MENYEBARLUASKAN KEBAIKAN

Web ini Kumpulan tulisan kajian keagamaan yang menarik berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Selain tulisan, Web juga berisi berita menarik seputar Madrasah, Video Tiktok dan Youtube yang baik untuk ditonton. Ikuti terus kajiannya, jangan sampai terlewatkan. Baca semua tulisannya. Semoga mendapatkan kebaikan. Amin

Selasa, 12 Februari 2019

Kasih Sayang Dalam Islam (Tanggapan Terhadap Valentine Day)

Dewasa ini, Valentine Day nampaknya sudah menjadi bagian hidup remaja modern. Tanggal 14 Februari  diperingati sebagai hari Valentine Day dianggap hari yang sakral untuk mengungkapkan rasa kasih sayang sepenuh hati kepada orang-orang yang dicintai. Sebagai ungkapan kasih sayang itu, berbagai atribut yang bergambar hati mulai dari gantungan kunci, kado, kartu ucapan hingga kue-kue marak dipasaran, mall, hotel, villa dan sebagainya.

Menurut Abu Al-Ghifari (2005:406), Valentine Day ini tak lebih dari hari pelacuran yang terselubung. Di hari itu pasangan muda-mudi yang tengah kerajingan cinta saling mengungkapkan cinta, bermesraan, dan suka cita ditempat-tempat romantis yang telah mereka persiapkan. Di hari itulah sang pacar harus rela menyerahkan tanda cinta termasuk ‘keperawanannya’ demi kasih sayang yang langgeng.

Valentine Day sudah menyimpang dari makna kasih sayang. Sebuah penyesatan bagi remaja modern, seolah-olah kasih sayang hanya tertumpah dalam satu hari dan hari-hari berikutnya boleh berbuat sekehendak hati saja. Apalagi dengan memperhatikan cara-cara remaja merayakannya sungguh jauh dari nilai-nilai kemanusiaan.

Menelusuri asal mula Valentine Day, ternyata bukanlah berasal dari ajaran Islam, melainkan perayaan dari agama lain, yakni Nasrani. Valentine’s Day merupakan sebuah perayaan untuk menghormati sang tokoh, St. Valentinus. Valentinus adalah adalah seorang martyr (dalam Islam disebut Syuhada), yang karena pengorbanannya dalam menyebarkan ajaran Kristiani diberi gelar saint atau santo/santa, yang berarti orang suci. Santo Valentinus sangat peduli pada orang miskin dan menderita. Itulah yang menyebabkannya mendapatkan simpati dari orang miskin. Ajaran kasih sayangnya membuat orang-orang Romawi berbondong-bondong minta dibaptis.

Pada tangga 14 Februari 270 M, St. Valentinus dipenggal kepalanya karena pertentangannya dengan Raja Romawi yang dipimpin Raja Cladius II (268-270 M). Untuk mengagungkan Valentinus –yang dijadikan simbol ketabahan, keberanian, dan kepasrahan dalam menghadapi cobaan hidup–  para pengikutnya memperingati kematian St. Valentinus sebagai upacara keagamaan.

Melihat dari segi historis Valentine Day dan fenomena remaja yang terlalu berlebihan dalam merayakannya, tentunya hati kita akan miris melihatnya. Sebagai seorang muslim, tidak sepantasnya kita menjadikan tanggal 14 Pebruari sebagai hari berkasih sayang, apalagi sampai dibungkus dengan ‘sex bebas’ dikalangan remaja kita.

Untuk bisa menangkal semua itu diperlukan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang mempunyai keimanan dan ketaqwaan yang tinggi.Keimanan dan ketaqwaan ini merupakan fondasi utama dalam keyakinan beragama. Hanya, dalam teknis penerapannya yang sangat utama lebih kita dahulukan adalah sikap keteladanan.

Bila kita perhatikan dalam kehidupan dunia modern seperti sekarang ini, kita melihat banyak terjadi krisis keteladanan, kharisma, atau wibawa, baik dalam rumah tangga, dalam masyarakat sekitar kita, maupun dalam lingkungan tempat kita bekerja. Bila kita telah kehilangan wibawa, kharisma telah lenyap, dan keteladanan sudah tidak ada, akibatnya apa yang kita sampaikan cuma di dengar oleh telinga saja, sedangkan hati mereka tidak menerimanya, ucapan kita hanya melintas di telinga mereka karena yang kita sampaikan pun sebatas ucapan saja. Karena itu kita harus mampu mencontoh Rasulullah Saw di dalam segala aspek kehidupan kita ini. Beliau adalah orang yang paling mulia, yang patut kita teladani di muka bumi ini, karena sesungguhnya dalam diri Rasulullah telah menyatu antara apa yang Beliau ucapkan dengan apa yang Beliau lakukan. Beliau memang sangat patut kita jadikan suri teladan yang terbaik di muka bumi ini. Allah Swt berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 21-22 yang artinya : “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka Berkata : "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita". dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan”. (Qs. Al-Ahzab : 21-22).

Pada ayat di atas Allah Swt menyatakan bahwa kehadiran Nabi Muhammad Saw di muka bumi ini adalah untuk meluruskan umat manusia agar selalu berlaku baik kepada Yang Maha Pencipta, yaitu Allah Swt, berlaku baik kepada sesama manusia dan berlaku baik terhadap semua makhluk ciptaan Allah lainnya yang tersebar di muka bumi ini, sehingga dengan kehadiran Rasulullah umat manusia ini didalam hidupnya selalu di warnai dengan budi pekerti yang luhur atau moral agama yang berdasarkan wahyu Allah, yaitu Al-Qur`an yang telah  disampaikan kepada Beliau. Dengan demikian kehadiran Nabi Muhammad Saw adalah benar-benar suatu rahmat tersendiri bagi kehidupan makhluk apapun di muka bumi ini, khususnya manusia karena Beliau telah membawa perubahan di dalam segi kehidupan manusia menuju kepada kebaikan yang di ridhai oleh Allah swt.

Dalam Islam, makna kasih sayang itu adalah hal yang universal. Hal ini berkaitan dengan sifat rahman dan Rahim Tuhan kepada hamba-Nya. Setiap umat Islam tidak harus menjadikan hari, minggu, bulan atau tahun dalam merayakan kasih sayang. Setiap saat kita bisa memberikan kasih sayang tersebut kepada semua makhluk tuhan di muka bumi ini.

Kehidupan yang paling ideal pada masa kini dan yang akan datang ialah jika kekuatan iman dan taqwa, yang dilandasi dengan akhlak yang baik dalam pribadi manusia dan masyarakatnya akan mampu menjadi pengendali, penyeleksi, dan penyaring (filter) dari segala unsur kemajuan yang datang dari luar maupun dalam negeri sendiri yang nantinya dapat merusak mental dan moral masyarakat, terlebih lagi generasi-generasi muda kita.
Oleh karena itu, perilaku kehidupan manusia dalam berbagai aspek pada umumnya didasari oleh nilai-nilai atau norma yang dianutnya, baik itu agama ataupun nilai budaya. Sepanjang perjalanan waktu, sesuai dengan ciri kehidupan, sangat mungkin terjadi perubahan-perubahan atau pergeseran nilai yang bisa saja memacu kepada kemajuan maupun menarik kepada kemunduran sikap dan tingkah laku. Juga telah terjadi pergeseran nilai-nilai dan dirasakan oleh banyak orang. Apa yang terjadi waktu dulu sudah berbeda dengan saat, misalnya hubungan anak dengan orang tua saja. Dahulu anak sangat hormat pada orang tua, merasa segan bahkan takut mendekat kepadanya. Apa yang dikatakan orang tua diikuti dan dipatuhi. Sekarang sudah tidak begitu lagi, banyak anak sekarang sudah tidak sopan santun lagi, berani kepada orang tua.
Faktor penggerak yang paling kuat mempengaruhi nilai tersebut adalah adanya pengaruh dari luar yang dibawa oleh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi modern. IPTEK modern mendatangkan barang-barang kebutuhan hidup yang dulu tidak ada. Kita tidak mengingkari bahwa kemajuan iptek modern memberikan dampak pergeseran nilai positif memang ada, tetapi yang negatif bertebaran dimana-mana dan sulit untuk membendungnya. Karena itu mari kita lihat kembali sosok teladan kita, panutan manusia, rahmat semesta alam yaitu Rasulullah Saw, akhlak atau etika yang telah diajarkan Beliau kepada kita harus kita amalkan. Kita sekarang sudah jauh melenceng dari ajaran Beliau, yaitu Al-Qur`an dan Hadits, sehingga dalam kehidupan modern sekarang ini kita dengan mudahnya terbawa arus negatif dari globalisasi dengan mengabaikan nilai-nilai agama. Hubungan anak dengan orang tua, hubungan bersaudara, berteman, dan bermasyarakat kini menjadi renggang. Pertikaian, pembunuhan, perampokan dan tindakan sadis lainnya sering kita dengar, sehingga rasa kasih sayang kita mulai lenyap. Rasulullah Saw telah mengajarkan kepada kita agar selalu berkasih sayang kepada siapapun dan apapun di muka bumi ini, kita harus bisa meneladaninya dan menjadi seorang penebar kasih sayang seperti Beliau.
Dalam hadis lain Nabi SAW bersabda: "Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam hal kecintaan, kasih-sayang dan belas kasihan sesama mereka, laksana satu tubuh. Apabila sakit satu anggota dari tubuh tersebut maka akan menjalarlah kesakitan itu pada semua anggota tubuh itu dengan menimbulkan insomnia (tidak boleh tidur) dan demam (panas dingin)." (HR. Muslim).
Bahkan dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Baihaqi melalui Anas ra. Nabi SAW bersabda : "Tidak akan masuk syurga kecuali orang yang penyayang."
Jadi jelas bahwa yang masuk surga itu hanyalah orang-orang yang mempunyai rasa kasih sayang yang tanpa dibayangi dengan niat-niat jahat.
Makna kasih sayang tidaklah berujung, sedangkan rasa kasih sayang adalah sebuah fitrah yang mesti direalisasikan terhadap sesama manusia sepanjang kehidupan di dunia ini ada. Ini berarti bahwa Islam tidak mengenal waktu, jarak dan tempat akan sebuah kasih sayang baik terhadap teman, sahabat, kerabat, dan keluarganya sendiri. Karena itu tidak layak orang Islam ikut-ikutan menjadikan Valentine Day sebagai hari kasih sayang.
Islam adalah agama kasih sayang. Rasululullah Saw sebagai suri tauladan umat di muka bumi ini telah mengajarkan kepada kita bagaimana menjalankan kasih sayang itu kepada sesama manusia. Di lihat dari segi pandangan Islam, umat manusia yang dibudayakan melalui ajaran agama yang penuh dengan nilai-nilai etik dan moral, perubahan sosial beserta nilai-nilainya adalah merupakan misi sentralnya agama. Agama Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw adalah untuk mengubah pandangan dan prilaku hidup manusia yang telah menyimpang dari garis-garis normatif dan aqidah yang bersumber keimanan kepada Allah Swt. Perubahan sikap dan pandangan hidup demikian menjadi sumber kekuatan mental untuk membebaskan diri dari kebodohan, kemiskinan lahiriah dan batiniyah, serta keterbelakangan kehidupan mental dan fisik materiil.


#Mari Sebarkan Kebaikan#
Paringin, 12 Februari 2019

Popular