MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Kamis, 06 Mei 2021

Tidak Mudik Merupakan Kebaikan

Pemerintah telah menetapkan tanggal 6-17 Mei 2021 sebagai larangan mudik. Larangan itu berlaku bagi semua warga di Kalimantan Selatan, dan juga bagi ASN, pegawai BUMN/BUMD, anggota TNI/Polri dan lainnya. Setiap Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan dijaga oleh aparat gabungan polisi, TNI dan Satpol PP. Setiap pemudik yang melintasi check-point didaerah yang dilaluinya akan diperiksa. Apabila tidak bisa menunjukkan surat swab antigen, maka pemudik disuruh putar balik. Jika pemudik tetap ngotot, maka akan dilakukan tes swab antigen di tempat check-point tersebut. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah memberikan 5000 dosis antigen yang dibagikan diposko-posko yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi para pemudik yang ngotot mau melanjutkan perjalanan mudiknya. Apabila dalam tes swab antigennya positif, maka pemudik tidak diizinkan meneruskan perjalanannya dan dikoordinasikan dengan pihak terkait untuk dikarantina, baik karantina ditempat tertentu maupun mandiri. Dalam melakukan larangan mudik ini, petugas tetap menjalankannya secara persuasif. Tidak ada pemberlakuan sangsi fisik. Semua dilakukan dengan humanis tanpa kekerasan. Untuk itu, diperlukan kerjasama semua pihak, agar larangan mudik ini bisa berjalan dengan baik, damai dan aman. Kalau ada larangan mudik, hendaklah kita taati bersama. Jangan sampai pemudik memaksakan dirinya untuk tetap mudik. Sehingga terjadi ketegangan yang berdampak adu fisik dengan petugas. Untuk kebaikan kita semua, hendaklah kita taati aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Sehingga sebaran covid-19 tidak semakin bertambah lagi. 

Akhir-akhir ini, di media sosial seperti Facebook, WhatsApp, Instagram dan lainnya beredar tulisan status yang cukup provokatif. Tulisan itu kurang lebih berbunyi “Corona tahun depan belum tentu hilang, tapi orang tua kita tahun depan belum tentu ada”. Tulisan itu sebenarnya sederhana saja. Maknanya juga sangat baik. Sekilas bagi yang membaca tulisan itu akan membenarkannya. Sebab, tidak ada orang yang bisa memprediksi kapan pandemi covid-19 ini berakhir. Begitu juga dengan umur manusia, siapapun tidak ada yang tahu berakhirnya. Hidup dan mati manusia ditentukan oleh Allah Swt. Untuk itu, perbuatan baik jangan sampai tertunda. Selama bisa dilakukan saat ini, maka lakukanlah. Siapa tahu, setelah melakukannya azal datang menjemput. Lebaran, merupakan waktu bertemu dengan orang tua, saudara, keluarga, teman, sahabat dan kerabat di kampung halaman. Sekian lama tinggal atau bekerja didaerah yang jauh dari kampung halaman menyebabkan tidak bisa senantiasa bertemu. Rasa kangen dan rindu senantiasa terpendam didalam hati. Tidak ada obatnya, kecuali bertemu secara langsung. Berpelukan maupun berjabat tangan. 

Di Indonesia, pada saat Hari Raya Idul Fitri biasanya libur. Waktunya pun terkadang cukup lama. Ada yang seminggu, dan bahkan bisa lebih. Inilah yang menyebabkan momen lebaran dijadikan warga untuk pulang kampung (mudik). Waktu libur yang cukup lama itu dimanfaatkan oleh warga untuk melepas kangen dan rindu yang telah terpendam lama. Rindu akan suasana kampung yang religius. Udara yang sejuk dihamparan padi dan pepohonan dipegunungan. Dekat dengan orang tua, saudara dan keluarga besar. Bisa bertemu dengan teman sepermainan sehingga mengingatkan kembali pada masa kecil yang indah, lucu dan sebagainya. Akan tetapi, akibat pandemi covid-19 yang terus meningkat ini, maka semua itu tidak bisa lagi dilakukan. Larangan mudik yang diberlakukan pemerintah membuyarkan harapan para pemudik. Belum lagi, orang tua yang sudah uzur dikampung. Yang juga kangen dan rindu bertemu dengan anaknya. Harapan hidup ditahun depan masih disangsikan. Lebaran saat ini, merupakan saat yang tepat untuk bertemu. Begitulah, pesan yang akan disampaikan melalui status tulisan itu. 

Akan tetapi ada makna provokatif yang terkandung didalamnya. Sebenarnya, ada makna ‘ajakan’ untuk melakukan mudik. Selain ajakan mudik, ada juga kesan ‘menghasut’ para pemudik untuk melawan larangan pemerintah. Dengan dasar untuk bertemu dengan orang tua, maka seolah-olah mudik merupakan ‘kewajiban’ yang harus ditunaikan. Kalau tidak mudik, bisa tidak bertemu lagi dengan orang tua. Begitulah, yang ada dalam benak pemudik. Sehingga mereka melakukan berbagai macam cara agar bisa mudik. Bisa dengan terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Bahkan ada yang memalsukan surat keterangan hasil swab antigen. Ini merupakan sesuatu yang tidak baik. Pemerintah memberlakukan larangan mudik merupakan tindakan yang tepat. Tujuannya untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19. Adanya mobilitas sosial yang banyak akan mengalami penumpukan orang disuatu daerah. Sehingga, kerumunan tak bisa dihindarkan nantinya. Akibatnya, penyebaran virus bisa tidak terkendali lagi. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah selama ini bisa menjadi sia-sia. Jangan sampai kasus di India terjadi di Indonesia. Akibat warga negaranya tidak taat terhadap protokol kesehatan, menyebabkan India sekarang menjadi Negara yang mengalami penyebaran covid-19 terbesar didunia. Rumah sakit penuh dengan pasien. Tingkat kematian akibat corona juga sangat tinggi. Belajar dari kasus di India itu, marilah kita belajar untuk bersabar dan taat kepada anjuran pemerintah. Penyebaran covid-19 masih sangat tinggi. Berbesar hatilah untuk tidak mudik. Jangan sampai, pemudik membawa virus corono kekampung halamannya. Atau, ketika balik dari kampung ketempat tinggalnya. Kita semua sangat sayang dengan orang tua, saudara, keluarga, teman, dan sahabat di kampung. Dengan tidak mudik, justru kita lebih sayang lagi kepada mereka. Kesehatan semua orang perlu kita jaga. Bukan hanya orang tua kita saja, akan tetapi semua orang yang berada didekat kita. Dengan tidak membawa penyakit kekampung halaman dan tempat asal kita merupakan suatu perbuatan baik. Niat baik akan dibalas dengan kebaikan. Maka dari itu, dengan tidak melakukan mudik berarti telah melakukan perbuatan baik. Allah Swt akan memberikan balasan pahala kepada mereka yang telah berbuat baik. Dengan pahala yang berlipat ganda kepada mereka yang tetap bersabar untuk tidak mudik. Amin!  

#Menyebarluaskan Kebaikan#
Paringin, 6 Mei 2021

Minggu, 02 Mei 2021

Menjadi Guru Pembelajar (Mewujudkan Merdeka Belajar)

Tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Biasanya pada tanggal itu dilakukan kegiatan upacara peringatan, seminar, workshop dan kegiatan lainnya yang terkait dengan pendidikan. Pada tahun 2019, ketika Nadiem Makarim dilantik menjadi menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah mencanangkan program Merdeka Belajar. Dimana program merdeka belajar itu menitik beratkan kepada kompetensi guru dan karakter siswa. Guru dituntut untuk bisa memberikan pembelajaran yang baik kepada siswa. Pola pembelajarannya yang bersifat menyenangkan dan menitik beratkan kepada pola berpikir kritis, inovatif dan kreatif. Tidak melulu memfokuskan kepada nilai. Pembelajaran tidak saja didalam kelas, bisa juga dilakukan diluar kelas. Ranking tidak dijadikan sebagai prestasi siswa. Sebab, pada dasarnya semua siswa itu memiliki kecerdasannya masing-masing. Sesuai dengan Howard Gardner yang menyatakan bahwa ada delapan kecerdasan yang dimiliki oleh manusia yang disebut sebagai multiple intellegent (kecerdasan majemuk). Dengan mengembangkan berbagai macam kecerdasan yang dimiliki siswa, maka guru akan mudah menanamkan karakter yang baik. Karakter akan terbangun apabila guru mampu mengoptimalkan setiap kemampuan atau kecerdasan yang dimiliki oleh setiap siswa. Untuk itu, guru dituntut untuk menjadi sosok yang profesional dibidangnya.   

Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2017 tentang perubahan atas PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Pada Pasal 1 ayat 1 menyebutkan, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam PP itu, tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik dalam sebuah lembaga pendidikan. Ketika seorang guru mampu melaksanakan tugas utamanya itu, maka akan terbentuk generasi-generasi yang berkualitas nantinya. Di tangan guru lah cetak biru pendidikan hebat dan bermartabat. Guru sangat berperan dalam mencetak generasi bangsa yang berkualitas. Yakni generasi yang cerdas, kreatif, dan berkarakter. 

Guru merupakan profesi yang sangat mulia. Guru merupakan sosok yang digugu dan ditiru. Guru adalah manusia yang berjuang secara terus-menerus untuk melepaskan manusia dari kegelapan. Dia berusaha membebaskan manusia dari kebodohan yang membuat hidup mereka jauh dari ajaranTuhan.  Dia berikhtiar melepaskan manusia dari sifat-sifat buruk yang akan menjerumuskan manusia kepada perilaku yang menyimpang dari agamanya. Dia bekerja keras siang dan malam untuk memberikan yang terbaik bagi anak didiknya. Terkadang, dia mengorbankan hartanya, keluarganya dan bahkan juga nyawanya untuk kesuksesan dan keberhasilan murid-muridnya.

Guru adalah profesi yang menanamkan nilai-nilai kebajikan ke dalam jiwa manusia. Membentuk karakter dan kepribadian yang baik. Dengan ketulusan dan keihklasannya dalam memberikan pendidikan, akan terbentuk nantinya generasi yang unggul, cerdas dan bermartabat, serta memiliki akhlakul karimah (Budi pekerti mulia). Untuk itu, seorang guru dituntut tidak hanya memiliki kecerdasan yang tinggi, juga memiliki akhlak yang baik. Sebab, apapun perilaku guru baik saat mengajar di sekolah maupun di luar sekolah harus menjadi panutan (contoh) bagi orang lain. 

Saat ini kita telah memasuki era digital. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berkembang sangat pesat sekali. Munculnya Smartphone yang menanamkan Artificial Intelegent (AI) yang merupakan kecerdasan buatan, membuat informasi seperti dalam genggaman. Banyak fitur-fitur menarik yang ada didalam smartphone itu. Mulai dari video, kamera, dan aplikasi lain yang bisa setiap saat diinstal maupun dihapus. Membuat video maupun foto kreatif bisa melalui handphone (HP). Membuat website dan konten-konten menarik bisa dibuat dan diuploud melalui HP. Membuat desain grafis juga bisa melalui HP. Intinya hal-hal yang dulu hanya bisa dilakukan dikomputer atau lapotop, sekarang bisa dilakukan di HP. Dewasa ini HP sudah menjadi kebutuhan pokok, selain makan dan minum. Mulai orang tua sampai anak-anak sudah memiliki HP. Mereka menggunakan HP untuk kebutuhan masing-masing. 

Seorang guru yang profesional senantiasa belajar untuk meningkatkan kemampuan dan kecerdasannya. Dengan perkembangan teknologi informasi yang terdapat digenggaman, bisa saja siswa lebih tahu dari pada gurunya. Sebab, anak-anak sekarang ini lebih sering memainkan HPnya, sehingga mereka lebih lihai dan ahli dalam menggunakannya. Anak-anak juga tahu dengan aplikasi terbaru. Terkadang mereka suka mencoba dan memainkannya. Untuk itu, anak-anak lebih menguasai teknologi informasi saat ini. Sebagai seorang guru yang profesional, maka mereka juga harus bisa belajar dan melek terhadap  teknologi informasi. Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang guru harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Bagaimana bisa, guru memberlakukan merdeka belajar kepada siswanya. Sedangkan guru tidak mampu menyesuaikan perkembangan belajar dengan anak didiknya. Untuk itu, guru profesional adalah guru pembelajar. Seorang guru yang senantiasa belajar tanpa henti untuk bisa mencerdaskan generasi bangsa Indoneisa. Guru yang selalu meningkatkan kompetensinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masanya. Guru yang memiliki dedikasi tinggi untuk mencerdaskan dan membangun karakter yang baik terhadap siswanya. Dengan demikian, merdeka belajar yang digaungkan Nadiem Makarim bisa terwujud dengan baik. Semoga!.  

#Menyebarluaskan Kebaikan#

Rantau, 2 Mei 2021

Popular