyaan Allah tujuh lapis langit dan bumi, serta apa yang ada didalamnya. Allah Swt meliputi segala sesuatu yang ada dialam semesta ini, termasuk ruang dan waktu.
Qs. Ath Thalaq (65): 12
اَللَّهُ الَّذِى خَلَقَ سَبْعَ سَمَوَاتٍ
وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوآ
أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ
شَيْءٍ عِلْمًا (١٢)
“Allah-lah
yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah Berlaku
padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,
dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.”
Qs. An Nisa (4) : 126
وَلِلَّهِ مَافىِ السَّمَوَاتِ وَمَا فىِ
الْأَرْضِج وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ مُّحِيْطًا (١٢٦)
“Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha meliputi segala sesuatu.”
Untuk itu, masa lalu, depan dan kini hanya dimiliki dan dihadapi oleh seluruh makhluk di dunia ini, termasuk manusia. Allah swt tidak terikat oleh masa lalu, depan dan kini itu. Semua masa sama dihadapan-Nya. Sebab yang berjalan di atas masa (waktu) itu adalah manusia. Setiap jalan yang dilalui itu, rangkaian peristiwa telah terjadi. Peristiwa itulah yang memunculkan drama kehidupan dimuka bumi. Cerita yang terjadi menggambarkan kehidupan masa lalu, depan dan kini. Semuanya berlangsung secara dramatis. Setiap orang memiliki ceritanya masing-masing. Terkadang kita hanya mengikuti alur cerita yang sudah dibuat ‘Sang Sutradara’. Kita tidak bisa membuat cerita sendiri. Sebab ceritanya sudah ada. Akan tetapi cerita yang dibuat itu tidak hanya satu, ternyata banyak. Walaupun kita tidak bisa membuat ceritanya, akan tetapi kita bisa memilih cerita yang pas (sesuai) dengan keinginan kita. Baik buruknya jalan cerita kehidupan itu tergantung dari pilihan alur cerita yang dipilihnya. Semakin baik alur cerita yang dipilih, maka baik pula alur kehidupan yang dijalaninya. Begitu sebaliknya, jika alur cerita yang dipilih buruk, maka buruk pula alur cerita kehidupannya. Allah tidak membebani hambanya kecuali sesuai dengan kesanggupannya dalam memperbuatnya. Apabila ia melakukan kebaikan maka Allah akan memberikan pahala sesuai dengan usaha yang telah dilakukannya. Dan juga, akan mendapatkan siksa dari kejahatan yang diperbuatnya. Semua perbuatan baik dan jahat itu akan dicatat dalam suatu kitab yang membicarakan kebenaran. Artinya, kitab yang berisi catatan kebaikan dan kejahatan selama kehidupannya didunia akan dibacakan atau diperlihatkan di akhirat kelak.
Qs. Al Baqarah (2): 286
لاَيُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلاَّ
وُسْعَهَاج
لَهَا مَاكَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْقلى...(٢٨٦)
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya...”
Qs. Al Mu’minun (23): 62
وَلاَ نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلاَّ
وُسْعَهَاصلى وَلَدَيْنَا كِتَابٌ يَنْطِقُ بِالْحَقِّ ج
وَهُمْ لاَ يُظْلِمُوْنَ (٦٢)
“Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran, dan mereka tidak dianiaya.”
Semua cerita kehidupan manusia sudah tertulis dalam Kitab Induk kehidupan, yakni Lauh Mahfuzd. Semuanya tertulis disana. Tidak ada satupun kehidupan yang luput dari catatan. Sekecil apapun peristiwa yang terjadi, pasti ada catatannya yang tertuang didalamnya. Apa yang dikerjakan oleh semua makhluk di muka bumi ini ada tulisannya. Bahkan bekas-bekas yang tertinggal dari perbuatan itu pun juga tak luput dari catatan Allah swt.
Qs. Yasin (36): 12
إِنَّا نَحۡنُ نُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰ وَنَكۡتُبُ مَا قَدَّمُواْ وَءَاثَٰرَهُمۡۚ وَكُلَّ شَيۡءٍ أَحۡصَيۡنَٰهُ فِيٓ إِمَامٖ مُّبِينٖ ١
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).”
Allah Swt menyatakan bahwa kunci-kunci yang gaib. Baik yang lalu, sekarang dan yang akan datang sudah diketahui oleh Allah. Begitu juga segala yang didaratan dan lautan juga tak luput dari pengetahuan-Nya. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur serta jatuhnya sebutir biji pun yang jatuh dikegelapan malam yang pekat. Sesuatu yang basah dan kering dan semua yang terjadi di alam semesta ini sekecil apapun. Walaupun benda itu ada, akan tetapi tidak bisa terlacak oleh alat apapun karena sangat kecil bentuknya, tetap diketahui oleh Allah Swt dan semuanya telah tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
Qs. Al An’am (6) : 59
۞وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلۡغَيۡبِ لَا
يَعۡلَمُهَآ إِلَّا هُوَۚ وَيَعۡلَمُ مَا فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِۚ وَمَا
تَسۡقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعۡلَمُهَا وَلَا حَبَّةٖ فِي ظُلُمَٰتِ ٱلۡأَرۡضِ
وَلَا رَطۡبٖ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مُّبِينٖ ٥٩
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)".
Qs. Yunus (10): 61
وَمَا تَكُونُ فِي شَأۡنٖ
وَمَا تَتۡلُواْ مِنۡهُ مِن قُرۡءَانٖ وَلَا تَعۡمَلُونَ مِنۡ عَمَلٍ إِلَّا
كُنَّا عَلَيۡكُمۡ شُهُودًا إِذۡ تُفِيضُونَ فِيهِۚ وَمَا يَعۡزُبُ عَن رَّبِّكَ
مِن مِّثۡقَالِ ذَرَّةٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِي ٱلسَّمَآءِ وَلَآ أَصۡغَرَ مِن
ذَٰلِكَ وَلَآ أَكۡبَرَ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مُّبِينٍ ٦١
“Kamu tidak berada dalam suatu Keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”
Oleh sebab itu, setiap kejadian atau peristiwa yang terjadi maupun sesuatu yang belum terjadi sudah diketahui oleh Allah. Semuanya telah tertulis nyata dalam kitab induk di alam semesta ini, yaitu Lauh Mahfuzh. Dalam Kitab Induk itu, tidak ada istilah masa lalu, kini dan akan datang. Semuanya sama dalam pandangan Allah Swt. Catatan yang ada merupakan kumpulan peristiwa yang berlangsung selama dunia ini ada. Ibarat sebuah drama. Skenarionya sudah ada. Pemain drama hanya melakukan adegan atau peran yang telah tertulis diskenario itu. Yang membedakannya hanya pada ceritanya saja. Sebab, cerita yang terdapat dalam Lauh Mahfuzh itu banyak. Pemerannya bisa memilih cerita yang pas atau sesuai dengan kehendaknya. Sang pembuat ‘skenario’ tidak serta merta memaksakan sebuah ‘peran’ kepada pemain. Walaupun itu bisa. Akan tetapi sebagai sebuah pembelajaran, maka diberikan ‘kebebasan’ untuk memilih yang terbaik sesuai dengan karakter masing-masing.
Dampak Masa Lalu, Depan dan Kini
Hidup yang dilalui manusia di dunia ini ada tiga masa, yaitu masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Masa lalu adalah kenangan, masa sekarang adalah kenyataan, dan masa depan adalah harapan. Keberhasilan masa yang akan datang tidak akan terpisah dari masa lalu dan masa sekarang. Ketiganya saling terkait satu dengan yang lainnya. Walaupun ada yang beranggapan bahwa keberhasilan yang telah dicapainya karena telah melupakan masa lalu. Hal itu, tidak akan bisa dilupakan. Akibat dari masa lalu itulah yang memunculkan harapan dan kecemasan dalam hidup. Sehingga memunculkan motivasi untuk bisa berubah agar lebih baik lagi. Trauma masa lalu yang buruk menjadi daya dorong untuk berbuat yang terbaik. Sehingga, salah kaprah kalau ada orang yang melupakan masa lalunya. Dan mengatakan bahwa keberhasilannya saat ini merupakan buah jerih payahnya dimasa kini. Kalau ada orang yang seperti itu, maka keberhasilan yang didapatnya itu tidak akan berdampak indah dan bahagia. Sebab, rasa Bahagia itu akan didapat Ketika seseorang pernah mengalami derita. Begitu juga, rasa manis tidak akan didapat apabila belum pernah merasakan rasanya pahit.
Masa lalu tidak bisa dihilangkan begitu saja. Seberapa pahit dan menderitanya pada waktu itu tidak bisa dilupakan karena dia masih terekam dibawah alam sadar kita. Justru berawal dari keterpurukan masa lalu lah maka semangat kita untuk berubah lebih baik menjadi berkobar-kobar sehingga kita berusaha semaksimal mungkin untuk meraih keberhasilan dikemudian hari.
Masa lalu yang telah dijalani memiliki dampak kepada masa depan dan kini. Ada yang mengalami masa lalu dengan penuh kebahagiaan. Ada juga yang mengalami penderitaan. Bisa juga antara kebahagiaan dan penderitaan datang silih berganti mengisi kehidupanya. Secara psikologis, masa lalu merupakan romantika atau trauma. Sedangkan Masa Depan merupakan harapan atau kecemasan. Kedua aspek psikologis itu akan mempengaruhi masa sekarang atau kini. Ketika masa lalu dijalaninya dengan romantika yang baik dan indah, maka bisa menimbulkan harapan yang baik di masa depan. Harapan yang baik akan menimbulkan sikap optimis yang bisa mendatangkan kebahagiaan di masa kini. Begitu pula sebaliknya. Masa lalu yang dijalani dengan penuh trauma (Kesedihan dan ketakutan), maka akan menimbulkan kecemasan di masa depannya. Masa kini dihadapinya dengan penuh kecemasan dan ketakutan. Sikap pesimis menjalani hidup akan muncul dalam dirinya. Khawatir setiap kejadian atau peristiwa masa lalu akan terulang lagi. Hal inilah yang membuatnya menjadi tidak bahagia atau menderita.
Harapan yang tertanam dalam diri seseorang akan menimbulkan suatu sikap baik. Setiap orang pasti mempunyai harapan dalam hidupnya. Harapan itu bisa sama bisa juga berbeda. Harapan itu bisa tercapai bisa juga gagal. Dalam mencapainya pun ada yang mudah dan ada yang sulit. Ada yang berujung kepada kebahagiaan dan ada pula yang berujung kepada penderitaan. Allah mengajarkan bahwa hanya Dia-lah yang berhak disembah, dan hanya Dia-lah tempat untuk meminta pertolongan. Ketidakmampuan manusia dalam menggapai harapan itu merupakan kelemahan dan kekurangan yang dimilikinya. Untuk itu, dalam menggapai harapan hendaklah senantiasa meminta pertolongan hanya kepada Allah Swt. Sebab, hanya Allah sajalah yang dapat memberikan semua harapan yang terbaik yang diinginkan manusia.
Qs. Al Fatihah (1): 5
إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ
نَسۡتَعِينُ ٥
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.”
Dalam Ayat di atas, kata Na'budu diambil dari kata 'ibaadat yang berarti kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya. Sedangkan kata Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah yang berarti mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.
Berharap untuk lebih baik kedepannya adalah harapan semua orang. Walaupun besok 'kiamat' jangan berhenti untuk berharap. Karena dengan adanya harapan itu maka kita akan terus dan terus berusaha untuk mencapainya. Akan tetapi ketika kita berusaha mencapai harapan itu niatkanlah di dalam hatinya lillahi ta'ala (hanya karena Allah) agar harapan kita bisa bermakna. Walaupun hasilnya tidak sesuai harapan kita tapi paling tidak bisa bernilai ibadah disisi-Nya. Allah Swt menyatakan bahwa orang-orang yang beriman, orang yang berhijrah dan berjihad di jalan-Nya senantiasa mengharapkan rahmat-Nya. Mereka selalu berusaha untuk mendapatkan kasih sayang dari Allahh. Sebab, kasih sayang yang diberikan Allah akan membuat mereka menjadi manusia yang Bahagia di dunia dan di akhirat kelak.
Qs. Al
Baqarah (2): 218
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
وَٱلَّذِينَ هَاجَرُواْ وَجَٰهَدُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أُوْلَٰٓئِكَ يَرۡجُونَ
رَحۡمَتَ ٱللَّهِۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ
٢١٨
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Harapan yang terbaik adalah mendapatkan pahala yang banyak akibat perbuatan baik yang dilakukannya selama di dunia. Bukannya harta dan anak-anak yang menjadi harapannya. Harta dan anak-anak yang dimilikinya bisa melalaikannya untuk senantiasa ingat dengan Allah. Oleh sebab itu, amalan yang baik akan diterima oleh Allah Swt dan akan menghantarkannya masuk ke dalam surga-Nya.
Qs. Al
Kahfi (18): 46
ٱلۡمَالُ وَٱلۡبَنُونَ زِينَةُ
ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَٱلۡبَٰقِيَٰتُ ٱلصَّٰلِحَٰتُ خَيۡرٌ عِندَ رَبِّكَ
ثَوَابٗا وَخَيۡرٌ أَمَلٗا ٤٦
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”
عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَرْبَعُونَ خَصْلَةً أَعْلَاهُنَّ مَنِيحَةُ الْعَنْزِ مَا مِنْ
عَامِلٍ يَعْمَلُ بِخَصْلَةٍ مِنْهَا رَجَاءَ ثَوَابِهَا وَتَصْدِيقَ مَوْعُودِهَا
إِلَّا أَدْخَلَهُ اللَّهُ بِهَا الْجَنَّة (صحيح البخاري ٢٤٣٨, سنن أبي داوود
١٤٣٣, مسند أحمد ٦٥٣٧)
'Abdullah
bin 'Amru ra berkata: Rasulullah Saw bersabda : “Ada empat puluh kebiasaan
baik, yang tertingginya adalah memberi seekor kambing. Tidaklah seseorang
beramal dari perbuatan-perbuatan kebaikan tersebut dengan harapan dia mengharap
pahala darinya dan membenarkan apa yang dijanjikan padanya, melainkan Allah
memasukkannya dengan amalnya ke dalam surga.” (Shahih
Bukhari No. 2438, Sunan Abu Daud No. 1433,
Musnad Ahmad No. 6537)
Qs. Yunus
(10): 9-10
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ يَهۡدِيهِمۡ رَبُّهُم بِإِيمَٰنِهِمۡۖ تَجۡرِي مِن
تَحۡتِهِمُ ٱلۡأَنۡهَٰرُ فِي جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ
٩
"Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi
petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya, di bawah mereka mengalir
sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan."
دَعۡوَىٰهُمۡ فِيهَا سُبۡحَٰنَكَ
ٱللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمۡ فِيهَا سَلَٰمٞۚ وَءَاخِرُ دَعۡوَىٰهُمۡ أَنِ
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ١٠
"Do'a
mereka di dalamnya ialah: "Subhanakallahumma", dan salam penghormatan
mereka ialah: "Salam". Dan penutup doa mereka ialah: "Alhamdulilaahi
Rabbil 'aalamin"."
Untuk itulah, masa lalu merupakan pelajaran yang sangat berharga. Ia dijadikan sebagai tolok ukur untuk bisa melangkah lebih baik lagi kedepannya. Masa yang akan datang sangat bergantung dari perbuatan yang dilakukan pada masa kini. Semakin kuat harapan dan tekad untuk berbuat lebih baik pada masa kini, akan mendatangkan kebaikan pada masa yang akan datang. Teruslah berharap dengan melakukan perbuatan yang baik, serta senantiasa mengharap rida-Nya, maka kelak kita akan mendapatkan kebahagiaan dan ketentraman hidup yang lebih baik. Semoga!
Paringin, 28 Juli 2021
1 komentar:
Casino, Hotel & Tower Suites - Mapyro
Find casinos, 당진 출장샵 hotels, restaurants, & shops 충청남도 출장샵 near Casino at Casino at 3900 Seminole 익산 출장샵 Parkway South in Robinsonville. 강원도 출장안마 Mapyro users can 목포 출장안마 find
Posting Komentar